Fujifilm X100S - Kamera Digital Fujifilm Non-SLR dengan Sentuhan Retro

5 Sep 2013 13:00 2931 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Mereka yang menggunakan kamera dari beberapa dekade lalu tentunya menyadari perkembangan besar yang terjadi di dunia fotografi sejak beberapa tahun terakhir. Para pengguna kamera telah meninggalkan fotografi menggunakan film sepenuhnya dan beralih ke kamera digital yang memiliki kualitas yang baik dan lebih praktis karena tidak perlu lagi pergi ke tempat cetak foto.

Mereka yang menggunakan kamera dari beberapa dekade lalu tentunya menyadari perkembangan besar yang terjadi di dunia fotografi sejak beberapa tahun terakhir. Para pengguna kamera telah meninggalkan fotografi menggunakan film sepenuhnya dan beralih ke kamera digital yang memiliki kualitas yang baik dan lebih praktis karena tidak perlu lagi pergi ke tempat cetak foto. Lagipula, kebanyakan orang saat ini lebih suka melihat hasil foto mereka di layar komputer atau tablet sehingga tidak perlu lagi mencetak foto. Namun, dari segi desain, nampaknya banyak yang merindukan kamera gaya retro yang dianggap lebih berkelas dan unik di antara kamera modern saat ini. Fujifilm, sebagai salah satu nama lama di dunia fotografi, telah meluncurkan berbagai kamera digital Fujifilm yang terinspirasi desain kamera film tahun 1980 an.

Desain

Setelah beberapa kamera gaya retro seperti Fujifilm X10 dan penerusnya X20, kini Fujifilm mengeluarkan kamera retro terbarunya, X100S yang masuk ke jajaran kamera premium jika melihat pada label harganya. Tampilan kamera yang satu ini tidak jauh dari Fujifilm X20, namun dengan gaya yang lebih ciamik dalam bodi yang sedikit lebih besar. Bagusnya, gaya retro kamera digital fujifilm ini tidak hanya sebatas tampilan luar saja. Di bagian lensanya terdapat cincin bukaan dan di atasnya terdapat pemutar kecepatan rana, yang mengingatkan kembali kepada kamera di zaman sebelum adanya pengaturan otomatis. Kedua kontrol ini memiliki pengaturan otomatis, dan tidak perlu lagi tombol yang berlebihan karena semuanya bisa diatur melalui kedua kontrol tersebut.

Lensa dan Kualitas Gambar

Di bagian dalamnya, para penggila kamera pasti akan lebih jatuh cinta pada kamera ini. Di balik lensa f/2 35 mm miliknya terdapat sensor APS-C yang berukuran sama dengan sensor yang digunakan di dalam kamera DSLR yang banyak ditemui di pasar saat ini. Meskipun Fujifilm X100S tidak memiliki lensa yang bisa diganti ataupun lensa zoom, namun kualitas gambar yang dihasilkan bisa dibilang setara dengan gambar yang dihasilkan kamera SLR, dan lensa f/2 di depannya dapat bekerja dengan baik untuk menangkap gambar di wilayah yang tidak memiliki cahaya terang. Berikut contoh hasil gambar yang Paseban ambil dari situs resmi Fujifilm.

Fitur Lain

Hal lain yang menarik dari kamera Fujifilm X100S ini adalah layar intip (viewfinder) yang menjadi fitur utama di kamera masa lampau. Kamera ini memiliki layar intip optis dan elektronik sekaligus, dengan layar LCD dengan 2,36 juta piksel yang merupakan salah satu yang terbesar dan terindah di kelasnya, di samping juga layar intip optis yang terdapat di bagian kiri atas dari kamera. Tampilan yang diberikan oleh layar intip sungguhan ini justru memberikan gambar yang lebih besar dari yang sesungguhnya ditangkap oleh kamera. Terdapat bingkai elektronik yang ditampilkan untuk memberi gambaran seberapa besar wilayah gambar yang akan diambil. Kemampuan autofocus dari layar intip ini juga akan menyesuaikan dengan posisi objek yang sesungguhnya, jika untuk objek jauh maka tidak akan ada perubahan, namun dengan objek yang dekat maka layar intip akan menyesuaikan posisinya dengan objek.

Mengingat pendahulu kamera ini, Fujifilm X100, banyak dikritik karena tidak memiliki fokus manual yang baik, patut dibuktikan apakan Fujifilm X100S telah memperbaiki aspek tersebut. Cincin fokusnya berfungsi dengan cepat dan baik, dan terdapat beberapa opsi untuk membantu pengambilan gambar secara manual. Terdapat mode baru yang bernama Digital Split Image yang merupakan fitur yang dahulu banyak muncul di kamera film. Fitur ini menggunakan sensor untuk menentukan apakah objek berada di wilayah fokus dan seberapa jauh objek tersebut luput dari fokus. Informasi ini akan ditampilkan melalui empat garis mendatar di bagian tengah dari tampilan viewfinder. Hal ini membuat mengatur fokus semudah menyatukan garis-garis tersebut satu sama lain.

Kesimpulan

Dibandingkan kamera digital non-SLR lainnya, kamera ini bisa dibilang yang terbaik, sekaligus juga yang paling mahal. Dengan menggabungkan desain retro yang cantik dan kontrol pencahayaan yang juga retro, ditambah lagi kualitas gambar di tempat minim cahaya yang bagus, kamera ini sungguh layak untuk dibeli jika Anda memiliki uang sekitar 15 juta rupiah untuk digunakan dan tidak ingin membeli kamera SLR.

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel