1

Produk Gagal di Dunia Teknologi Tahun 2012

11 Jan 2013 13:00 5182 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Kebanyakan dari kita tahu produk-produk yang berhasil saja. Wajar, karena kita banyak mendapat informasi mengenai keberhasilan produk. Untuk informasi mengenai kegagalan produk jarang dimuat di media. Mungkin karena itu berita buruk atau mungkin juga tidak ada yang perduli dari kegagalan produk tersebut. Padahal, dari kegagalan kita bisa belajar untuk tidak gagal dalam membuat suatu produk.

Kebanyakan dari kita tahu produk-produk yang berhasil saja. Wajar, karena kita banyak mendapat informasi mengenai keberhasilan produk. Untuk informasi mengenai kegagalan produk jarang dimuat di media. Mungkin karena itu berita buruk atau mungkin juga tidak ada yang perduli dari kegagalan produk tersebut. Padahal, dari kegagalan kita bisa belajar untuk tidak gagal dalam membuat suatu produk. Terkadang yang membuat suatu produk itu gagal bukan karena kualitasnya yang buruk, terlebih karena kesalahan cara memperkenalkannya ke konsumen. Bila berbicara fitur yang disediakan, beberapa produk yang dianggap Paseban gagal ini tidak kalah jauh dengan fitur yang dimiliki pesaingnya.

Karena alasan apapun kegagalan produk-produk teknologi ini, kita tetap harus mengambil hikmahnya. Berikut produk-produk teknologi yang di anggap paseban sebagai produk gagal di tahun 2012.

Colour

Colour merupakan aplikasi untuk berbagi foto dan video. Aplikasi ini hanya ada di produk-produk Apple saja. Setelah meredup di pertengahan tahun 2012 akhirnya 31 Desember Colour resmi ditutup. Kegagalan ini cukup besar, Colour telah menghabiskan dana sekitar US$41 juta selama beroperasi. Kini semua teknisinya sudah di akuisisi oleh Apple yang bernilai sekitar US$2-$5 juta. Salah satu alasan kegagalan produk ini adalah kalah pamor dengan berbagai rivalnya seperti Pinterest, Instagram, dan YouTube yang jauh sudah dikenal pengguna internet. Fiturnya juga tidak jauh beda dari website-website tersebut. Jadi ketertarikan orang untuk menggunakannya juga sangat minim.

Meebo

Meebo merupakan aplikasi instant messaging yang berbasis browser dan merilis bar Meebo. Tool Bar ini bisa digunakan pengguna untuk chating di berbagai situs seperti TV Guide, TMZ, dan Entertainment Weekly. Namun seminggu setelah diakuisisi oleh Google, Meebo langsung mengumumkan kalau mereka akan tutup. Fasilitas Meebo ini sekarang bisa kita temui di Google+. Inilah alasan utama kenapa Meebo tutup dan gagal mepertahankan perusahaanya. Walau sudah di Google+ tetap saja fitur ini tidak terlalu populer karena Google+ juga tidak sepopuler rivalnya seperti Facebook dan Twitter.

The Daily

Tahun 2012 sepertinya menjadi awal semaraknya produk tablet dan smartphone. Ini juga dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan untuk menciptakan aplikasi reader, terutama untuk konten news. Memang banyak konsumen yang intens membaca berita lewat tablet atau smartphone tetapi banyak juga aplikasi yang menyediakan layanan tersebut, termasuk aplikasi yang datang dari penyedia berita itu sendiri. The Daily merupakan produk gagal reader. Aplikasi ini di ciptakan untuk iPad dan karena kalah bersaing, mereka mengumumkan perusahaanya akan tutup pada tanggal 15 Desember.

PicPlz

PicPlz diciptakan awalnya untuk menyaingi Instagram. Namun pengembang gagal dalam menjalankan misinya. Juni 2012 mereka mengumumkan kalau perusahaannya telah menutup semua aktifitas mengenai PicPlz. Padahal sempat digembar-gemborkan di App Store dan Google Play. Ketenaran Instagram menenggelamkan aplikasi ini, hingga tidak ada yang peduli kalau mereka gulung tikar.

Nexus Q

Produk gagal ini bukanlah aplikasi. Ini merupakan hub untuk Android ke perangkat lainnya seperti TV, LCD, LED untuk streaming musik, video HD, film dan lainnya langusng dari Google Play. Namun itu belum terwujud di 2012. Rencananya produk ini diluncurkan pada bulan Juli namun, hingga kini tidak ada kabar mengenai produk tersebut. Produk ini rencananya akan dijual dengan harga US$299. Yang menjadi pertanyaan adalah, konsumen bisa secara gratis streaming film? Kalau tidak gratis buat apa mengeluarkan dana sebesar itu? Kalau gratis, protes produsen film akan berdatangan.

Kodak Galery

Kodak cukup terkenal dulunya untuk urusan rol foto. Ketika beralih ke format digital perusahaan inipun mendapat guncangan. Pad bulan Juli 2012, Kodak Galery yang berisi foto-foto dari Kodak dialihakan akuisisinya dari Ofoto ke Shutterfly. Tetapi projek seperti slideshow foto, photo book tidak ikut dipindahkan. Pada 19 Desember, Kodak setuju menjual paten 1,100 digital-imaging ke berbagai perusahaan seperti Google, Apple, Facebook. Total nilai paten ini sebesar US$525 juta.

Oink

Setelah gagal menjual Digg di masa-masa kejayaannya, sekali lagi Kevin Rose sang entrepreneur harus menyaksikan produknya kembali gagal. Semua kegiatan mengenai aplikasi yang satu ini di tutup. Milk Inc., sebagai perusahaan pengembang Oink mengumumkan kalau aplikasi ini di tutup pada bulan Maret 2012. Aplikasi ini gagal dalam persaingan aplikasi tahun 2012, padahal aplikasi gagal ini sempat ada di App Store. [RIC]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel