Menanamkan semangat anti korupsi memang lebih baik dimulai sejak usia dini. Bukan hanya secara akademis atau nasihat untuk anak, anti korupsi bisa ditanamkan melalui game. Seperti game Raid The Rats (menyerang tikus) yang diciptakan developer termuda Indonesia Fahma Romansyah. Pada masa OB (Open Beta) game edukasi ini dipamerkan di gedung KPK dengan di saksikan ketua KPK Abraham Samat. Setelah di kembangakan lagi, akhirnya game edukasi Raid The Rats rampung pada 19 Juli 2012. Orang-orang tampak kagum pada developer cilik kelas 8 yang bersekoloah di SMP 2 Negeri Bandung ini. Bagaimana tidak, dia mengaku membuat game edukasi anti korupsi ini memerlukan waktu 1 bulan dengan menggunakan iPad pada waktu liburan sekolah.
Game edukasi anak anti korupsi ini mengambil gambar Burung Garuda sebagai pahlawan pembasmi koruptor. Sedangakan koruptor di simbolkan dengan gambar tikus berperut gendut lengkap dengan safari dan dasinya. Untuk memainkannya memerlukan kedua tangan penggunya, tangan kiri sebagai penggerak aktor protagonisnya dan tangan kanan untuk menembakkan senjata sekaligus mengarahkannya. Sepertinya cukup membuat sibuk gamer-nya, apalagi ada tiga level pada game Raid The Rats. Setiap level memiliki tingkat kesulitan masing-masing.
Level pertama kita tidak diharuskan menggunakan dua tangan karena kita hanya perlu menembak tikus yang keluar dari kanan layar menuju kiri layar tanpa harus menggerakkan Burung Garuda yang berada di kiri layar. Bila ada yang terlewat maka kita dianggap gagal. Level kedua tidak berbeda dengan level pertama hanya saja kecepatan tikus berdasi semakin tinggi menuju kiri layar. Jadi perlu kecepatan tangan untuk menghabisi para tikus-tikus. Pada level terakhir kecepatan para tikus kembali kekecepatan awal, hanya saja tikus-tikus berdasi membawa kantung uang yang dilemparkan kearah Garuda. Jadi, kita harus menggunakan kedua tangan. Tangan kiri sebagai pengerak Burung Garuda untuk mengelak dari kantung-kantung uang yang dilempar tikus-tikus berdasi sedangkan kanan untuk menembaki tikus yang berlarian menuju bagian kanan layar. Perasaan kesal meningkat ketika memasuki level ini, apalagi ketika sang tikus berdasi mampu mengenai kita, membuat rasa kesal pada koruptor semakin meningkat saja.
Hal unik lain ketika memainkan game anti korupsi Raid The Rats, kita akan ditemani musik angklung sebagai backsound. Ini memberikan nilai positif juga bagi musik tradisional Indonesia. Angklung menjadi lebih familiar ditelinga para pengguna Apple. Salah satu bentuk promosi yang kreatif dari anak berusia 14 tahun.
Ada beberapa hal yang masih kurang dari game edukasi anak ini. Secara visual masih terasa kasar karena memang hampir keseluruhan bagian dari Raid The Rats diciptakan oleh Fahma sendiri. Wajar rasanya bila visualnya masih agak kasar karena developer cilik ini kurang mampu menggambar. Bila ditangani desainer grafik maka game anti korupsi satu ini akan lebih halus dan enak di pandang. Kemudian game ini hanya terdiri dari tiga level saja. Setelah level tiga selesai maka game akan tamat dan begitu saja. Bila level ditambah dengan kesulitan yang berbeda-beda dimasing-masing level-nya rasa penasaran penggunanya akan lebih muncul. Semakin sulit sebuah game yang menarik akan semakin tinggi pula keinginan gamer-nya untuk dapat menyelesaikan semua level yang ada, semakin lama pula gamer memainkan game edukasi tersebut. Namun, ini bisa teratasi dengan update-an Raid The Rats berikutnya.
Mengingat menanamkan pelajaran kepada anak-anak memang lebih mudah melalui sesuatu yang asik misalnya game, Raid The Rats dari developer cilik Indonesia ini sangat cocok diberikan kepada anak-anak. Untuk mengajarkan kepada mereka bahwa koruptor itu harus dibasmi, game edukasi ini sepertinya layak mendapat acungan jempol. Yang mempermudah penanaman anti korupsi melalui media game adalah karena anak-anak kebanyakan tidak akan keberatan bila diajak bermain game. Selanjutnya peran orang tualah yang memberikan penjelasan mendidik agat anak membenci korupsi.
Bila anda tertarik untuk memiliki game edukasi Raid The Rats bisa diunggah secara gratis di App Store. Untuk saat ini, game anti korupsi ini hanya dapat dinikmati melalui piranti berbasis iOS. Hal ini juga bisa dijadikan bahan pertimbangan lagi agar game edukasi ciptaan developer muda Indonesia ini dapat dimainkan di semua OS yang ada. Dengan begitu pendidikan anti korupsi melalui game dapat dimainkan oleh anak-anak Indonesia yang tidak memiliki perangkat berbasis iOS. [RIK]