Berdasarkan sisi elevasi kota dan kabupaten di Bandung yang sangat tinggi disertai dengan ketersediaan daerah bergunung yang cukup besar membentang di wilayah Bandung dan sekitarnya maka kota dan kabupaten Bandung cenderung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang rata-rata basah, lembab dan sejuk sehingga suhu yang tercatat di Bandung adalah sekitar 23,5° Celcius beserta curah hujan rata-rata tercatat sekitar 200 mm. Dari letak geografis dan topografi wilayahnya ini tidak mengherankan jika kawasan kota dan kabupaten Bandung menjadi daerah langganan banjir setiap musim penghujan tiba.
Berdasarkan data-data ilmu klimatologi dan meteorologi dari hasil pengamatan MBKG, selama tahun 2017 hingga 2018, wilayah Bandung dan sekitarnya mengalami dua kali puncak curah hujan yang tinggi yaitu pada bulan November 2017 dan Maret 2018. Adapun penyebab banjir di bandung baik itu dalam area kota dan skabupaten serta sekitarnya bisa dibedakan menjadi dua sebab yaitu secara klimatologis dan ekologis-humanis.
Â
Penyebab Banjir Dari Sisi Klimatologis
Â
Secara klimatologis, banjir yang melanda sejumlah kawasan di wilayah Bandung dan sekitarnya erat hubungannya dengan adanya sejumlah perubahan yang terjadi pada beberapa unsur klimatologi yang terjadi dan berimbas pada wilayah Bandung dan sekitarnya. Unsur-unsur klimatologis ini meliputi beberapa hal antara lain sebagai berikut :
Â
- Adanya pengaruh La Nina di Samudera Pasifik. Akselerasi arus La Nina yang melemah di seputaran kawasan Samudera Pasifik akan menghasilkan curah hujan yang sangat tinggi dimana hal ini menyebabkan bertambahnya kadar uap air di wilayah Bandung dan sekitarnya.
- Adanya kenaikan suhu muka permukaan air laut di Laut Jawa. Naiknya suhu permukaan air laut di bagian utara Jawa Barat tepatnya di sepanjang pesisir Laut Jawa akan menjadikan air laut semakin hangat dan inilah yang mengakibatkan intensitas volume uap air yang terjadi semakin tajam sebagai akibat adanya penguapan yang semakin banyak dan menghasilkan pembentukan awan tebal yang di dalamnya mengandung debit curah hujan yang semakin banyak.
Â
Penyebab Banjir Dari Faktor Ekologis-Humanis
Â
Adanya eksploitasi kawasan Bandung utara menjadikan semakin tingginya pertumbuhan dan pengembangan wilayah yang mencakup kawasan Bandung utara diindikasikan dengan meningkatnya alih fungsi lahan di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Mangaalayang, Kota Bandung dan Cimahi yang menyebabkan sejumlah dampak ekologis bisa saja terjadi yaitu kritisnya lahan di wilayah kerja perhutani dan hutan rakyat sebagai akibat penebangan pohon yang tidak mengindahkan tata kelola yang baik dan adanya pendangkalan aliran sungai di beberapa anak sungai. Adanya eksploitasi ini menyebabkan kawasan Bandung bagian selatan paling parah yang terdampak adanya banjir sepanjang bulan Maret 2018.
Â
Faktor yang kedua adalah adanya pembangunan darinase yang tidak memenuhi standar. Darinase yang buruk ini sebagai akibat karena adanya pendangkalan saluran akibat lumpur, kotoran atau sampah yang menumpuk dan struktur drainase yang tidak bisa menampung debit aliran air pada waktu terjadinya hujan yang sangat deras.
Â
Faktor yang ketiga adalah kesadaran masyarakat sekitar aliran sungai dan saluran pembuangan air yang masih rendah terhadap bahaya banjir bandang.
Â
Nah dari penyebab banjir di Bandung sepanjang bulan Maret 2018 tersebut di atas tentu saja menimbulkan kerugian besar dan kerusakan secara material dan immaterial serta menimbulkan banyak korban jiwa seperti hilang terbawa arus banjir dan luka-luka. Juga sejumlah mobil dan motor rusak akibat terseret arus banjir atau tergenag air hujan dan lumpur, terendamnya sejumlah rumah atau bangunan publik lainnya akibat terjangan banjir dan luapan air yang tidak kunjung surut, hilang atau matinya hewan ternak dan piaraan, dan terganggunya aktifitas dan rutinitas warga Bandung selama terjadinya banjir.
Â
Semoga bermanfaat.
Â
ÂÂ