1

Dedikasi Warli Latumena Pada Dunia Perbatuan Indonesia

7 Sep 2017 12:08 1849 Hits 0 Comments
DI usia senja, Gemologist Dipl.-Phys.Warli Latumena, FGA mengabdikan dirinya pada dunia perbatuan Indonesia.

DI usia senja, Gemologist Dipl.-Phys.Warli Latumena, FGA mengabdikan dirinya pada dunia perbatuan Indonesia. Meski saat ini pasar batu akik kian meredup, namun ia tetap konsisten mencintai dunia yang telah membesarkan dirinya. Bahkan, ia pun mendirikan sebuah laboratorium untuk penelitian batu.

Konsistensi Warli Latumena untuk terus menekuni dunia perbatuan patut diacungi jempol. Sejak pensiun dari pekerjaannya sebagai Geophysicist dan System Manager di perusahaan Amerika Serikat tahun 2009, ia memang sudah berniat tetap mendedikasikan dirinya di bidang perbatuan.

Dua tahun kemudian—tepatnya di akhir tahun 2011, pria yang bekerja di Amerika Serikat selama 27 tahun itu mendirikan Jaya Gem, sebuah laboratorium untuk penelitian batu. Di Jaya Gem inilah, Warli menikmati masa pensiunnya dengan meneliti batu hingga mengolah bebatuan mulai dari melakukan faceting dan cutting serta sesekali menjadi pembicara dalam forum-forum yang membahas masalah batu.

“Jayagem tidak bersifat komersial. Lebih mengarah untuk kepentingan pribadi saja yakni sebagai laboratorium pribadi untuk meneliti koleksi batu-batu pribadi. Jadi, saya menjadikan Jaya Gem ini lebih bersifat untuk menyalurkan hobi,” ujar lulusan Diplom Physiker Hamburg University dan Gemologist FGA (Inggris) GAGTL (GEM-A) ini.

Padahal, berbagai peralatan penunjang kerja di Jaya Gem terbilang lengkap. Sebagai acuan aktivitas, dirinya juga memakai sejumlah literatur dan majalah seperti Lapis (bulanan, berbahasa Jerman), Gem & Gemology (Quarterly yournal GIA), dan Journal of Gemmology (Gem-A). “Secara berkala, saya juga active dalam forum GemA yang berpusat di London Inggris,” tutur Warli yang juga lulusan Jurusan Fisika Hamburg University.

Karena aktivitas yang dilakukan untuk menyalurkan hobinya di dunia perbatuan, Warli pun belum berniat membuka lembaga sertifikasi batu maupun memo-memo seperti yang sekarang banyak dilakukan oleh gemologist di Jakarta. “Jaya Gem belum membuka kerjasama dengan lembaga manapun karena saat ini masih mejadikannya untuk aktivitas hobi,” tuturnya.

Namun diakui, seringkali ia juga diminta sejumlah sahabat dan rekan-rekannya untuk meneliti koleksi batu hingga melakukan faceting dan cutting. Karena para sahabat yang meminta, ia pun sulit untuk menolak. Selama ini, Lab Jaya Gem masih dioperasikan sendiri sambil dirinya mengkader para remaja untuk menekuni dunia ini. harapannya, kelak akan lahir generasi muda yang tidak sekadar cinta batu, tapi juga memahami secara detail soal perbatuan.

Kepada para penghobi batu, ia juga mendorong mereka untuk menyertifikatkan koleksi yang dimiliki. Dengan sertifikat dapat menghindari pemalsuan dan penipuan serta menaikan gengsi dan nilai batu tersebut. Sebab selama ini, mereka yang suka batu masih banyak yang melihat benda ini dari keindahannya saja.”Dengan sertifikasi, pemilik tidak sebatas mengetahui asal-usul batu itu semata, melainkan untuk menguji jenis dan kualitas batu termasuk mengetahui apakah batu tersebut asli atau sintetik,” ujarnya.

Dengan demikian, kita terhindar dari resiko penipuan, memudahkan transaksi jual-beli, bahkan bisa menaikkan nilai jual karena sertifikat ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Tags

About The Author

putra 37
Ordinary

putra

penyuka kabar, suka berkabar.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel