Kita tahu Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggemar terbanyak MotoGP, bahkan Marc Marquez pun mengutarakan keinginannya untuk membangun sebuah sirkuit di bagian wilayah negara Indonesia. Loh ko bisa ya? Diawali dengan pertanyaan dari salah satu pengguna instagram dengan #askmarquez saat press conference setelah kualifikasi Argentina GP.
Pertanyaannya adalah “jika anda berkesempatan untuk membangun sebuah sirkuit balap, dimana anda akan membangunnya?â€
Jawaban sang juara dunia adalah “Spanyol sudah memiliki banyak sirkuit dan Ibiza tidak akan menjadi tempat yang menyenangkan untuk menyelenggarakan balap, mungkin Maldive? Atau saya pikir salah satu wilayah di Indonesia, saya pikir mereka layak memiliki sirkuitâ€
Seorang juara dunia pun ingin indonesia memiliki sirkuit, terlebih lagi masyarakat Indonesia tentunya pasti sangat antusias jika MotoGP dapat diselenggarakan di Indonesia. Namun untuk membangun sirkuit yang layak untuk MotoGP tidak hanya dibutuhkan keinginan yang kuat saja, kita butuh sarana dan prasarana yang menunjang, salah satunya Sirkuit yang memadai. FIM telah mempunyai standar untuk sirkuit agar MotoGP dapat digelar. Berikut ulasan syarat-syarat sebuah sirkuit agar bisa dijadikan standar MotoGP.
Desain Sirkuit
Layout Sirkuit
Tidak aturan bagaimana bentuk sirkuit yang akan dibuat. Namun, FIM merekomendasikan sirkuit memiliki ketertarikan untuk kompetisi, latihan, dan tentunya faktor keselamatan. Untuk lebar sirkuit minimal adalah 12m, dan pada bagian starting grid harus mempunyai lebar minimal 14m. Dan transisi dari bagian sirkuit yang berbeda harus dibuat secara gradasi tidak boleh mengecil atau melebar secara tibatiba. Transisi yang direkomendasikan yaitu perubahan 1m setiap 20m panjang sirkuit.
Panjang sirkuit harus diantara 3.5km dan 10km. Untuk sirkuit dengan grade A (grade terbaik), layout sirkuit yang ideal adalah memiliki total jarak sirkuit 4.2km hingga 4.5km dengan jumlah tikungan minimal 10 tikukungan.
Banking Transition
Banking adalah gradien transversal atau kemiringan dari sebuah sirkuit, yang diukur dari garis tengah sirkuit. Pada trek lurus, trek harus memiliki kemiringan agar disaat hujan air tidak akan tergenang, namun mengalir ke sisi sirkuit.
Transisi dari perbedaan gradien pada setiap bagian sirkuit harus diperhatikan secara seksama dalam menjamin hal-hal berikut :
- Dapat membentuk drainase air yang baik
- Menghindari dari kemungkinan-kemungkinan akselerasi transversal
- Sebagai sebuah garis yang dapat dilihat pembalap.
Sistem Drainase
Sebuah sistem drainase harus menjamin trek, pitlane, tepi trek, area run-off dan gravel terhindar dari genangan air. Seluruh jalur drainase harus dipasang di sisi sirkuit antara tepi sirkuit dan garis proteksi (yang berwarna putih) yang penutupnya tidak membuat benjolan atau pijakan yang akan membuat motor dan pembalap keluar dari racinglinenya.
Bagian Trek Lurus
Panjang maksimal sirkuit yang direkomendasikan adalah 1km. Pada bagian trek lurus, trek harus memiliki banking sekitar 1.5 hingga 3% untuk membuat drainase air yang tergenang.
Panjang trek lurus minimal adalah 250m. Dan garis start minimal harus terletak sejauh 200m dari tikungan pertama. Untuk sirkuit dengan grade A, panjang minimal trek lurus adalah 400m dan garis start minimal harus terletak sejauh 250m dari tikungan pertama.
Bagian Tikungan Trek
Sebuah sirkuit minimal harus memiliki 10 tikungan, dengan kemiringan banking tidak melebihi dari 5%. Kemiringan negatif pada bagian tikungan tidak akan diberikan izin untuk sirkuit yang baru dibangun karena dapat membahayakan.
Kerb
Kerb adalah bagian samping sirkuit yang biasanya berwarna-warni yang tempatnya disamping luar sirkuit. Kerb biasanya digunakan pembalap sebagai batas akhir racing line mereka.
Bagian awal dan akhir kerb harus memiliki panjang 12m dan berbentuk segitiga dengan warna putih.
Verges dan Area Run-off
Verges adalah bagian terluar dari sirkuit yang memiliki profil yang sama dengan sirkuit namun biasanya diberi warna yang berbeda.
Area run-off adalah sebuah zona diantara verge dan protective line pertama yang berfungsi sebagai batas dan tepi dari superstruktur trek.
Kedua area ini sama-sama memiliki kontribusi dalam hal keselamatan dengan meningkatkan jarak penglihatan, meningkatkan kemampuan pembalap untuk menggunakan lebar sirkuit secara maksimal. Saat mereka kehabisan lebar sirkuit, kedua area ini akan membantu sang pembalap untuk memberhentikan motornya tanpa harus terjatuh.
Gravel
Permukaan gravel harus datar dan tingginya sejajar dengan sirkuit, atau sejajar dengan bagian bawah kerb. Sebagai standar, kedalaman dari gravel berkisar antara 25cm dan diameter dari batuan gravel harus antara 8mm hingga 20mm. Butiran yang berukuran sama sangan direkomendasikan. Dari tepi sirkuit gravel harus memiliki kedalaman 5m yang akan semakin dalam saat menjauh dari tepi sirkuit.