Daftar Handphone QWERTY Berkualitas

28 Jun 2013 13:30 8507 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Ponsel berkeypad QWERTY kini mulai ditinggalkan oleh vendor, baik vendor global (branded) maupun lokal. Kini, vendor branded kini sibuk bertarung di smartphone layar sentuh kelas menengah dan atas. Sementara vendor lokal terlihat terlihat untuk mencari celah untuk memanfaatkan titik jenuh pasar. Formula lama diterapkan. Salah satunya dengan kembali ke desain batang alias candybar. Setidaknya, itulah yang terlihat di pasaran saat ini. Maraknya perang smartphone a la vendor branded seolah melupakan peta persaingann ponsle berpola desain konvensional QWERTY. Padahal, konsumen masih menyukai ponsel ini, seperti yang pernah menjadi senjata Andalan BlackBerry beberapa waktu lalu. Saat itu, vendor lokal juga meraup untung besar dari maraknya desian ponsel QWERTY yang berdesain ala BlackBerry. Ya, berkomunikasi dengan cara mengetik memang sesuai dengan kebiasaan masyarakat kita. Saling berkirim kabar, urusan pekerjaan dan bisnis, hingga update statsu di Facebook dan Twitter, banyak dilakukan dengan mengetik. Percakapan telepon baru dilakukan jika perlu jawaban segera dalam wajktu mendesak.

Handphone QWERTY kini mulai ditinggalkan oleh vendor, baik vendor global (branded) maupun lokal. Kini, vendor branded kini sibuk bertarung di smartphone layar sentuh kelas menengah dan atas. Sementara vendor lokal terlihat terlihat untuk mencari celah untuk memanfaatkan titik jenuh pasar. Formula lama diterapkan. Salah satunya dengan kembali ke desain batang alias candybar. Setidaknya, itulah yang terlihat di pasaran saat ini. Maraknya perang smartphone a la vendor branded seolah melupakan peta persaingann ponsle berpola desain konvensional QWERTY. Padahal, konsumen masih menyukai ponsel ini, seperti yang pernah menjadi senjata Andalan BlackBerry beberapa waktu lalu. Saat itu, vendor lokal juga meraup untung besar dari maraknya desian ponsel QWERTY yang berdesain ala BlackBerry. Ya, berkomunikasi dengan cara mengetik memang sesuai dengan kebiasaan masyarakat kita. Saling berkirim kabar, urusan pekerjaan dan bisnis, hingga update statsu di Facebook dan Twitter, banyak dilakukan dengan mengetik. Percakapan telepon baru dilakukan jika perlu jawaban segera dalam wajktu mendesak.

Tak seperti dulu, saat ini handphone QWERTY merek lokal bisa dibilang tak ada di pasaran. Ponsel branded juga hanya sedikit pilihan. Seperti tak ingin melupakan segmen yang telah membesarkan namanya di Indonesia, Nokia terus menggarap tipe QWERTY ini lewat seri Asha. Meski tak banyak, pilihan ponsel QWERTY Nokia paling melimpah dibanding merek lainnya, bahkan dibandingkan merek lokal sekalipun. Dan ternyata, sambutan pasar cukup bagus. Seperti dikatakan Yusuf, pedagang di pusat perdagangan ponsel ITC Roxy Mas, permintaan terhadap ponsel Nokia kelas bawah itu juga naik, termasuk Nokia 205. Tak seperti vendor merek lokal yang banyak berkutat pada desain, vendor ponsel branded tetap membekali ponsel QWERTY-nya dengan kemampuan yang cukup. Memang bukan fitur kelas atas, namun cukup lengkap dan memadai untuk hiburan di kala senggang. Jadi tak hanya berbekal keypad QWERTY yang nyaman dipakai mengetik cepat, fitur multimedia juga bisa dinikmati dengan nyaman. Tak lupa pula, akses internet didukung dengan baik karena sudah mendukung EDGE yang lumayan cepat.

Motorola EX119

Lama tak terdengar kiprahnya, ternyata Motorola masih menyisakan ponsel QWERTY yang cukup Andal. Desainnya kotak agak memendek, juga terlihat berbeda dibanding ponsel QWERTY kebanyakan. Ternyata, layarnya yang kecil sudah toucscreen. Selain dibekali keypad QWERTY yang empuk, asyiknya di Motorola EX119 ini kita bisa menaruh dua nomor GSM yang aktif secara bersamaan. Meski dukungan internetnya hanya GPRS/EDGE namun sudah mencukupi untuk browsing situs WAP. Kurang cepat? Tenang saja, ada akses WiFi untuk internet yang lebih kencang. Tentu dibutuhkan browser yang lebih baik, dan itu bisa didapatkan karena ponsel ini sudah mendukung aplikasi Java. Sayang, kapasitas baterainya kecil. Begitu pula kualitas kameranya yang kurang bisa diAndalkan. Ponsel ini dibanderol dengan harga 1 juta rupiah.

