Dalam sebuah video singkat di kanal 20 detik (detik.com) yang berdurasi 13:43 Menit, Agus Maftuh Abegebriel menanggapi pertanyaan host (Alexander Sudrajat).
Dalam wawancaranya, Alexander Sudrajat selaku host menanyakan perihal bagaimana HT (Hizbut Tahrir) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) sekarang, kepada Agus Maftuh yang sekarang juga menjadi Dubes (Duta Besar) RI di Saudi Arabia.
Agus Maftuh menjawab pertanyaan tersebut sebagai seorang Akedimisi bukan sebagai Dubes RI, yang berangkat dari Universitas IAIN Sunan Kalijaga yang menghasilkan sebuah buku berjudul "Negara Tuhan".
Untuk penelitianya juga masuk ke negara konflik afganistan dan yaman mencari sebuah efediensis, bukti-bukti dan jejak.
"Buku berjudul (Negara Tuhan) sempat viral di media masa pada tahun 2004, menguliti, membongkar jaringan terorisme dan perselingkuhan seperti di Besawar sebuah kota di perbatasan Pakistan-Afghanistan yang menghasilkan kelompok Al Qaeda, Terang Agus.
Ia pun melanjutkan, perbedaan bendera ISIS yaitu Khot Kuhfi Kotak dan yang viral di indonesia memakai Khot Tsulusi,
Agus Maftuh juga mengatakan jika tidak pernah mengenal HTI yang digagas oleh Taqiyuddin An Nabhani,
"Nama HTI ini aneh tidak akademik, HTI adalah gerakan Abral Khudud al Kaumiyah melawati batas-batas negara, tidak mengenal kebangsaan dan Nasionalis".
Pernah mengajar hadits dan selama 27 tahun otak-atik hadits, pada halaman pertama kitab Ad Daulah Al Islamiyah ditemukan dua hadits yang sangat dhaif karena ada 2 rawi yang bermasalah, terangnya.
Ia pun berpesan : "Jangan Sampai ada Pembajakan kepada kalimat Thoyyibah, karena sangat sakral dalam islam.
Jangan ulangi kris kemanusian sehingga Ali harus dibunuh pada waktu itu karena aroma darah, dan menceritakan Kisah yang pernah terjadi pada zaman Ali Bin Abi Tholib.
"Sayyidina Ali pernah didemo oleh sekelompok orang yang menggunakan ayat al-Qur'an, inil hukmu illa lillah, tidak ada hukum kecuali hukum Allah, namun Ali tidak menyukai hal tersebut walau kata-katanya bagus namun untuk tujuan politisasi" Ketika Politisasi dan Agama akan menjadi darah, terangnya. (*)