Hello? Hari gini masih pakai Sandy Bridge? Mungkin itu adalah kalimat yang akan terlontar dari para PC enthusiast atau para pengamat teknologi yang serba up-to-date dan berkemampuan secara finansial untuk terus-menerus memperbarui sistem komputer apapun yang mereka punya.
Namun pada kenyataannya, prosesor Sandy Bridge yang pertama kali produknya dilempar ke pasar pada 2012 lalu, masih menjadi salah satu prosesor incaran para pembangun PC dengan anggaran terbatas. Masih banyaknya ketersediaan prosesor Sandy Bridge dalam kemasan tray, yang tentunya dilego dengan harga relatif lebih murah (didukung dengan pertimbangan jarak usia mulai dari pertama munculnya hingga kini).
Pun maka dari itu, motherboard baru untuk prosesor Sandy Bridge masih banyak bertebaran di toko-toko komputer. Motherboard Asus H61M-C ini misalnya, adalah salah satu motherboard yang sering menjadi incaran pembeli prosesor Sandy Bridge, baik untuk PC baru maupun dalam rangka mengganti motherboard lama yang rusak.
Desain Fisik 3
Motherboard H61M-C produksi Asus ini adalah motherboard dengan form factor Micro-ATX, berukuran 22,6 cm x 17,8 cm. Motherboard ini tampil dengan warna dominan hitam dan aksen biru; komponen ditancapkan pada papan mosfet kelir hitam sementara beberapa komponen slot-slot memori dan PCI serta heatsink untuk chipset diberi warna biru. Kombinasi ini adalah warna tradisional yang sering digunakan motherboard Asus kelas mainstream, juga pada kelas ekonomis.
Form factor micro ATX berarti ukuran motherboard yang lebih kecil daripada ATX. Ini artinya, Anda bisa memasang motherboard ini pada casing-casing kecil yang juga bisa diperoleh dengan harga yang relatif murah.
Klaim dari Asus, motherboard ini menggunakan komponen kapasitor jenis high conductive polymer capacitor yang dijamin durabilitas dan umurnya jika dibandingkan dengan komponen kapasitor biasa. Akan tetapi, berdasarkan beberapa pengalaman buruk pribadi dengan motherboard Asus, saya hanya bisa berkomentar: biarkan waktu yang menjawab soal durabilitas.