Nokia Asha 200

Meski kelas bawah, sebagai seri Asha, Nokia Asha 200 ini digarap cukup serius. Selain dibekali kamera yang cukup bagus, ada aplikasi khusus untuk bersosialisasi di jejaring sosial dengan mudah. Namun jangan harapkan ketajaman layarnya, yang hanya sekadarnya. Sementara akses internetnya terbilang lumayan dengan koneksi EDGE, meskipun tak ada WiFI. Ponsel ini dibanderol dengan harga 650 ribu rupiah.

Nokia Asha 205

Sebagai versi lain dari Asha 200, ponsel ini memiliki desain yang berbeda dan secara umum lebih elegan. Tombol QWERTY-nya juga cukup lega dan tentu saja khas Nokia yang enak dipakai mengetik cepat. Masih tetap bisa diisi dua nomor GSM  adalah kelebihannya. Browser bawaanya lebih baik dan mampu menampilkan animasi flash ringan. Sayangnya, kemampuan kamera dipangkas habis, yaitu hanya VGA. Jadi, hanya cukup untuk di-upload ke Facebook saja. Didukung warna layarnya yang sangat rendah, membuat objek sulit tampil cemerlang. Untuk hiburan, selain MP3 dan video player, ada radio FM stereo yang bisa direkam dan disimpan di kartu memori microSD. Beruntung kapasitas baterainya diperbesar sehingga bisa mendukung berbagai fiturnya dengan leluasa. Yang unik lagi adalah tombol khusus untuk akses ke Faceook, sehingga tak perlu repot masuk ke menu untuk mengaksesnya. Nokia Asha 205 dibanderol dengan harga 670 ribu rupiah.

Nokia Asha 302

Dibanderol sedikit lebih mahal, Nokia Asha membekali Asha 302 ini dengan akses internet yang cepat dan lengkap. Ada koneksi GPRS/EDGE Class 33 yang berkecepatan sedang, lalu HSDPA berkecepatan tinggi hingga 14.4 Mbps dan tentu saja WiFi yang cepat. Kameranya masih terbilang naggung, tapi sudah cukup bagus hasilnya. Untuk hiburan, bisa dinikmati lewat  audio video player yang bersuara bagus, plus Radio FM yang bisa direkam. Memorinya juga diperbesar dan masih ditambah oleh microSD hingga 32GB. Sayang, dukungan warna dan resolusi tidak ada lompatan berarti sehingga tampilan layarnya biasa saja. Nokia Asha 302 dibanderol dengan harga 1.2 juta rupiah.

Nokia C3

Meski serba tanggung, Nokia C3 adalah salah satu ponsel QWERTY terlaris Nokia. Saat awal kehadirannya, harganya yang sejuta rupiah cukup mengguncang pasar ponsel QWERTY yang dikuasai merek lokal. Apalagi Nokia menawarkan keypad yang lebih empuk dan nyaman dipakai mengetik cepat. Akses langsung ke Facebook menjadi Andalannya, dengan disokong akses internet GPRS/EDGE Class 32 yang berkecepatan sedang. Pilihan warna cukup banyak dengan warna catchy, sehingga menarik bagi kawula muda. Sayangnya kinerja prosesornya kurang mendukung hingga akses ke Facebook terasa lambat. Ponsel ini dibanderol dengan harga 900 ribu rupiah.

Samsung Chat 357

Ponsel ini bisa menjadi pilihan menarik untuk tipe QWERTY terjangkau. Tombolnya cukup besar dengan jarak yang cukup lega, sehingga nyaman dipakai mengetik cepat. Adanya optical trackpad seperti di BlackBerry memberikan kemudahan akses di ponsel ini. Dukungan dual SIM aktif terasa praktis, dan untungnya tidak membuat baterainya yang 1000 mAh kedodoran. Layarnya memang termasuk kelas bawah, meski dukungan warnanya sudah lumayan. Akses internetnya bisa dinikmati lewar EDGE Class 32 yang berkecepatan sedang. Jika kurang puas, akses WiFi yang cepat bisa digunakan selama ada hotspot yang bisa diakses. Ponsel ini dibanderol dengan harga 720 ribu rupiah.

Samsung Galaxy Chat B5330

Selain lengkap, kualitas fitur ponsel ini terbilang kelas atas. Dengan kombinasi keypad QWERTY dan layar lega yang sudah toucscreen, maka media input ke ponsel ini sangat fleksibel dan mudah. Apalagi ponsel ini sudah memiliki sistem operasi Android 4.0 yang didukung ribuan aplikasi dan game menarik. Internetnya yang bisa diakses lewar HSDPA dan WiFi, tentu sudah memadai. Namun, jangan berharap lebih pada hasil kameranya. Begitu pula kapasitas baterainya yang terbilang kecil untuk memasok daya bagi banyak fitur di dalamnya. Ponsel ini dibanderol dengan harga 1.2 juta rupiah. [IRW]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel