5 Gadget dan Teknologi Inovatif yang Populer di Tahun 2015

Sebentar lagi tahun 2015 akan usai. Setidaknya begitu menurut kalender. Tahun ini bisa dibilang tahun yang cukup ramai dan semarak dengan kehadiran berbagai gadget dan teknologi yang menjadi populer.

Beberapa di antaranya sebenarnya bukan hal yang benar-benar baru. Namun begitu, setidaknya inovasi yang dibawa oleh gadget dan teknologi tersebut kini telah menjadi praktis dan layak untuk digunakan atau diproduksi untuk masal. Berikut ini adalah rangkuman 5 bentuk teknologi dan gadget yang populer di tahun 2015.

 

Kamera Drone

Gadget ini sedang tren. Di mana-mana para pencinta teknologi dan gadget membahasnya. Drone sejatinya disebut sebagai unmanned aerial vehicle atau UAV. Drone adalah pesawat udara tak berawak yang ukurannya variatif. Mulai dari yang besar dan mampu mengangkat beban lumayan berat sampai yang ukurannya miniatur dan bisa berkonversi menjadi gelang!

Bukan hanya para pehobi mainan rakitan—karena beberapa drone memang dijual sebagai kit yang bisa dirakit sendiri—para pehobi lain pun mulai membahas dan belajar menggunakan drone untuk keperluan lain. Pehobi fotografi dan sinematografi sekarang mulai aktif memanfaatkan bantuan drone untuk mengambil gambar-gambar yang sebelumnya sulit untuk dipotret dengan kamera dan tangan saja.

Selain untuk hobi, pesawat drone juga rupanya bisa menjadi ajang berprestasi dan mendapat penghasilan yang tidak sedikit. Baru-baru ini, Kompetisi Wismilak Diplomat Success Challenge (DSC) telah usai. Pemenang pertamanya adalah Irendra Radjawali yang mendesain drone dengan nama MATA.

Sebagai pemenang kompetisi tersebut, Irendra mendapatkan hibah sebesar 500 juta rupiah untuk mewujudkan ide bisnisnya. Cita-citanya adalah Indonesia memiliki industri drone sendiri. Tentu ini bisa menjadi inspirasi bahwa dari hobipun, seseorang bisa mendapatkan keuntungan dan kesuksesan jika hobi tersebut ditekuni dan diwujudkan ide-idenya.

 

Cloud Computing

Konsep cloud computing juga sebenarnya bukan hal yang baru. Toh, konsep cloud computing sendiri sebenarnya bukan konsep baru karena sudah dikenal dasar-dasarnya sejak dekade 1970-an.

Konsep cloud computing sebenarnya berasal dari konsep yang dijelaskan Hassan (2011) sebagai kegiatan komputasi yang membagi resource (dalam artian hardware), data, dan informasi suatu sistem komputer kepada beberapa pengguna sekaligus.

Akan tetapi, konsep cloud computing yang bermakna “menyimpan file dan data di dalam penyimpanan jaringan” adalah hal yang baru populer belakangan ini. Penyebabnya?

Mungkin salah satu faktornya karena semakin banyaknya layanan penyimpana file dan file hosting yang menawarkan layanannya baik gratisan maupun berbayar. Selain itu, kecepatan koneksi Internet rata-rata yang cukup meningkat juga mendorong semakin luasnya penggunaan konsep cloud computing.

Kini, anda bisa mengakses berbagai macam data dan file pribadi melalui berbagai perangkat, dari berbagai tempat, pada waktu kapan saja.

Bookmark peramban Google Chrome misalnya, bisa dibagikan ke dan di-update dari berbagai komputer yang Anda gunakan, termasuk ponsel.

File-file yang dikerjakan di Google Docs bisa diubah dan ditambahkan isinya secara kontributif oleh lebih dari satu pengguan. File yang dititipkan ke Dropbox pun demikian. Dan, masih banyak layanan lainnya yang bisa dimanfaatkan, baik gratis maupun dengan membayar biaya tertentu.

