Printer 3D merupakan bantuan besar bagi para desainer Saat ini perkembangan teknologi dan bisnis 3D akan menjadi sesuatu yang revolusioner dan menjanjikan. Seperti apakah prinsip dasar printer 3D dalam mengubah proses manufaktur lama untuk mempercepat terjadinya masa depan?
Prinsip pertama: Kerumitan proses manufaktur adalah bukan batasan. Dalam manufaktur tradisional, semakin rumit bentuk objek, semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Dalam printer 3D, kerumitan sama mahalnya dengan kesederhanaan bentuk suatu objek. Menenun motif-motif yang rumit dan mencetak bentuk-bentuk yang rumit tidak membutuhkan skill yang lebih tinggi, waktu yang lebih lama, atau biaya yang lebih mahal dari mencetak satu kotak batu bata. Akan terjadi standar baru dalam penentuan biaya pembuatan suatu objek karena sudah tidak bergantung lagi pada kerumitan suatu bentuk objek tersebut.
Prinsip kedua: Variasi tidak terbatas. Sebuah printer 3D dapat memproduksi berbagai macam bentuk. Seperti seorang seniman, sebuah printer 3D dapat membuat berbagai macam bentuk benda dalam suatu waktu. Tidak seperti mesin-mesin manufaktur tradisional yang kurang begitu berfungsi serba guna karena sangat terbatas dalam pembuatan berbagai macam bentuk benda. printer 3D menghapus batasan-batas ini. Biaya-biaya dalam melatih orang atau membeli mesin baru untuk membuat produk baru bisa dihilangkan karena adanya printer 3D. Sebuah printer 3D hanya membutuhkan rancangan digital dari benda tersebut dan material mentah yang digunakan untuk membuat benda tersebut.
Prinsip ketiga: Tidak dibutuhkan lagi proses perakitan. printer 3D sudah menghubungkan masing-masing bagian benda yang kompleks. Pada proses manufaktur skala besar, segala sesuatu didukung oleh rangkaian proses perakitan. Dalam pabrik modern, mesin-mesin membuat benda yang mirip yang nantinya akan dirakit oleh robot atau manusia, kadang-kadang bisa keduanya. Semakin rumit sebuah benda, semakin banyak bagian untuk menyusun benda, semakin lama untuk merakitnya. Hal ini mengakibatkan biaya produksi semakin bertambah. Dengan produksi benda-benda dengan cara pelapisan, sebuah printer 3D dapat membuat sebuah pintu dan mencantelkan di sendi pintu dalam waktu yang bersamaan. Seperti dalam contoh ini, proses perakitan pintu ke sendi pintu dapat dihilangkan dalam artian printer 3D dapat memperpendek proses perakitan, menghemat biaya pengeluaran untuk karyawan, transportasi, dan efisiensi material bisa sangat tinggi.
Prinsip keempat: Sebuah printer 3D dapat memenuhi kebutuhan anda ketika anda benar-benar membutuhkan benda tersebut. Kemampuan dalam memproduksi suatu benda di waktu dan tempat yang dibutuhkan dapat mengurangi biaya pergudangan atau penyimpanan. Benda diproduksi jika ada konsumen yang membutuhkan pada waktu dan tempat tersebut. Bahkan jika sebuah perusahaan memasang printer 3D di tempat dekat dengan tempat konsumen, maka selain mengurangi waktu produksi dan distribusi dapat juga mengurangi biaya pengantaran.
Prinsip kelima: Ruang desain tak terbatas merupakan efek dari ditemukannya printer 3D. Teknologi manufaktur tradisional dan para perajin hanya dapat membuat objek yang hampir sejenis. Kemampuan imajinasi desain yang tak terbatas mereka dibatasi oleh peralatan yang tersedia. Seperti contohnya, sebuah mesin pengukir kayu hanya dapat membuat objek-objek yang lonkong. Sebuah mesin giling hanya dapat membuat benda yang hanya dapat dipakai oleh alat giling. Sebuah mesin cetak hanya dapat membuat benda-benda yang dapat dituangkan ke dalamnya dan diangkat dari cetakan. Sebuah printer 3D dapat menghilangkan batasan-batasan itu, menebarkan dimensi tak terbatas pada ruang desain. Sebuah printer 3D dapat membuat berbagai macam benda selama benda itu masih mungkin dibuat tanpa melawan hukum alam.
