1

Isu Parenting Mengenai Dampak Situs Jejaring Sosial

14 Mar 2012 10:00 5534 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Tentu Anda sudah sering mendengar berita di media mengenai sebuah kasus dimana tindakan negatif anak-anak atau remaja di situs jejaring sosial. Tentu berita ini mengakibatkan kekhawatiran dan was-was Anda para orang tua. Tetapi tentu saja Anda tidak bisa serta merta melarang anak Anda untuk menggunakannya karena takut dengan dampak situs jejaring sosial.
Tentu Anda sudah sering mendengar berita di media mengenai sebuah kasus dimana tindakan negatif anak-anak atau remaja di situs [jejaring sosial](http://www.plimbi.com/paseban/3053/indonesian-social-network "Paseban Indonesian Social Network & Community, Jelajahi Fitur Jejaring Sosial Buatan Anak Negeri Sendiri "). Tentu berita ini mengakibatkan kekhawatiran dan was-was Anda para orang tua. Tetapi tentu saja Anda tidak bisa serta merta melarang anak Anda untuk menggunakannya karena takut dengan [**dampak situs jejaring sosial**](http://www.plimbi.com/news/7235/dampak-situs-jejaring-sosial "Isu Parenting Mengenai Dampak Situs Jejaring Sosial") tersebut. Alasannya, selain sedang *booming* situs jejaring sosial digunakan oleh banyak orang sebagai media bersosialisasi, masih banyak dampak situs jejaring sosial yang positif. Baru-baru ini dunia jejaring sosial digemparkan dengan [video](http://www.plimbi.com/article/51/bagaimana-cara-download-video-youtube-langsung-dari-blackberry/ "Bagaimana Cara Download Video Youtube Langsung Dari BlackBerry?") di Youtube berjudul "Facebook Parenting: For the troubled teen.” Di mana seorang ayah menembak laptop anaknya karena *posting* Facebook yang dilakukan oleh anaknya. Video ini memicu isu *parenting* untuk menanggulangi [**dampak situs jejaring sosial**](http://www.plimbi.com/news/7235/dampak-situs-jejaring-sosial "Isu Parenting Mengenai Dampak Situs Jejaring Sosial"), baik dampak positif maupun negatif. Isu ini berlanjut di Twitter, #theonlinemom Twitter *chat*. Terdapat sekitar 400 orang tua memberikan alternatif daripada menembak laptop anaknya, seperti: • Mendonasikan laptop. • Menghapuskan hak sang anak, seperti akses ke laptop atau ponsel. • Memberikan hukuman. • Dan hal lain semacam ini. Apakah solusi seperti yang tersebut di atas, dengan menghilangkan [dampak](http://www.plimbi.com/article/2774/dampak-negatif-teknologi "Dampak Negatif Teknologi Terhadap Hubungan Sosial ") situs jejaring sosial, adalah solusi terbaik? Tentu saja tidak. Era sudah berubah, Anda tidak bisa mendidik anak seperti saat Anda dididik oleh orang tua Anda. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan? Fakta #1: *Parenting experts* setuju bahwa seorang anak yang secara emosional dan intelektual terhubung ke orangtuanya kemungkinan akan membuat keputusan yang lebih baik selama masa pubertas dan dewasa. Fakta #2: 90% dari remaja memiliki akun jejaring sosial, dan 7,5 juta anak-anak di bawah umur 13 menggunakan jejaring sosial untuk terhubung dan berbagi pengalaman dengan teman dan keluarga. Dari data tersebut tampak bahwa dampak situs jejaring sosial menyasar kalangan remaja dan anak-anak. *Conclusion: Embrace the [platform](http://www.plimbi.com/review/5616/evi "Evi - Aplikasi canggih Mirip Siri untuk Platform Android dan iOS")* Berikut adalah beberapa petunjuk penting yang perlu diingat, baik