 

3D Printing

Sejak lama, printer yang digunakan oleh kebanyakan pengguna komputer hanya mampu mencetak grafis atau teks dalam media datar dan tipis seperti kertas atau karton.

Printer jenis lain seperti plotter atau printer sablon untuk kaos hanya dimiliki oleh segelintir orang atau perusahaan yang biasanya memang dimanfaatkan untuk keperluan bisnis. Maka, apalagi printer 3D yang tentunya masih asing di telinga (namanya) ataupun di mata (bentuknya) bagi sebagian orang.

Printer 3D adalah teknologi yang mulai populer sejak satu dekade lalu dan semakin populer pada 2015 ini. Pasalnya, pada 2015 mulai banyak printer 3D yang dijual secara komersil dan masal. Produk-produk printer 3D ini sifatnya lebih praktis dan simpel daripada printer-printer model sebelumnya.

 

Wearable Technology

Saya sendiri masih bingung harus menerjemahkan atau memandankan istilah wearable dengan kata atau istilah apa dalam bahasa Indonesia. Wearable berasal dari dua kata bahasa Inggris, wear ‘memakai’ atau ‘mengenakan’ dan sufiks able ‘mampu; dapat, bisa’.

Kalau diterjemahkan secara harafiah mungkin jadi bisa dipakai atau bisa dikenakan. Dengan begitu, kalau dipadukan dalam frasa wearable technology mungkin akan menjadi ‘teknologi yang bisa dikenakan’. Tapi harus diakui bahwa terjemahan ini dirasa masih canggung atau kagok untuk digunakan.

Wearable tehcnology pada dasarnya bentuk aplikasi teknologi canggih ke dalam benda-benda yang dapat dikenakan pada tubuh manusia sehingga selain memiliki fungsi tradisionalnya, benda-benda tersebut juga memiliki fungsi tambahan yang menjadikannya lebih canggih.

Aplikasi teknologi pada pakaian atau asesoris tubuh seperti baju, celana olahraga, kacamata, arloji, anting, gelang, bahkan cincin, adalah bentuk wearable technology. Smartwatch, smartpants, smartband, smartphone, dan smart-smart lainnya mulai bermunculan satu per satu.

Belakangan ini, termasuk di tahun 2015, berbagai produk wearable technology diperkenalkan ke publik, beberapa bahkan sudah diproduksi massal. Nixie misalnya, adalah sebuah mesin drone yang bisa “dicantolkan” ke pergelangan tangan layaknya gelang.

Kemudian ada pula gelang smartband dari Sony yang bisa bersinkronisasi dengan Xperia. Ada pula celana pintar dari Athos yang mampu mendeteksi kinerja otot ketika berolahraga. Gadget wearable membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi semakin dekat dengan manusia.

 

Smartwatch

Seperti halnya drone, Smartwatch sebenarnya bukan barang yang benar-benar baru. Konsep smartwatch atau ‘jam pintar’ yang berupa arloji dengan kemampuan lebih canggih dari sekadar penunjuk waktu mulai digagas ketika Casio memproduksi jam tangan yang diintegrasikan dengan kalkulator. Casio Databank, namanya. Jam unik ini pernah populer di dekade ‘80-an dan ’90-an serta menginspirasi merk lain untuk membuat produk serupa.

Namun konsep smartwatch yang kini populer di kalangan pencinta teknologi, utamanya generasi muda adalah jam pintar yang dipopulerkan oleh Apple dan Samsung.

Apple memperkenalkan Apple Watch sementara Samsung dengan Galaxygear. Smartwatch semacam ini setidaknya memiliki program kalkulator, manajemen tugas, pengingat (reminder) dan alarm, bahkan ada yang mampu melakukan penerjemahan (translation), bermain game, dan yang lebih canggihnya, seringkali memiliki sistem operasi sendiri.