Prinsip keenam: Tidak perlu skill tinggi yang dicapai bertahun-tahun untuk membuat sebuah objek. Sebuah perajin tradisional dilatih selama bertahun-tahun untuk mendapatkan skill yang mereka butuhkan. Produksi masal dan manufaktur terkomputasi secara otomatis mengurangi kebutuhan untuk produksi yang membutuhkan skill tinggi. Namun teknologi manufaktur tradisional masih membutuhkan bantuan ahli untuk kalibrasi mesin. Sebuah printer 3D tidak perlu seorang yang ahli untuk memeriksa ketelitian bentuk benda yang dibuat. Benda yang dibuat dalam printer 3D hanya dibutuhkan desain yang benar-benar detail dari file digital bukan cara mencetak atau mengukirnya.
Untuk membuat sebuah benda yang rumit, hanya dibutuhkan skill operator yang bahkan lebih rendah dari operator mesin cetak. Proses manufaktur yang tidak membutuhkan tenaga ahli ini dapat menawarkan moda produksi untuk orang-orang yang berada di daerah terpencil dan keadaan yang ekstrim.
Prinsip ketujuh: Dalam ruangan produksi yang sama besar, sebuah printer 3D dapat memiliki volume produksi yang jauh lebih besar dari mesin manufaktur tradisional miliki. Sebagai contoh, sebuah mesin pencetak injeksi hanya dapat membuat objek yang tentu saja lebih kecil dari mesin cetak tersebut. Kebalikannya, sebuah printer 3D dapat membuat sebuah benda yang berukuran sama dengan alas mesin printer 3D tersebut. Jika sebuah printer 3D diatur sedemikian rupa sehingga proses cetakan dapat bergerak dengan bebas, maka sebuah printer 3D dapat membuat objek yang bahkan lebih besar dari mesin itu sendiri.
Sebuah produksi berkapasitas tinggi membuat printer 3D sangat ideal untuk produksi rumahan yang hanya memiliki ruang produksi yang kecil.
Prinsip kedelapan: Sebuah printer 3D dapat memproduksi sebuah benda yang terbuat dari logam dengan sampah dan polusi yang jauh lebih sedikit dari pada teknik manufaktur logam. Mesin produksi logam memiliki sampah produksi sebesar 90 persen dari benda logam yang diproduksi dari mesin itu sendiri. Penggunaan printer 3D merupakan suatu langkah yang lebih anti polusi sampah dan lebih bersih daripada produksi kerajinan logam secara tradisional. Teknologi seperti ini mungkin lebih populer dengan nama teknologi ramah lingkungan .
Prinsip kesembilan: Kombinasi material menjadi tidak terbatas semenjak ditemukan printer 3D. Mengkombinasi material-material ke sebuah produk merupakan sesuatu yang sulit dicapai dalam teknologi manufaktur tradisional. Pencetakan tradisional yang masih menggunakan proses pemotongan, pengukurian, dan pencetakan hingga menjadi objek merupakan suatu proses yang sangat sulit jika mengkombinasikan antar material mentah. Ketika mesin printer 3D berkembang, kita memiliki kemampuan untuk melebur dan mencampurkan material yang berbeda. Sebuah material baru yang merupakan material kombinasi yang sebelumnya tidak dapat dibuat dan digunakan akhirnya dapat digunakan dalam proses manufakturisasi skala kecil maupun besar.
Prinsip kesepuluh: Dengan adanya printer 3D, proses replika secara fisik suatu benda akan memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Sebuah file musik digital dapat dikopi tanpa mengurangi kualitas suara dari sumber aslinya. Di masa depan, sebuah printer 3D dapat mengkopi keadaan fisik suatu benda tanpa kurang sedikitpun. Pemindaian dan pencetakan 3D dalam kualitas yang beresolusi tinggi akan menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dalam proses produksi atau manufaktur di masa depan. Batas-batas antara benda di dunia digital akan terpisah ketika sudah bisa mengimplementasikan benda digital ke kenyataan. Bahkan selain untuk menyalin benda aslinya, printer 3D bisa untuk mengembangkan kualitas benda aslinya. Beberapa prinsip di atas sudah terjadi saat ini. Sebagian lain akan dapat dilaksanakan dalam 10 atau 20 tahun ke depan. Dengan menghilangkan prinsip-prinsip manufaktur yang membatasi kekreativitasan, printer 3D merupakan langkah besar dalam revolusi inovasi masa depan.[HNH]