Microsoft menemukan malware yang menyerang komputer baru yang dibeli dari beragam kota di Cina. Raksasa teknologi itu saat ini tengah melakukan investigasi ke dalam keamanan rantai distribusi hingga dapat tersebar ke komputer-komputer baru tersebut. Penemuan Microsoft menggiring para peneliti kepada sebuah botnet yang disebut Nitol. Berdasarkan penemuan itu, pengadilan memerintahan perusahaan melakukan pengukuran teknis untuk menghancurkan botnet itu.
Upaya tersebut telah mulai dilakukan sejak bulan Agustus 2011 lalu dan disebut sebagai Operation b70. Proses itu dilakukan untuk melihat apakah ada beragam jasa yang mengklaim bahwa software atau malware palsu telah ter-install dalam komputer oleh para supplier sebelum piranti tersebut masuk ke dalam retail-retail di China. Untuk melakukan hal itu, Microsoft menugaskan pegawainya untuk membeli sekitar 10 laptop dan 10 desktop komputer melalui toko komputer di Cina.
"Kami pergi ke dalam apa yang mereka sebut sebagai "PC Malls." Kami ingin mendapatkan contoh dari apa yang rata-rata konsumen di Cina akan dapatkan," ujar asisten penasihat umum Microsoft Digital Crimes Unit, Richard Boscovich. Boscovich sendiri mengaku begitu kaget betapa cepatanya kami dapat menemukan sesuatu yang telah menjadi kecurigaannya.
Para peneliti dari Microsoft tersebut telah menemukan bahwa 4 dari 20 komputer yang berisi marlware, masuk dan menyebar melalui USB flash. Setelah satu komputer terinfeksi virus Nitol, maka mereka dapat memanfaatkannya menjadi bagian dari botnet untuk mengirim spam ataupun melakukan penyerangan website. [MS]
