Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian terpenting bahkan tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk anak-anak. Dari sekedar hanya berbagi momen seperti foto, video, hingga mencari informasi yang ada di media sosial dari dulu hingga informasi terbaru, media sosial mempunyai berbagau manfaat yang banyak bagi kehidupan sehari-hari. Namun, di balik semua manfaat tersebut terdapat risiko yang perlu diwaspadai oleh orang dewasa atau orang tua, terutama bagi anak-anak yang masih dalah tahap perkembangan dan pengawasan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua atau orang tua untuk terus membimbing anak-anak dalam menggunakan media sosial dengan bijak.
Pertama-tama, mari kita bahas tentang privasi kepada anak-anak. Anak-anak kita harus tahu bahwa tidak semua hal bisa sembarang dibagikan di media sosial karena privasi itu sangat penting untuk menjaga informasi pribadi kita agar tidak bocor dan tidak disalahgunakan oleh orang lain. Ajari mereka untuk tidak sembarangan memberikan informasi pribadi seperti alamat rumah tinggal, nomor telepon, atau nama sekolah. Selain itu, penting juga untuk mengingatkan mereka agar tidak mudah mempercayai orang yang baru kenal di sosial media atau memberi tahu anak untuk tidak mudah menerima permintaan pertemanan dari orang asing dan selalu ingatkan anak-anak bahwa tidak semua orang yang kita temui di internet bisa dipercaya maka dari itu cukup sewajarnya saja dan tetap menjaga batasan.
Selanjutnya, mari kita bahas tentang bahaya cyberbullying. Media sosial memang tempat yang menyenangkan bagi kaum kita semua termasuk anak-anak juga, tapi sayangnya ada saja orang-orang yang suka menyakiti perasaan orang lain dengan cara membully di media sosial seperti cyberbullying. Maka dari itu ajari anak-anak kita untuk mengenali apa itu cyberbullying. Apa si cyberbullying itu? cyberbullying adalah tindakan intimidasi, penghinaan, atau pelecehan yang dilakukan melalui media digital seperti media sosial, pesan teks, email, video, gambar atau platform digital lainnya. Jenis bullying ini bisa berperilaku seperti mengirim pesan kebencian, menyebarkan rumor-rumor palsu, memposting konten yang mempermalukan, menyebarkan fitnah, atau mengancam seseorang secara online. Nahh bagi orang dewasa atau pun orang tua tugas kita untuk memberi tahu mereka bahwa mereka bisa selalu bercerita kepada kita kapan saja jika mengalami atau melihat tindakan bullying di media sosial lalu ingatkan selalu bahwa mereka tidak sendirian dan selalu ada orang yang bisa membantu mereka.
Lalu, sebagai orang dewasa atau orang tua penting sekali untuk mengelola waktu anak dalam bermain sosial media agar tidak kecanduan berlebihan terhadap media sosial. Terkadang anak suka terlalu asyik bermain hp sehingga bisa lupa dengan pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, tidur tidak teratur. Jika bisa buatlah jadwal bermain hp untuk anak-anak agar belajar, bermain, istirahat bisa teratur dan seimbang.
Media sosial bisa jadi tempat untuk anak-anak kita berkreativitas maka suruh anak-anak untuk mengikuti sosial media tentang edukasi bisa berbentuk tampilan yang menarik seperti animasi, film kartun yang bermanfaat, konten-konten yang menginspirasi anak-anak, lalu ajak anak-anak untuk berkarya bisa mulai dari gambar, video maupun tulisan.
Jangan lupa sebagai peran orang tua untuk selalu berkomunikasi dengan anak-anak. Selalu tanya apa yang mereka lakukan pada saat bermain hp sambil di awasi, tanya kepada anak tentang teman-temannya, apa kesukaan anak kita, apa yang mereka pelajari di sekolah maupun dari media sosial. Selalu dekat kan diri kira sebagai orang tua kepada anak-anak agar anak kita tidak selalu bergantung kepada hp dan tidak kecanduan bermain hp. Jika anak terlalu berlebihan dapat menyebabkan kebiasaan buruk yang susah untuk dicegah karena sudah kebiasaan.
Terakhir, mari kita ajari etika tentang bersosial media. Ajari anak-anak kita untuk selalu sopan terhadap tindakan maupun ketikan, menghormati selalu terhadap orang bukan berarti segala sesuatu jika diminta harus dituruti bukan. Tetapi privasi pun harus tetap di jaga, jangan mudah percaya terhadap berita-berita yang ada di media sosial karena bisa jadi itu sesat dan berdampak bagi anak, ajari anak-anak agar tidak menyebarkan berita bohong atau tidak menyebarkan konten yang tidak bermanfaat, ajari agar selalu berhati-hati memposting apapun itu agar tidak berdampak besar bagi anak-anak maupun orang lain.