apakah anak Anda baru saja dimulai atau sudah menjadi pengguna *expert* jejaring sosial yang diberikan oleh ahli parenting bernama Monica Vila, co-founder TheOnlineMom.com. 1. Jump in. Jika anak remaja Anda adalah [pengguna](http://www.plimbi.com/review/5921/game-strategi-gratis "Superheroes Alliance - Game Strategi Gratis untuk Pengguna Smartphone Blackberry") aktif jejaring sosial, sementara Anda masih belum akrab, bukalah akun sendiri dan cobalah menyesuaikan dengan lingkungan jejaring sosial. Mintalah anak Anda untuk membantu Anda, untuk mengajarkan Anda dasar-dasar dan pengaturan, serta untuk menjelaskan mengapa dia suka menggunakan jejaring sosial. Dengan melakukan hal ini, Anda bisa meminimalisir dampak situs jejaring sosial yang buruk bagi anak. 2. Memahami pentingnya platform. Jejaring sosial tidak hanya sebuah *trend* anak remaja, melainkan juga sudah menjadi alat bisnis yang penting dalam model ekonomi baru. Salah satunya, Anda pasti pernah mendengar salah satu dampak jejaring sosial yang digunakan sebagai sarana [*marketing*](http://www.plimbi.com/article/1908/gamification-fun-marketing-strategy-untuk-brand-anda "Gamification - "Fun Marketing Strategy” Untuk Brand Anda") yang efektif. Anda bisa mengingatkan anak Anda bahwa selain menggunakannya sebagai media bersosialisasi, mereka harus cerdas menggunakan dan menavigasi jejaring sosial untuk tetap kompetitif dalam ekonomi baru. 3. Jangan posting di *wall* akun jejaring sosial anak Anda. Jika anak Anda memutuskan untuk menjadi teman Anda, tahan diri untuk memberikan komentar, *offline* ataupun *online*, juga jangan memberikan komentar kepada teman jejaring sosial anak Anda, kecuali Anda diminta. Cobalah menghormati ruang [*online*](http://www.plimbi.com/article/2280/jadikan-desain-situs-bisnis-online-menjadi-menarik "Jadikan Desain Situs Bisnis Online Menjadi Menarik") yang telah anak Anda ciptakan dengan teman-temannya. 4. Pelajari untuk berhubungan dengan teman dan keluarga. Jika anak Anda melihat bahwa Anda benar-benar menggunakan jejaring sosial sebagai cara untuk berhubungan dengan orang lain, dia akan terkesan dan bangga dengan kemampuan Anda untuk merangkul media baru. 5. *Keep up*. Jejaring sosial berkembang dengan selalu membuat perubahan konstan pada *setting*, format dan bahkan desain dasar, jadi tetap terlibat dan sadar akan perubahan ini. Cobalah pahami media baru ini dengan membahas dengan anak Anda. *Plus*, dengan cara ini Anda bisa lebih berkomunikasi dengan anak Anda. 6. *Talk about it*. Seperti pada poin sebelumnya, bicarakan mengenai jejaring sosial, topik ini bisa menjadi perbincangan yang bagus dengan anak Anda. Misalnya, Anda bisa membahas bagaimana jejaring sosial banyak digunakan di negara lain, bagaimana berbagai macam orang yang berbeda menggunakannya, bagaimana bidang bisnis sudah menjangkau media ini sebagai sarana, bagaimana bidang [pendidikan](http://www.plimbi.com/article/2316/khan-academy-pendidikan-gratis-dalam-ribuan-koleksi-video-tutorial) juga menjangkau atau memanfaatkan media ini sebagai sarana, dan lain-lain. Anda sebagai anak, seperti yang bisa Anda lihat, tidak mudah untuk menjadi orang tua. Atau Anda juga bisa menggugah perspektif mereka tentang jejaring sosial dengan memperkenalkan kepada mereka lingkungan media bersosialisasi era baru ini. [RY]
Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel