Project Icarus, begitulah nama game ini ketika masih menjadi blueprint di tangan developer Irrational Games. Game Bioshock Infinite diumumkan perilisannya pada tahun 2011 lalu, namun baru dirilis bulan April 2013 tahun ini. Datang sebagai sekuel ketika dari jajaran game pengusung franchise Bioshock, perancang Bioshock Infinite didalangi Ken Levine, tokoh di balik pengembangan game Bioshock dan System Shock. Jika gamer berpikir bahwa sekuel ini memiliki jalur cerita yang menyambung dari sekuel sebelumnya, maka gamer salah besar. Alur cerita dan setting yang digunakan Levine pada game kali ini benar-benar baru walaupun masih menggunakan konsep dan gameplay yang sama.
Hal tersebut memang bukan suatu hal yang bisa dianggap besar. Tetapi kehadiran game Bioshock Infinite di E3 tahun 2011 berhasil merebut beberapa penghargaan pre-release awards. Termasuk juga penghargaan Best of Show yang didapat dari Game Critics Award, Bioshock Infinite diharapkan dapat meneruskan jejak sekuel Bioshock pendahulunya. Banyaknya adegan kekerasan yang sempat menimbulkan kontroversi ternyata tidak menyurutkan jumlah penjualan game ini di pasaran global. Tercatat bahwa di dua bulan awal peluncuran, Irrational Games yang bekerja sama dengan publisher 2K Games berhasil menjual 3,7 juta kopi game ini di seluruh dunia.
Deskripsi dan Konsep
Mendengar game Bioshock maka gamer tentu tahu franchise ini tidak akan pernah lepas dari konsep one-person shooter. Tidak terkecuali juga dengan game Bioshock Infinite, Irrational Games masih menggunakan konsep ini pada game terbarunya ini. Penggabungan unsur sejarah dan modern dapat dipadu oleh kru Levine dengan sangat baik. Berbagai senjata serta skill khusus yang digunakan karakter tidak terasa dipaksa untuk masuk dalam kedinamisan game ini.
Publisher 2K Games meluncurkan game Bioshock Infinite ini ke pasaran dengan target marketnya yang cukup luas. Game ini dapat dimainkan di PC dan platform gaming Xbox 360 dan PlayStation 3. Tidak ketinggalan, 2K Games juga menyediakan sekuel ketiga Bioshock ini bagi gamer yang menggunakan gadget dengan OS X (Apple.) Tidak mengherankan kopi game ini dapat terjual laris seperti kacang dua bulan paska peluncurannya di dunia game. Game ini sendiri menggunakan Unreal Engine 3 sebagai motor penggeraknya.
Gameplay dan Controls
Sadis, itu mungkin kata yang keluar dari gamer yang belum mengenal franchise dan sekuel game Bioshock Infinite. Kekerasan yang membuat bulu kuduk merinding memang salah satu nilai yang membuat gamer akan betah duduk dan bermain, walaupun bukan menjadi nilai jual yang ditonjolkan Levine. Gameplay masih berputar pada membunuh musuh dengan beragam senjata yang tersedia. Namun yang paling ditonjolkan adalah menembak musuh atau menggunakan skill magic yang dimiliki karakter utama untuk membunuh musuh-musuh yang ada sembari melindungi partner karakter. Melindungi partner pun dapat dilakukan dengan mudah.
AI yang dirancang pada musuh akan membuat karakter selalu diincar. Partner juga memiliki AI yang dapat melakukan scanning area sekitarnya dan memberitahu bila ada item yang dapat diambil. Selain itu, partner karakter nanti juga memiliki kemampuan menunjang apa yang dilakukan oleh karakter utama, seperti contoh membuka kunci.
Karakter dalam game Bioshock Infinite ini memiliki kemampuan untuk melindungi dengan shield yang bisa regenerasi. Hal ini dilakukan Levine untuk mengakomodasi health bar dari karakter yang tidak bisa diregenerasi kecuali menggunakan healing. Tentu saja dengan hilangnya fitur regenarsi health bar berarti gamer harus rajin mengeksplor tiap area yang ada.
Gamer mungkin akan kecewa karena game Bioshock Infinite hanya menghadirkan mode Single Player. Ya, benar sekali, tidak ada mode bermain multiplayer ataupun co-op. Kontrol pada game ini masih sama seperti pada sekuel sebelumnya. Mungkin gamer baru memang perlu penyesuaian dengan kontrol dan interface, tapi itu tidak membutuhkan waktu lama.
Level / Story
Game Bioshock Infinite menggunakan latar belakang Amerika pada tahun 1912. Karakter protagonist utama adalah Booker DeWitt, mantan agen Pinkerton. DeWitt dikirim ke kota yang bernama Columbia. Bukan Columbia yang ada di peta dunia sekarang, tapi sebuah kota fiktif dimana untuk sampai ke kota ini diperlukan roket, karena keberadaan kota yang melayang di udara. Misi utama DeWitt adalah menemukan seorang anak perempuan bernama Elizabeth, yang akan menjadi partner DeWitt sepanjang permainan.
Sepanjang cerita nanti, DeWitt akan dihadapi beragam musuh yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Seiring permainan, DeWitt akan dihadapi kenyataan bahwa Elizabeth memiliki kekuatan memanipulasi dimensi dunia. Berbagai intrik seperti keberadaan dua fraksi yang berkonflik, dimana Elizabeth menjadi pusat konflik tersebut, akan dihadapi DeWitt. Comstock yang menjadi karakter antagonis utama juga akan menambahkan bumbu pada cerita ini. Tidak dapat dipungkiri, alur rumit yang ditawarkan Bioshock Infinite menawarkan ending yang akan mengejutkan gamer di penghujung permainan nanti.
Graphic dan Sounds
DeWitt dan Elizabeth dihadirkan dengan grafis yang sangat baik oleh Irrational Games, ditambah dengan kualitas tinggi pada grafis lingkungan dan latar yang digunakan dalam game. Mata gamer akan sangat dimanja dengan kemulusan tekstur dan tingginya detail yang ada pada grafis game Bioshock Infinite ini. Musik dan efek suaranya juga mendukung personifikasi dari latar yang sedang dialami DeWitt. Dua jempol untuk Irrational Games karena dapat menghadirkan gabungan grafis dan suara yang sangat baik ini.
Kesimpulan dan Downloads
Walaupun cerita dari game Bioshock Infinites ini diklaim para pemain veteran masih kurang memberikan jump scared sebaik sekuel sebelumnya, tidak dapat dipungkiri hal tersebut hanyalah sebuah masalah minor mengenai story line yang ada. Gameplay dengan setting berbeda masih dapat dihadirkan Levine dengan sangat bagus. Ditambah dengan dukungan grafis yang fantastis, Bioshock Infinites patut dicoba. Untuk mendapatkan kopi game ini, gamer harus rela merogoh US$ 60 dari sakunya. Adapun Irrational Games menawarkan paket premium bundling seharga US$ 80.