Kamera Digital Terbaru Sigma DP3 Merrill

9 Apr 2013 10:45 2261 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Untuk fotografer yang tepat, Sigma DP3 Merrill akan menjadi alat yang powerful. Sigma belum pernah menjadi pemain besar di pasar **kamera digital terbaru**, atau di setiap pasar kamera. Seiring dengan Tamron dan Tokina, ini adalah pembuat lensa pihak kegita yang utama untuk beberapa dekade terakhir. Namun, perusahaan kecil milik keluarga juga telah membuat beberapa kamera, dan mereka memperuntukkannya untuk penggemar fanatic mereka. SLR digital dari Sigma, dengan sensor Foveon tiga lapis yang unik dari perusahaan, telah menjadi favorit fotografer landscape dan studio selama beberapa tahun terakhir berkat output yang sangat tajam dan kaya akan warna. Kemudian, terdapat kamera DP seri fixed-lens APS-C, juga menggunakan sensor Foveon dan dapat dibandingkan dengan banyak Leica seri X. Kualitas gambarnya tidak pernah menjadi masalah, tetapi kamera Sigma keluaran terbaru cukup lambat, memiliki daya tahan baterai yang buruk, dan pengoperasiannya kurang lazim. Ketika Sigma kembali mengeluarkan seri DP denganmerk dagang Merrill pada musim panas di tahun 2012, beberapa hal tadi mulai berubah. Saat ini, mereka telah mengumumkan DP seri Merrill yang ketiga: DP3 Merrill. Secara internal, kamera tersebut identik dengan DP1M dan DP2M . Di luar, ia memiliki lensa 50mm f/2.8 keluaran baru (setara 75mm).
Untuk fotografer yang tepat, Sigma DP3 Merrill akan menjadi alat yang powerful. Sigma belum pernah menjadi pemain besar di pasar [**kamera digital terbaru**](http://www.plimbi.com/review/56641/kamera-digital-terbaru "Kamera Digital Terbaru Sigma DP3 Merrill"), atau di setiap pasar kamera. Seiring dengan Tamron dan Tokina, ini adalah pembuat lensa pihak kegita yang utama untuk beberapa dekade terakhir. Namun, perusahaan kecil milik keluarga juga telah membuat beberapa kamera, dan mereka memperuntukkannya untuk penggemar fanatic mereka. SLR digital dari Sigma, dengan sensor Foveon tiga lapis yang unik dari perusahaan, telah menjadi [favorit fotografer landscape](http://www.plimbi.com/review/5882/aplikasi-rekaman-musik "Aneka Aplikasi Rekaman Musik Untuk Gadget iOS") dan studio selama beberapa tahun terakhir berkat output yang sangat tajam dan kaya akan warna. Kemudian, terdapat kamera DP seri fixed-lens APS-C, juga menggunakan sensor Foveon dan dapat dibandingkan dengan banyak Leica seri X. Kualitas gambarnya tidak pernah menjadi masalah, tetapi kamera Sigma keluaran terbaru cukup lambat, memiliki daya tahan baterai yang buruk, dan pengoperasiannya kurang lazim. Ketika Sigma kembali mengeluarkan seri DP denganmerk dagang Merrill pada musim panas di tahun 2012, beberapa hal tadi mulai berubah. Saat ini, mereka telah mengumumkan DP seri Merrill yang ketiga: DP3 Merrill. Secara internal, kamera tersebut identik dengan DP1M dan DP2M . Di luar, ia memiliki lensa 50mm f/2.8 keluaran baru (setara 75mm). **Desain & Kegunaan** Jika Anda pernah memegang DP1M atau DP2M, Anda akan menemukan tidak ada yang berubah. Sigma DP3 Merrill pada dasarnya adalah sebuah batu bata hitam tanpa fitur, dengan plastic keras bertekstur di bagian pegangannya. Meskipun demikian, kamera ini tidak sulit untuk digenggam, dan kontrol yang ditempatkan di sudut atas dan di bagian belakang kamera merupakanpenempatan yang logis. Karena kamera ini dirancang agar sesuai dengan sensor besar, lensanya lebih besar dan gemuk dari apa yang Anda bayangkan ketika melihat ukuran kameranya. Akan tetapi, sebenarnya kamera ini cukup stabil ketika dipegang dengan dua tangan. Fokus manualnya terasa sangat baik, dengan aksi yang halus dan kontrol presisi yang cukup tepat, dan tampilan dapat diperbesar untu membantu mendapatkan hasil yang lebih tepat. LCD belakang berukuran 3 inci cukup cerah, namun tidak tampak sangat tajam meskipun dengan resolusi 920.000 titik. Warna juga tampak sedikit pucat, tetapi kami harus menggunakannya untuk memberikan penilaian nyata pada warna yang dihasilkan. Tidak ada lampu kejut yang dibenamkan ke badan kamera, tetapi terdapat dudukan untuk menggunakan lampu kejut pihak ketiga untuk pekerjaan storbist. **Fitur** Sebuah [sensor yang luar biasa,](http://www.plimbi.com/news/10238/apple-setuju-membeli-perusahaan-sensor-fingerprint-authentec "Apple Setuju Membeli Perusahaan Sensor Fingerprint AuthenTec") lensa yang luar biasa, dan fokus otomatis yang lambat yang pernah kami lihat. Bagian humas Sigma mengatakan bahwa kamera ini tidak mudah digunakan. Untuk memperoleh hasil terbaik dari DP3M, fotografer harus memiliki kesabaran, kemampuan, dan keinginan yang tulus untuk memahami apa yang