Beberapa hari yang lalu, UEFA mengumumkan Luka Modric sebagai pemain terbaik Eropa 2018. Modric sendiri berhasil mengalahkan Cristiano Ronaldo, dan Mohamed Salah dalam perebutan penghargaan ini. Namun, diluar itu, nama Messi pun tidak masuk kedalam 3 besar kandidat peraih gelar dari UEFA ini, meski musim lalu dirinya tampil konsisten dengan menjadi top skor Liga Spanyol dan membawa Barcelona menjadi juara La Liga.
Bukan hanya itu saja, Ronaldo yang musim lalu bermain bersama Modric di Real Madrid juga prestasinya tidak kalah mentereng. Kembali menjadi top skor Liga Champions dan membawa El Real meraih hattrick UCL juga gagal meraih gelar tersebut. Lalu, apakah ini akhir dari dominasi mereka berdua, atau yang lebih buruk ini adalah akhir era kejayaan mereka di dunia sepakbola?
Modric sendiri menjadi pemain yang berhasil mematahkan dominasi Messi-Ronaldo dalam peraih gelar pemain terbaik Eropa setelah dua pemain terbaik tersebut meraihnya sejak 2013 lalu. Sebelum itu, ada nama Andres Iniesta yang menjadi pemain terbaik Eropa setelah membawa Spanyol menjadi kampiun Euro pada 2012 lalu.
Berbicara mengenai apakah ini akhir dari kejayaan Messi dan Ronaldo, mungkin ini masih terlalu dini untuk dibicarakan. Pada saat Iniesta meraih gelar yang sama dengan Modric, keduanya tetap tampil garang bersama timnya. Bahkan Messi sendiri berhasil meraih gelar Ballon D’Or pada tahun yang sama. Sementara itu, Ronaldo mampu mencatatkan banyak gol bersama Real Madrid dan membuat timnas Portugal mencapai semifinal Euro 2012.
Namun, kali ini situasinya mungkin sudah jauh berbeda. Setiap harinya, sepakbola terus menunjukkan perubahan. Saat ini, sudah muncul berbagai pemain yang mulai menunjukkan dirinya layak menjadi pemain terbaik dunia selain mereka. Diantaranya adalah Neymar, Mbappe, Antoine Griezmann, dan Eden Hazard. Para pemain tersebut mulai menunjukkan dirinya layak menjadi pemain terbaik dunia setelah mereka berdua.
Hal yang membuat kali ini merupakan akhir dominasi Messi-Ronaldo adalah karena mereka berdua telah dimakan oleh usia. Ronaldo saat ini sudah menginjak usia 33 tahun. Sementara Messi sudah mencapai 30 tahun. Itu artinya, keduanya sudah mulai menunjukkan adanya penurunan performa, baik secara fisik dan kecepatan.
Musim lalu, Ronaldo sempat menjadi buah bibir pecinta sepakbola karena dirinya tidak dapat tampil setajam biasanya. Sampai pertengahan musim lalu, Ronaldo hanya mencatatkan 12 gol dari total 23 pertandingan. Hal itupun berpengaruh pada performa Real Madrid yang akhirnya terseok-seok di peringkat 4 hingga akhir tahun 2017 kemarin.
Meskipun secara performa, Messi masih konsisten dengan mampu mencatatkan berbagai kontribusi melalui gol dan assistnya bersama Barcelona, namun secara kecepatan, Messi mulai tidak secepat beberapa tahun kebelakang. Dimana, dirinya mampu melewati pengawalan 3 pemain, bahkan lebih dengan gocekan-gocekan khasnya. Bahkan, beberapa musim kebelakang, pergerakan Messi ini mulai dipelajari oleh beberapa pelatih agar pemain-pemainnya mampu meredam pergerakan Messi dan timnya. Dan, hasilnya kerap kali berhasil. Pergerakan Messi ini mulai dibaca dan diantisipasi oleh tim-tim yang menghadapi Messi.
Rivalitas antara Messi dan Ronaldo ini memang tidak bisa kita kesampingkan. Sejak Ricardo Kaka meraih Ballon D’Or 2007, keduanya terus mendominasi pemenang gelar yang sama hingga 2017 kemarin. Dengan usia yang telah menginjak kepala tiga, apakah ini saatnya Messi-Ronaldo untuk ’memberikan’ tonggak gelar pemain terbaik pada pemain lain?Ataukah musim ini mereka masih menunjukkan diri mereka kalau mereka belum habis?Patut ditunggu seperti apa reaksi mereka dalam menanggapi hal ini.
