Ganjar Pranowo Profil , yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah ternyata tak jauh beda dari masyarakat biasa kebanyakan. Ia pun pernah terusir dari rumah yang ditinggalinya bersama keluarga di Tawangmangu.
Hal itu karena rumah yang ditinggalinya akan digunakan pemiliknya. Sehingga ia dan keluarganya harus segera pindah dalam waktu dekat. Memang, sebelumnya rumah yang ia tinggali sudah dijual karena ingin pindah ke Karanganyar.
Ada kesepatakan dengan pembeli bahwa rumah itu sementara boleh ditinggali sembari ayah Ganjar mendapatkan tempat tinggal baru di Karanganyar. Namun, suatu ketika tanpa ada pemberitahuan, sang pembeli datang ke rumah dan meminta agar rumah itu segera bisa ditempatinya.
Pagi harinya, Ganjar dan keluarga terpaksa meninggalkan rumah dan menuju Karanganyar. Karena waktu yang mepet, keluarga itu pun terpaksa tinggal di rumah kontrakan yang sederhana, dan dekat dengan pabrik gamping.
Kisah masa kecil Ganjar yang penuh keseruan tersebut kini sudah dibukukan dan bisa dibaca siapa saja. Berbentuk novel biografi, kisah ini ditulis oleh Gatotkoco Santoso, diluncurkan pada Senin (29/1/2018) sore di Dusun Sawit, Desa Kunti, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.
Gatotkoco Santoso juga pernah menulis buku berjudul Jokowi Si Tukang Kayu, dan novel Sarjana Muda. Pada pembuatan buku ini, ia mengaku telah melakukan observasi mendalam. Baik terhadap Ganjar, keluarganya, teman dekat Ganjar, hingga warga Tawangmangu yang dahulu adalah tetangga sang gubernur.
Menurut sang penulis, novel setebal 344 halaman dengan 36 judul yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama ini, mengisahkan masa kecil Ganjar. Penyusunan berdasar hasil wawancara langsung dengan Ganjar dan beberapa sahabat, serta berbagai sumber lainnya.
Ia bercerita bahwa novel itu ditulisnya selama dua tahun. “Karena saat itu baru lahiran anak saya jadi kadang anak nangis jadi berhenti nulis dulu. Launchingnya juga lama karena menyesuaikan waktu dengan jadwal padat pak gubernur,†ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, novel ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda. Meski tulisan ini hanyalah sebuah novel tentang perjalanan hidup tapi kisahnya mengajari tentang nilai-nilai luhur yang harus selalu dijunjung, yang hingga dahulu sampai sekarang takkan lekang oleh waktu, yaitu keyakinan, keuletan, dan sikap hormat kepada kedua orangtua, khususnya ibu.
“Mudah-mudahan bisa menginspirasi anak muda. Meski dari keluarga sederhana dengan kerja keras terbukti bisa seperti ini. Ini adalah inspirasi untuk generasi selanjutnya, terlebih sekarang teknologi lebih memungkinkan sehingga mestinya bisa melebihi. Ini inspirasi untuk anak dan orangtua,†katanya.
Pada launching tersebut, Ganjar hadir didampingi sang istri Siti Atikoh Supriyanti. Prosesi peluncuran novel, dikemas apik oleh para seniman yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (KLG).
Sementara Ganjar mengungkapkan, bahwa buku yang mengisahkan tentang dirinya, kali ini adalah yang ketiga. Pertama terdapat buku berjudul Kontroversi Ganjar yang isinya cukup serius, kemudian terdapat buku berjudul Gubernur Jelata yang berisi cerita-cerita lucu, dan ketiga ini berjudul Anak Negeri ; Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo.
“Buku ini memang novel tapi aktor, waktu, dan tempatnya bener, tapi didramatisasi karena novel. Itu gaya khas mas Gatotkoco. Dia riset dengan keluarga, teman dekat saya, dan lainnya. Beberapa penggalan cerita memang menceritkan masa kecil saya. Presisinya 90 persen, selebihnya kembang-kembang saja,†katanya.
Selain novel ini, imbuhnya, akan muncul lagi novel karya Gatotkoco tentang Ganjar. Jika yang ada saat ini adalah cerita tentang masa kecil sampai dewasa, maka karya berikutnya adalah ketika memasuki dunia politik dan lebih serius mengenai apa yang sudah dikerjakan sebagai gubernur dan tidak banyak yang mengetahuinya. “Saya sudah mengorder untuk berikutnya yang lebih bagus lagi, dan dramatis lagi. Saya sudah siapkan materialnya, dan saya nggak tahu seperti apa nanti jadinya di tangan mas Gatotkoco,†ungkapnya.