terjadi ketika mereka menekan shutter release. (Hal ini cukup berlawanan dengan apa yang dikatakan Polaroid ketika mereka menunjukkan model mirrorless iM1836). Ini juga bukan kamera yang memiliki fitur terkini. Kamera ini tidak memiliki layar sentuh, tidak memiliki WiFi, dan tidak memiliki GPS. Dan juga, tidak terdapat perekaman video HD - perekaman terbatas pada resolusi VGA (640 x 480 piksel) dengan 30 fps. Terdapat fitur yang hilang di mana fitur tersebut benar-benar kami harapkan untuk diimplementasikan (fokus dan stabilisasi gambar). Tapi secara, kamera ini cukup baik untuk memotret foto. Sensor Foveon X3 46 megapiksel (yang efektif sebesar 15,4 megapiksel) merupakan salah satu bintang di ulasan ini. Sensor Foveon merupakan teknologi yang mampu menghasilkan gambar yang tajam dan warna yang akurat. Hal penting lainnya, tentu saja, adalah lensa 50mm f/2,8 keluaran baru. Kami menduga banyak akan kecewa karena ini bukanlah lensa yang cepat (f/1,8), tetapi jika lensa ini lebih besar lagi, kamera ini akan menjadi tidak stabil. Lensa ini menghasilkan ketajaman yang sangat baik (berdasarkan apa yang kami lihat di LCD belakang) dan bokeh yang indah ketika lensa terbuka lebar. Lensa dapat fokus hingga jarak terdekat 8,9 inci, atau rasio makro 1:3, di mana akan menjadi sangat baik ketika dikombinasikan dengan focal length-nya yang panjang. Ini adalah lensa yang sangat baik, tetapi terdapat masalah besar: fokus otomatis. FOkus otomatis pada DP3M sangat lambat untuk kamera modern, sesuatu yang konsisten yang juga dimiliki oleh dua kamera compact lainnta dari Merrill. Akurasi AF tampak cukup baik, dan pendeteksian wajah telah ditambahkan ke kamera ini. Akan tetapi, apakah kamera ini dapat fokus ke wajah sebelum bergerak keluar dari frame adalah pertanyaan lain. [Prosesor "Dual TRUE ](http://www.plimbi.com/review/10972/ponsel-android-terbaru-zte "ZTE Grand X IN, Ponsel Android Terbaru ZTE dengan Prosesor Intel")II”mmungkinkan untuk pemotretan berlanjut hingga 7 pemotretan, engan kecepatan 4 frame per detik, baik untuk RAW maupun JPEG. Jika Anda menurunkan kualitas gambar ke rendah atau pertengahan, Anda dapat memotret hingga 14 pemotretan dengan kecepatan 5 fps. Dan lagi-lagi, kecepatan fokus otomatisnya masih menjadi masalah. Jangan membeli kamera ini untuk pemotretan olahraga. **Kesimpulan** Merupakan sesuatu yang baru ketika menemukan kamera yang digunakan khusus untuk memotret, tetapi banyak hal pada kamera ini yang masih harus dikembangkan. DP Merrill keluaran sebelumnya hamper dipuji oleh semua orang karena kemampuan pemotretan landscape yang dimilikinya. Anda dapat menginterpretasikan hal ini ke dalam dua hal: kamera ini luar biasa untuk landscape karena sudut lebarnya yang sangat baik dan warna yang dihasilkan sangat luar biasa, atau kamera ini luar biasa untuk landscape karena tidak dapat memfokuskan apapun. Kemungkinan, yang benar adalah kemampuan keduanya. Tanpa perbaikan fokus otomatis, kami agak khawatir bahwa potensi DP3 Merrill akan terbatas pada focal length efektif 75 mm. Tentu saja, ada banyak orang yang menggunakan pengambilan gambar jarak jauh untuk pemotretan landscape, tetapi umumnya lensa bersudut lebar akan menjadi pilihan pertama. Di sisi lain, DP3M mungkin menjadi alat yang sempurna untuk memotret, baik di studio atau luar ruangan. Sekali lagi, aperture maksimum yang cerah akan membantu, tapi f/2,8 masih terlalu lebar untuk menghasilkan efek depth-of-field pada pemotretan portrait. Terlepas dari bagaimana Anda menggunakan DP3M, Anda harus membiasakan diri agar Anda dapat menyukainya. Kami sudah menyebutkan fokus otomatis, tetapi terdapat masalah lain juga. Daya tahan baterai pada DP1M dan DP2M cukup "mengerikan," dan menurut lembar spesifikasi, DP3M tidak lebih baik. Anda hanya dapat mengharapkan 97 kali pemotretan untuk satu kali pengisian daya. Selanjutnya, walaupun sensor Foveon X3 hebat dalam cahaya terang, itu jauh dari ideal (sangat buruk) ketika Anda harus mendongkrak ISO. Sisi ergonomis tentu saja juga harus dikembangkan. Ini adalah kamera oleh penggemar, untuk penggemar. Dan bahkan penggemarnya pun masih terbagi-bagi. Ada pilihan lain jika Anda mencari sensor yang besar, lensa fix - [seperti Fujifilm X100S](http://www.plimbi.com/article/10468/kamera-digital-terbaik-Fujifilm-FinePix-XP150 "Fujifilm FinePix XP150 - Kamera Digital Terbaik Untuk Bertualang") keluaran terbaru dan Leica X2 - yang menawarkan pengalaman pengguna yang lebih mulus tanpa beberapa kebiasaan yang menjengkelkan. Tapi tak satu pun dari mereka menawarkan sensor Foveon, atau lensa yang setara dengan 75mm. [HAM]
Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel