Maurice pertama kita kenal saat dirinya muncul di televisi dalam acara Big Brother Indonesia, hampir setiap hari wajah gadis kelahiran 5 Maret 1985 ini bisa kita lihat di acara Reality Show tersebut. Dengan keikutsertaannya menjadi Housemates (peserta Big Brother) dalam acara tersebut, tentu Maurice Big Brother sempat merasakan bagaimana dirinya diisolasi dari dunia luar dan tidak menggunakan gadget selama berminggu-minggu, bagaimana rasanya?
Saat ditanya Plimbi, Maurice Big Brother ini mengaku ikut Big Brother Indonesia karena memang dirinya sangat menyukai tantangan. Selain itu, alumni PAAP Unpad ini ingin sekali mendirikan yayasan untuk anak yatim piatu dan anak jalanan. Maurice Big Brother sepertinya tahu benar dengan resiko keikutsertaannya dalam acara Big Brother ini hingga membuat dirinya tidak masalah jika diharuskan hidup tanpa gadget dan terisolasi komunikasi dari dunia luar.
"Saya tidak terlalu bermasalah ketika diharuskan hidup tanpa gadget, karena itu konsekuensi yang harus saya jalani," ungkap gadis yang kini terjun ke dunia entertainment ini, namun tetap aktif di salah satu yayasan sosial.
Maurice Big Brother menceritakan bahwa dirinya tidak termasuk tipe orang yang menggantungkan diri pada gadget, Maurice kesehariannya tidak terlalu sering untuk memakai handphone. Maurice mengaku handphone-nya tersebut lebih banyak dia gunakan untuk berkirim SMS saja. "Waktu dulu sih dalam sebulan bisa habis Rp 25.000, " cerita pemilik nama asli Maurice Belentina Tobing ini.
Maurice mengingat bahwa dia pertama kali memegang handphone saat kelas 3 SMA, dirinya waktu itu memiliki handphone Siemens C35 dan sekarang Maurice rupanya menjadi pengguna produk RIM, yakni BlackBerry. "Handphone Siemens C35 itu saya beli dari hasil ngumpulin uang jajan, lho," cerita gadis yang pernah digosipkan menjalin cinta lokasi dengan sesama peserta Big Brother Indonesia ini.
Selama itu pula, Maurice Big Brother menjadi pelanggan setia operator Telkomsel dan XL. Belum pernah dia merasakan keluhan yang negatif dengan gadget yang dia miliki sekarang. "Hanya saja untuk operator tersebut terkadang susah akses telepon saat jam-jam sibuk," keluhnya. [HJ]
