Penggemar Role Playing game agaknya sudah sangat terbiasa dengan sebuah game yang dibumbui kisah-kisah mistis, fantasy, dan hal-hal aneh lainnya. Sayangnya, tidak semua game fantasy sukses di pasaran, lagipula game semacam ini lebih populer sebagai game online. Namun, Kingdoms of Amalur: Reckoning kali ini meraih kesuksesan sebagai Fantasy RPG offline. Seperti apa game ini?
Kingdoms of Amalur: Reckoning masih satu genre dengan game terkenal lain sekelas Rohan, Dragon nest, HON, AION, atau RaiderZ. Yang menjadi pembedanya bukanlah Massively Multiplayer Online, melainkan hanya tersedia dengan mode Single Player Action Role Playing game ditambah unsur hack and slash di dalamnya. Game ini dirilis pada bulan Februari 2012 lalu untuk platform PC Microsoft Windows, dan konsol PlayStation 3 serta Xbox 360. Penggarapannya sendiri dilakukan oleh dua developer, yakni 38 Studios dan Big Huge Games. Sedangkan penerbitnya tetap dilakukan 38 Studios dibantu Electronic Arts.
Game ini dirancang dengan mesin game Big Huge Engine with Havok physics, salah satu engine game yang sering dipakai untuk membuat game real time dan sejenisnya. Pastinya Havok physics mampu menghadirkan game-game dengan tampilan grafis 3D menarik.
Plot cerita diawali dari sebuah kisah seorang anak manusia yang dijuluki ‘Fataless One’. Ia sudah meninggal dunia namun dibangkitkan kembali dengan eksperimen Well of Souls yang dilakukan seekor makhluk kecil Fomorous Hugues. Hidup baru Fataless ini membawanya pada hal-hal yang lain, karena ia kembali ke dunia tanpa ingatan dan kemampuan apapun. Sangat berbeda dengan makhluk hidup lainnya di Faelands (dunia dalam game), reinkarnasi yang terjadi pada karakter utama ini seperti membawanya kepada jalan hidup tanpa tujuan, sehingga ia tidak dapat diprediksikan dan bahkan tidak berguna.
Dengan bijak Fataless One akhirnya mampu berinteraksi dengan dunia, belajar bertahan hidup dengan senjata, dan lain-lain. Sampai pada kesudahannya hadirlah Gadflow, seorang raja dari negeri lain yang ingin menguasai Faelands. Di sinilah Fataless One akanmembuktikan apakah ia hanya berenkarnasi dengan percuma, atau setidaknya untuk satu misi dan berguna bagi ras-nya?
Dalam gameplay, tersedia lima wilayah yang berbeda dengan empat ras dimainkan dan tiga kelas tree dengan 22 kemampuan per tree. Keempat ras yang dapat dimainkan adalah Almain (Manusia beradab), the Dokkalfar (Dark Elves), the Ljosalfar (Peri Cahaya) , dan Varani (Manusia nomaden). Pemain memulai permainan dengan ‘blank state’ atau tanpa apa-apa, tapi setelah dapat memilih satu dari kelas tiga yang tersedia dalam permainan yakni Might, Finesse, dan Sihir, maka pemain akan memiliki kemampuan berjuang dan didukung oleh penyihir masing-masing.
Karena game ini hadir dengan elemen hack and slash maka penekanan tombol secara repetitif dapat menghasilkan kombo-kombo serangan yang mematikan musuh. Bahkan ada beberapa serangan khusus yang dapat dieksekusi dengan memanfaatkan ritme pada penekanan tombol. Dengan mengikuti arus sebagai game bergenre RPG, damage yang dihasilkan akan direpresentasikan dalam angka yang muncul di kepala setiap musuh. Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah Reckoning Mode, sebuah fitur untuk melambatkan waktu, menghasilkan damage ekstra, serta berguna untuk melipatgandakan angka exp yang didapatkan.
Dalam Kingdoms of Amalur: Reckoning Anda tidak bisa hanya mengandalkan tingkat level untuk acuan pasti tentang kekuatan karakter. Namun dalam hal ini, karakter pilihan Anda dapat terbangun secara otomatis apabila naik level tanpa menggunakan distribusi poin pada atribut selain skill. Jadi kemungkinan Anda hanya dapat mengandalkan kekuatan pada equipment sudah dapatkan. Semakin sedikit senjata atau item yang Anda dapatkan, semakin besar skill-nya.
Setiap pemain diberi kebebasan untuk menciptakan segala sesuatunya sendiri dengan item serta komponen di dapatkan. Game ini tampaknya memang memberikan kesempatan untuk melakukan semuanya, mulai dari menciptakan equipment, item, hingga gem yang Anda butuhkan daripada hanya sekedar mencari equipment dan poin atau uang.
Jika melihat dari segi tampilannya, game ini cukup menjanjikan meski dianggap masih ada beberapa elemen yang kurang. Yang pertama tentunya adalah dunia Faelands, merupakan satu dunia yang luas dalam game dan Anda membutuhkan waktu berpuluh-puluh jam untuk menjelajahnya secara penuh. Bayangkan saja, ada ratusan kota dan dungeon bisa Anda jelajahi, pantaslah game ini mempunyai durasi yang sangat panjang.
Jika merasa bingung bagaimana menjelajahinya, Anda bisa menggunakan fitur map yang ada, di mana dengan bantuan ini pemain dapat dengan mudah mencari lokasi pemberi quest dan objektif yang harus dicapai guna melengkapi setiap quest tersebut. Selain melengkapi quest Anda bisa juga sembari dengan memburu monster, mencari item, hingga melengkapi aksesoris khusus. Sayangnya, karakter monster dianggap kurang variatif dan cukup terbatas.
Sebelum memainkannya Anda bisa menonton trailernya di situs YouTube. Anda bisa mendapatkan media distribusi game ini pada situs resminya di sini, atau juga melalui distributor resmi Amazon.com dengan biaya berkisar USD 19.99.