Terdapat penemuan terbaru mengenai game first-person shooter yang umumnya menilai negatif jenis game berbau kekerasan ini. Sebuah studi yang diadakan McMaster University, Kanada, menemukan bahwa bermain Game First-Person Shooter baik untuk kesehatan, khususnya untuk penglihatan. Penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam permainan seperti Call of Duty atau Medal of Honor benar-benar membantu orang dewasa mengasah dan, dalam beberapa kasus bahkan dapat, memperkuat penglihatan mereka.
Studi menunjukkan bahwa beberapa kemampuan sensorik, yang mungkin terganggu secara permanen, dapat ditingkatkan di masa dewasa, menurut pemimpin penelitian Daphne Maurer dari Universitas McMaster di Kanada.
Maurer telah memperhatikan bahwa anak-anak yang lahir dengan gangguan katarak langka di kedua mata mereka, yang memerlukan operasi dan perbaikan kontak, semua tidak diberi penglihatan normal sebagai bayi antara tiga hingga 10 bulan. Setelah anak-anak ini tumbuh menjadi orang dewasa, penglihatan mereka akan membaik tetapi tidak pernah mencapai sempurna, 20/20, dan mereka menunjukkan beberapa kekurangan dalam persepsi wajah, ketajaman, arah gerakan peripheral vision (Kemampuan untuk melihat benda-benda dan gerakan di luar garis penglihatan), dan binocular vision (Kemampuan untuk mempertahankan fokus visual pada sebuah objek dengan kedua mata, menciptakan citra visual tunggal).
Penelitian sebelumnya pada orang dengan gangguan mata tertentu telah menunjukkan perbaikan setelah mereka bermain jenis game first-person shooter. Kemudian Maurer memutuskan untuk mencobanya pada subyek penelitian orang dewasa yang terlahir dengan gangguan mata dan terus menderita ganggunan tersebut seumur hidup.
Enam pasien antara usia 19 hingga 31 menjalani tes bermain game first-person shooter "Medal of Honor" produksi EA. Tes ini dilakukan beberapa jam per hari, lima hari seminggu, selama sebulan, dengan total 40 jam. Lima dari enam orang menunjukkan perbaikan dalam penglihatan mereka, masing-masing bergerak lebih dekat ke nilai sempurna, 20/20, dari rentang awal 20/32 hingga 20/100, serta menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengenali wajah, melihat tulisan kecil dan melihat arah dari titik yang bergerak.
Permainan cepat yang dibutuhkan dalam Game First-Person Shooter untuk memantau apa yang ada di depan dan apa yang ada di pinggir, meningkatkan kadar dopamin dan adrenalin yang dapat membuat otak lebih fleksibel untuk perbaikan dalam ketajaman visual. "Hal ini juga disebut adrenalin untuk bertindak, karena Anda tidak hanya harus membuat penilaian berdasarkan pada apa yang terjadi di layar, tetapi Anda harus bertindak atas hal tersebut, dan Anda harus bertindak berdasarkan dari perspektif dunia nyata," kata Maurer.
Para peneliti menyadari resiko dari penelitian mereka yang menggunakan Game First-Person Shooter sebagai alat, yaitu resiko orang tersebut menjadi kecanduan game. Oleh karena itu mereka membatasi 10 jam perminggu dan tidak lebih dari 2 jam perhari dalam melakukan tes. Dan dengan cara dan batasan ini, Game First-Person Shooter bisa memiliki keuntungan dalam meningkatkan penglihatan manusia, khususnya orang dewasa yang mengalami gangguan penglihatan. [RY]