Manchester United lagi-lagi menunjukkan keperkasaannya sebagai tim besar Inggris. Menghadapi Juventus di Turin, Italia, United sempat tertinggal 1-0 dari gol sang mantan pemain, Cristiano Ronaldo, namun mereka melakukan ‘epic’ comeback dengan menciptakan 2 gol di 5 menit penghujung laga melalui Mata dan gol bunuh diri Alex Sandro.
Sejatinya, Juventus hanya butuh satu kemenangan lagi untuk memastikan tiket lolos ke 16 besar langsung sebagai juara grup. Apalagi bila mereka menang disini, maka jarak poin mereka dengan posisi ke 2 paling sedikit yaitu 7 poin dari 2 pertandingan sisa. Namun, United mampu membuat persaingan Grup H kembali memanas dan membuka jalan bagi pesaing lainnya, Valencia untuk ikut bersaing menuju 16 besar. Lalu, apa kunci epic comeback Manchester United?
Sejak awal pertandingan, memang tidak akan ada yang terkaget karena Juventus mendominasi laga sejak menit awal. Berbekal sebagai tuan rumah dan kepercayaan diri tinggi karena belum terkalahkan di seluruh kompetisi, mereka mampu menguasai penguasaan bola sepanjang pertandingan. Skema 4-3-3 dengan menaruh Ronaldo sebagai penyerang tunggal dan disupport oleh Cuadrado di sayap menjadi kolaborasi yang merepotkan pertahanan United yang dipaksa bertahan dengan skema 4-2-3-1 dengan menaruh Alexis sebagai false nine.
Namun United tidak bertahan tanpa memberikan tekanan, United menanggapi strategi ini dengan melakukan man-to-man marking terhadap Ronaldo dan Khedira, sehingga dua pemain ini sedikit kesulitan untuk menjadi pemecah kebuntuan Juventus. Meski begitu, Juventus juga memiliki berbagai cara untuk memecahkan masalah ini. Keberadaan Dybala di pertandingan ini jelas berpengaruh. Bermain sebagai pemain no.10, dirinya bisa bergerak bebas dibelakang Ronaldo maupun Khedira yang merangsek kedepan untuk menyongsong umpan silang.
Pergerakan Dybala beberapa kali mampu membuat United kebingungan untuk melakukan tekanan, sehingga beberapa kali Ronaldo dan Khedira punya celah untuk melakukan shooting. Memainkan false nine disini sebenarnya baik bagi United. Mengapa?Karena dengan false nine seharusnya mereka mampu memutus aliran serangan yang dibangun langsung dari pertahanan Juventus. Namun, berkali-kali Alexis Sanchez seperti tidak memainkan peran tersebut.
Tidak hanya melakukan tekanan, karena postur tubuh yang tidak menjulang, Alexis pastinya akan kesulitan untuk memenangkan duel dengan bek sekelas Bonucci dan Chiellini yang punya postur tubuh yang kuat untuk menghadapi bola mati. Namun karena berbekal kecepatan, membuat Alexis dipilih untuk menjadi pemain pertama United untuk melakukan serangan balik cepat ketika mereka mendapatkan bola. Namun, United kebingungan ketika mencari pemain yang akan membuat gol di lini depan karena mereka tidak memiliki target man disini.
Memasuki babak kedua, Juventus tetap menguasai permainan. Jumlah peluang kembali bertambah dan menjadi lebih berbahaya karena beberapa kali terarah kepada De Gea. Namun, keberuntungan masih berpihak pada United. Barulah Ronaldo mencetak gol di menit 65. Seperti yang dibahas sebelumnya, kalau Alexis seperti tidak bermain seperti false nine untuk memutus alur serangan dari belakang, gol pertama ini adalah buktinya.
Bonucci berdiri tanpa tekanan di daerah pertahanan United. Tidak hanya itu, posisi Alexis dan Pogba yang terlalu jauh dari Bonucci memberikan peluang bagi Bonucci untuk mengecek pemain yang meminta bola. Dan Bonucci melihat Ronaldo meminta bola. Pada kondisi ini memang menyulitkan bagi seorang Lindelof untuk menutup ruang gerak Ronaldo, mengapa?Karena dirinya juga harus mengecek arah bola yang dilepas oleh Bonucci sehingga dirinya juga tidak bisa mengecek Ronaldo disaat bersamaan.
Setelah gol tersebut, Mourinho menurunkan Juan Mata dan Fellaini untuk menambah daya dobrak mereka. Bila dicermati dari pertandingan United sebelumnya, mereka cenderung akan menumpuk pemain di kotak penalty untuk menyambut umpan silang. Hal itu dilakukan agar para pemain Juventus ikut masuk ke kotak penalty untuk mengawal mereka dan menyisakan celah di sisi sayap mereka.
United seringkali mendapatkan gol dari situasi seperti ini setelah tertinggal. Seperti yang digambarkan, baik Mata, Rashford, Fellaini dan Martial sama-sama berada di kotak penalty untuk memberikan tekanan terhadap pertahanan Juventus. Bahkan pada gambar diatas, 8 pemain Juventus harus ada dikotak penalty karena situasi ini. Perhatikan posisi Ashley Young yang bebas tanpa pengawalan karena para pemain Juventus merapatkan posisi mereka agar tidak terjadi kemelut didepan gawang mereka.
Situasi inilah yang United manfaatkan untuk melakukan epic comeback. Juventus melakukan 2 pelanggaran di daerah dekat kotak penalty mereka, dan 2 pelanggaran inilah yang membuat United mampu melakukan epic comeback dan mencuri 3 poin di Turin. Sebuah laga yang sangat luar biasa bagi United. Dan lagi-lagi Mourinho menunjukkan kelasnya bersama United sebagai pelatih top Eropa.
Dari pertandingan ini bisa disimpulkan kalau permainan Juventus sebenarnya sudah cukup baik karena mereka mampu mendominasi permainan dan menciptakan banyak peluang. Sayangnya mereka melakukan 2 kesalahan, yaitu lemahnya penyelesaian akhir dan melakukan pelanggaran yang tidak perlu. Meski menang, namun lagi-lagi peran false nine disini sangat minim sekali, karena tidak membuat Juventus kesulitan dalam membangun serangan mereka.