Perusahaan mesin pencari raksasa, Google Inc, terus melebarkan sayapnya. Setelah sukses dengan sistem operasi perangkat mobile-nya, Android, perusahaan ini seolah belum menginginkan rehat panjang. Google saat ini merupakan sumber informasi utama yang menghubungkan banyak orang. Perusahaan ini terus mendapatkan perhatian berkat layanan dan proyek yang mereka buat. Bahkan akan menjadi soal yang sangat sulit untuk memprediksi proyek dan layanan apa lagi yang akan mereka telurkan. Salah satu Google Project yang saat ini dapat diakses secara gratis oleh siapa saja adalah Google Cultural Institute. Situs tersebut dimaksudkan untuk menyediakan dan mempromosikan budaya secara online. Cultural Institute merupakan alat yang dapat mempermudah untuk menyampaikan cerita dari peninggalan kebudayaan dan dapat diakses oleh siapa saja. Proyek ini dikerjakan oleh berbagai organisasi dari berbagai negara. Berikut konten-konten yang terdapat di dalam Google Cultural Institute.
Hangout On Air: Google Cultural Institute
World Wonders Project
World Wonder Project merupakan proyek yang akan membawa keajaiban-keajaiban dunia. Bekerja sama dengan UNESCO, Google telah membawa banyak warisan dunia ke dalam situs online agar Anda dapat menjelajahinya. Proyek ini pun salah satu cara yang inovatif untuk mengajarkan sejarah serta geografi di dunia pendidikan saat ini. Dengan dukungan teknologi Street View, situs ini memungkinkan Anda untuk melakukan navigasi secara virtual. Anda dapat berkeliling menyaksikan warisan dunia yang bersejarah dan menawan secara virtual, dan mendapatkan pengalaman seperti halnya berada pada dunia nyata.
Anda dapat berkeliling ke tempat bersejarah seperti Pompeii di Italia, Shark Bay di Australia, hingga mengunjungi monumen Hiroshima Memorial Dome. Selain melakukan tour virtual, Anda dapat membaca setiap sejarah suatu tempat, menyaksikan videonya melalui YouTube, dan menjelajahi galeri foto, dan lainnya. Pada halaman utama Google Cultural Institute Anda dapat klik World Wonders Project. Di dalamnya Anda dapat mengakses 'View project site' untuk masuk ke dalam proyek tersebut.
World Wonders Project by Google
Art Project
Art Project bekerja seperti halnya galeri seni yang berisi lebih dari 30.000 karya seni yang ditampilkan secara virtual dengan kualitas resolusi yang tinggi. Di dalamnya juga tersedia bangunan 360 derajat untuk melakukan tour virtual menggunakan teknologi Street View. Proyek ini telah merangkul sekitar 46 museum yang dapat diakses secara gratis. Selain itu, adapula koleksi-koleksi seni di Gedung Putih, Museum of Islamic Art di Qatar, Japanese National Treasure, dan lainnya. Sebagian karya-karya virtual tersebut telah difoto dengan kualitas detail yang sangat menawan menggunakan teknologi gigapiksel. Anda dapat mencari setiap konteks dengan melalui nama seniman, nama karya, dan mengetik jenis seni, museum yang menyimpannya, negara, kota, dan koleksi. Eksplor koleksi museum dari seluruh dunia, temukan dan lihat ribuan karya seni dengan detail yang menawan di dalam Google Project ini.
Art Project - Teaser
Nelson Mandela Centre of Memory
Dengan kerjasama yang dilakukan pihak Google dengan Nelson Mandela Centre of Memory, Google Cultural Institute akan memberikan Anda akses ke beragam arsip pahlawan Afrika tersebut secara online. Di dalamnya Anda dapat mengakses arsip-arsip Mandel saat berkorespondensi dengan keluarganya, kawan, lainnya. Catatan harian yang ditulis selama 27 tahun masa penahanan dan catatan lainnya saat memimpin negosiasi untuk mengakhiri politik apartheid di Afrika Selatan dapat diakses secara online dan gratis. Selain Arsip tersebut, adapula koleksi foto-foto masa muda Mandela dan tulisan awal materi-mater buku "Conversations with Myself."
The Nelson Mandela Digital Archive Project
La France En Relief
Google Project satu ini sejatinya merupakan proyek yang menghidupkan benteng pertahanan kota Paris di Grand Palais, Prancis. Google Cultural Institute membuat model tiga dimensi digital tujuh benteng pertahanan. Proyek La France En Relief ini menggunakan bantuan peta dan membangunnya dengan penggunaan skala. Ketika Anda masuk ke dalam tampilan tujuh benteng pertahanan tiga dimensi ini, Anda mungkin akan merasa sedang berada di dunia pertengahan. Jika Anda tidak mengerti penggunaan bahasa Prancis, Anda dapat mengubahnya menggunakan versi bahasa Inggris di dalam situs tersebut.
Le Pavillon de l' Arsenal
Proyek Le Pavillon de l' Arsenal merupakan proyek digitalisasi bagaimana arsitektur kota Paris akan terlihat pada tahun 2020. Proyek digitalisasi arsitektur masa depan ini melalui Google Cultural Institute membuat 48 layar interaktif pertama di dunia. Dengan ukuran sekitar 40m², layar tersebut akan menampilkan tampilan kota Paris yang mengagumkan dan bagaimana wajah arsitekturnya akan terlihat pada tahun 2020 ke depan. Proyek ini telah dilengkapi dengan kemampuan tiga dimensi untuk menampilkan gedung-gedung. Didesain oleh seorang arsitek seperti Jacques Anziutti, Jean Nouvel, Patrick Berger, dan juga Rudy Ricciotti. Fitur yang terdapat di Google Cultural Institute ini tersedia pula melalui layanan peta Google Earth. Maka, walaupun Anda tidak dapat menghadiri pameran tersebut, Google telah menyediakan layanan Le Pavillon de l' Arsenal yang dapat Anda unduh di sini dan mengaksesnya melalui Google Earth. Google Earth berfungsi untuk melihat model tersebut sama persis seperti yang ditampilkan pada pameran Pavillon de l' Arsenal. [MS]