Meski Didera Sakit, Kecintaan Ibu Ani pada Indonesia Tak Kunjung Padam

Indonesia beruntung memiliki puteri bangsa bernama Ani Yudhoyono. Ibu Ani adalah seorang yang sangat tegar dan tabah. Meskipun Ibu Ani sedang berjuang melawan sakit kanker darah, kecintaannya kepada bangsa Indonesia tidak pernah padam.

Bahkan kepada sang putera, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ibu Ani dengan tabah dan tegar meminta AHY agar tidak terlalu mencurahkan waktunya untuk menemani dirinya yang sedang menjalani perawatan. Ibu Ani justru meminta AHY untuk tidak meninggalkan tugas-tugasnya di tanah air, terus menyapa dan berjuang bagi masyarakat Indonesia.

Tidak semua orang bisa bersikap setulus dan setegas Ibu Ani, termasuk diri saya sendiri. Hanya seorang yang memiliki karakter kuat yang bisa bertindak begitu karena lumrahnya seseorang yang sedang berjuang melawan sakit pasti ingin ditemani keluarga tercintanya.

Tapi rupanya kecintaan Ibu Ani jauh lebih besar daripada keinginan tersebut. Ibu Ani sadar kalau keberadaan kedua puteranya, AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) diperlukan di Indonesia. Kedua puteranya memiliki amanah sebagai dua ksatria yang berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Karakter Ibu Ani ini jelas menurun dari ketegaran sang ayah, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. Juga terbentuk dari 42 tahun lamanya Ibu Ani Yudhoyono mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merentas pasang-surut kehidupan, melintasi jalan yang kerap kali penuh rintangan.

Tapi Ibu Ani yang saya kenal bukan sekadar puteri Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo atau istri SBY, Ibu Ani lebih dari itu. Ketika menjadi Ibu Negara, Ibu Ani punya seabrek kegiatan sendiri, utamanya kegiatan-kegiatan sosial bertemakan pemberdayaan perempuan Indonesia. Bersama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Ibu Ani terjun langsung membantu masyarakat, terutama kaum perempuan dan anak-anak yang kurang beruntung. Ada banyak program yang dicanangkan Ibu Ani, seperti: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, dan Indonesia Peduli.

Saya tahu benar betapa besar usaha Ibu Ani untuk memajukan pendidikan, terutama bagi perempuan di Indonesia. Atas dedikasi ini Ibu Ani Yudhoyono menerima penghargaan kehormatan “Tokoh Pemberdayaan Perempuan dalam bidang Pendidikan” dari L’Oreal-UNESCO For Women in Science, pada tahun 2013.

Untuk mendorong serta mengembangkan UKM dan Kredit Mikro Indonesia melalui program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASSA)) dan Indonesia Kreatif. Atas komitmen ini, Ibu Ani mendapat penghargaan berupa Pin Emas dari M. Yunus, seorang penerima Nobel Perdamaian tahun 2006 dan pendiri Grameen Bank, Bangladesh.

Di bidang pelestarian lingkungan, Ibu Ani juga ambil bagian. Berawal dari kebersamaan 7 Organisasi perempuan yaitu: SIKIB, Tim Penggerak PKK, KOWANI, Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, Dharma Pertiwi dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB) dibentuklah Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP). Gerakan ini menjadi inspirasi perempuan Indonesia untuk turut menjaga lingkungan. Dedikasi ini yang kemudian membuat Ibu Ani dianugerahi Certificate of Global Leadership dari The United Nations Environment Program (UNEP). Saya yakin masih banyak deretan penghargaan yang Ibu Ani terima yang luput dari pengetahuan saya.

Jadi wajar saja bila saya, anda, kita semua turut sedih atas musibah yang mendera Ibu Ani. Banjir ucapan dan doa dari rakyat Indonesia tercurah untuk kesembuhan Ibu Ani.  Semoga Ibu Ani lekas sehat kembali dan dapat kembali pulih seperti sedia kala. Saya yakin dan percaya selalu ada mukjizat kuasa Tuhan, bahwa Tuhan akan selalu memberikan rahmatnya kepada orang-orang baik.