1

Munculnya Gerakan Tolak Denny JA di Ulang Tahun Majelis Sastra Bandung ke-9

21 Jan 2018 18:20 13309 Hits 0 Comments
Ulang Tahun ke-9 Majelis Sastra Bandung

Bermula dari digelarnya diskusi pada Ulang Tahun ke-9 Majelis Sastra Bandung (MSB) tentang komunitas sastra di Jawa Barat (Jabar) serta perkembangannya, dengan pembicara Ahda Imran, Juniarso Ridwan dan Heri Maja Kelana. Tiba-tiba sebuah gerakan sastra datang dari Jabar menyeruak yaitu gerakan Jabar Tolak Denny JA (DJA) di Studio Jeihan Jalan Padasuka Bandung, Minggu (21/1).

Gerakan ini muncul lewat penyair Jabar yaitu Rois'Am MSB, Matdon Rupanya pemantiknya adalah soal puisi esai yang dilontarkan DJA. Namun gerakan ini muncul akhirnya karena punya alasan yang jelas.“Ini gerakan edun,” ujar para seniman di kota Bandung pada acara itu.

Lalu munculah Group WA berisi sejumlah seniman baik penyair maupun sastrawan, selain Matdon ada Ahda Imran, Acep Zamzam Noer, Hikmat Gumelar dan lainnya. Dengan Kekuatiran sastra di Jabar ada yang mulai dirasuki, Gerakan Jabar Tolak DJA ini tulus.

Matdon mengungkapkan, dalam Group WA itu jika teman-teman, group ini dibuat oleh Matdon dan Ahda Imran,  dengan maksud bisa menjadi ruang bagi para aktivis sastra di Jawa Barat dalam menyikapi atau saling menukar informasi menyoal gerakan DJA lewat puisi esai, sebagaimana ramainya penolakan atas gerakan tersebut.

“Jika ada teman-teman yang merasa tidak tertarik dengan urusan tersebut, tapi kadung dimasukkan ke group ini, kami mohon maaf, dan kami tidak keberatan untuk keluar dari group,” tutur Matdon.

Namun sambutan makin banyak dan mereka malah menyatakan tidak keberatan masuk dalam Group WA itu. “Uing ngadukung!" kata salah satu dari group itu.

Menurut keterangan, munculnya hal tersebut, awalnya ramai di media sosial, gerakan puisi esai DJA telah menuai banyak reaksi penolakan. Inti dari penolakan tersebut menyasar pada bagaimana DJA telah menggunakan kekuatan modalnya untuk membayar para penulis Rp.  5 juta untuk menulis puisi esai.

Gerakan bekerja diam-diam menyebar para orang mirip calo tenaga kerja ilegal, mengajak orang nulis puisi esai dan langsung teken kontrak 5 juta. Di beberapa propinsi tercatat para penulis yang terlibat dalam gerakan tersebut (Jabar tidak ada).

Gerakan ini semata-mata ditujukan demi makin menguatkan dirinya sebagai tokoh paling penting dan berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia. Sebagian berpendapat,  ini jelas gerakan atau manipulasi yang culas. Karena itulah wajar muncul berbagai reaksi dari para penyair MSB yaitu 1. Bagaimana reaksi kita terhadap manipulasi sastra semacam ini? 2. Dalam bentuk apa sikap dan reaksi penolakan itu kita nyatakan? Selain itu ada kasus lainnya Bagaimana tuh penulis profil DJA dalam buku 33 Tokoh Sastra Indonesia (2015)?

“Soal angka bayaran saya yakin tak ada seorangpun di sini yang tahu. Satu-satunya yang banyak orang tahu, gerakan puisi esai yang akhir-akhir  ini berlangsung dibayar Rp. 5 juta setiap penulis. Tapi baik kita fokus saja pada isu gerakan DJA yang baru saja, yang dia sebut Gerakan Puisi Esai Nasional,” terang Matdon.

Karena itu tak ada yang terlambat untuk berpikir ulang demi mencegah gerakan yang berbahaya itu. "Kami penyair Jawa Barat tidak ingin berenang di air kotor," imbuh Matdon.

Matdon membenarkan betul tidak etis, dan nafsu DJA ingin disebut tokoh juga tak masuk akal. Saya didatangi anak buahnya di kantor ditawaran.

Sementara itu penyair lain, Ahda Imran menjelaskan, menentang puisi esai bukanlah soal bahwa itu akan membuat seseorang jadi makin populer. Bukan, tapi ini penentangan atas sebuah gerakan yang masif dan sistematis dengan modal duit ratusan juta bahkan milyaran, masuk merusak sastra dan sejarah sastra Indonesia.

"Membiarkan gerakan ini, dengan alasan hanya bikin seseorang tambah populer, sama saja dengan membiarkan kotoran hidung menyebut dirinya penyair dan tokoh penting dalam sejarah sastra Indonesia,"  tutup Ahda. 

Tags

About The Author

Buddy Wirawan 41
Ordinary

Buddy Wirawan

jurnalis, suka musik metal
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel