Tips dari Pemerintah untuk Menanggulangi Bencana Alam Berupa Banjir

Indonesia adalah merupakan salah satu negara kepulauan yang di dalamnya mempunyai sejumlah aliran sungai dari skala kecil hingga besar. Aliran sungai yang ada dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di sepanjang tahun namun juga bisa mengalir sepanjang musim tanpa terpengaruh oleh cuaca dan musim yang terjadi. Secara data statistik, aliran sungai induk yang tersebar di wilayah Indonesia mencapai angka 5.600 sungai dan mempunyai sejumlah aliran anak sungai yang tak terhitung banyaknya di masing-masing propinsi di Indonesia. Dari sejumlah aliran sungai yang tercatat diperkirakan menjadi aliran sungai yang rentan terhadap terjadinya bahaya kebanjiran karena sejumlah faktor yang terjadi di setiap daerah aliran sungai tersebut. Berdasarkan kondisi yang muncul di setiap wilayah di Indonesia saat ini, beberapa cara menanggulangi banjir oleh pemerintah Indonesia telah diupayakan untuk dilaksanakan setiap tahunnya.

 

Proses terjadinya banjir sendiri tidak berlangsung seketika, namun merupakan akumulasi dari sejumlah faktor-faktor yang ada di sekitar lokasi terjadinya banjir tersebut yang menjadi imbas dari kondisi iklim global. Kemungkinan terjadinya banjir akan selalu terjadi sepanjang tahunnya karena berhubungan dengan perubahan dan pengembangan tata ruang dan wilayah suatu kawasan. Untuk itu, faktor-faktor penyebab terjadinya banjir bisa dianilisa dari berbagai sudut pandang. Diantara beberapa faktor penyebabnya bisa diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti yang kami jelaskan tersebut di bawah ini :

 

• Aktifitas manusia dalam pemanfaatan lahan dan aliran sungai untuk pengembangan dan pembangunan wilayah kurang memperhatikan kondisi ekosistem sungai sehingga daerah aliran sungai mengalami perubahan yang drastis cenderung ke kondisi kritis.
• Adanya pengaruh perubahan iklim secara global dan pergerakan tata surya yang sifatnya dinamis sepanjang tahun diikuti dengan fenomena dan anomali alam yang terjadi di permukaan bumi. Ini akan ditunjukkan secara nyata dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan kenaikan suhu di permukaan bumi terutama di daerah kutub, dimana anomali cuaca ini bisa ditunjukkan melalui fenomena El Nino dan La Nina, curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, naiknya permukaan air laut, perubahan dan pergerakan arah angina yang sulit diprediksi dan timbulnya angina siklon.
• Usia bangunan dan buruknya sistem drainase merupakan penyebab terjadinya banjir karena infrastruktur yang sudah melewati masa guna dan sistem konstruksi yang kurang memprediksikan laju debit aliran sungai yang melebihi batas-batas normal sehingga bisa menyebabkan meluapnya aliran sungai dan merusak sistem infrastruktur seperti jembatan, waduk dan situ, serta saluran drainase yang ada.

 

Banjir perlu ditanggulangi. Caranya adalah seperti yang dilakukan oleh pemerintah melalui beberapa tahapan. Kegiatan ini melibatkan koordinasi semua pemegang saham di semua jajaran kementrian di pemerintah pusat, instansi terkait di lingkungan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Adapun tahapan tentang cara menanggulangi banjir tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut :

 

1/ Tahap antisipasi banjir

Pada tingkatan ini sejumlah upaya sudah dilakukan dengan melakukan koordinasi para pihak terkait di pemerintahan pusat dan daerah serta melibatkan unsur POLRI / TNI dalam hal sebagai berikut :

 

• Membuat dan memprediksi peta rawan bencana.
• Pemeliharaan, perbaikan dan normalisasi aliran sungai, daerah tampungan air dan drainase beserta fasilitas penunjang lainnya.
• Perumusan kebijakan dan peraturan penerbitan daerah aliran sungai dan tata ruang serta wilayah.
• Memproyeksikan peta daerah genangan banjir.
• Melakukan sosialisasi dan pelatihan prosedur pencegahan, penanggulangan dan penanganan banjir.
• Menegakkan hokum terhadap semua pelanggaran peraturan hokum mengenai penggunaan lahan di sekitar daerah aliran sungai.
• Penyediaan logistik dan peralatan darurat bencana banjir untuk korban banjir.
• Penyuluhan ke daerah-daerah untuk pembuatan sumur resapan terutama di sekitar pemukiman rawan terdampak bencana banjir.
• Pembentukan satuan koordinasi lapangan pencegahan, penanggulangan dan penanganan banjir di masing-masing daerah.
• Peninjauan ulang proyeksi tata ruang dan wilayah di masing-masing kota / kabupaten dalam masing-masing propinsi secara terkoordinir dengan instansi terkait dari pemerintah pusat dan daerah serta melakukan perencanaan pembangunan instalasi penampungan air denga menggunakan peralatan modern.
• Penyusunan daerah atau fasilitas pengolahan limbah dan sampah terpadu, perencanaan reboisasi daerah perkotaan dan hulu di setiap bulannya dan pembentukan posko banjir di masing-masing RT/ RW pada daerah rawan banjir.

 

2/ Tahap selama bencana banjir

 

Beberapa tindakan yang dilakukan selama terjadinya bencana banjir adalah sebagai berikut :

 

• Pemberitahuan dini kepada warga masyarakat di sekitar aliran sungai yang mengalami kebanjiran dan prakiraan cuaca yang akan terjadi.
• Penempatan satuan tugas penanggulangan banjir di masing-masing titik banjir.
• Penyiapan sarana penanggulangan banjir dan fasilitas penunjang lainnya, mengevakuasi korban banjir ke lokasi evakuasi atau daerah-daerah yang aman, memberikan bantuan logistik, pelayanan kesehatan, pembuatan dapur umum dan pendirian tenda dan pendapatan lokasi dan jumlah korban banjir.

 

3/ Tahap pasca banjir

 

Kegiatan yang dilakukan setelah terjadinya banjir meliputi beberapa hal sebagai berikut : pendataan kerusakan bangunan, fasilitas publik, korban jiwa dan luka, perbaikan infrastruktur publik dan pemukiman yang terdampak selama banjir, pembersihan dan penataan daerah yang terdampak banjir dan pengajuan proporsal pendanaan untuk program pembangunan dan pemeliharaan kembali fasilitas-fasilitas penanggulangan banjir dan fasilitas penunjangnya.

 

Semoga bermanfaat.