Kemeriahan peringatan detik-detik proklamasi, sekaligus HUT Kemerdekaan RI ke 72, Kodim 0809/Kediri bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten Kediri, Polresta dan Polres Kediri, Satpol PP Kota dan Kabupaten Kediri, Yonif 521/DY, Brigif 16/WY serta siswa/siswi SLTA sederajat hingga santri-santri, menggelar tari dan drama kolosal. Lokasi 2 acara tersebut terpisah satu sama lain, untuk pagelaran seni tari kolosal digelar di Stadion Chanda Birawa, sedangkan drama kolosal dilangsungkan di Stadion Brawijaya. Kendati gelar tari dan drama kolosal itu berbeda, waktu pelaksanaannya sendiri dilangsungkan secara bersamaan, yaitu usai upacara peringatan detik-detik proklamasi, kamis (17/08/2017)
Â
Tari kolosal yang digelar di Stadion Chanda Birawa, merupakan hasil kerja keras seluruh pesertanya dengan berlatih hampir sebulan penuh. Latihan yang terus menerus dibawah bimbingan pelatih tari profesional, menjadikan para peserta ini mampu memperagakan segala gerak tari sesuai arahan dari sang pelatih. Tampilan tari kolosal yang diikuti 240 orang tersebut, menarik perhatian para peserta upacara, termasuk Forpimda Kediri, antara lain Dandim Kediri, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han), Bupati Kediri, Hj.Haryanti Sutrisno, Kapolres Kediri, AKBP Sumaryono dan Ketua DPRD Kabupaten Kediri, H.M.Sulkani.
Â
Ditempat terpisah, drama kolosal bertemakan heroik dari sosok Mayor Bismo, dipertontonkan dihadapan para peserta upacara peringatan detik-detik proklamasi yang berlangsung di Stadion Brawijaya. Deretan Forpimda turut menjadi penonton aksi para pemeran drama kolosal ini ,diantaranya, Walikota Kediri, Abdullah Abubakar, Kasdim Kediri, Mayor Inf Joni Morwantoto, Kapolresta Kediri, AKBP Anthon Haryadi dan Ketua DPRD Kota Kediri, Kholifi Yunan.
Â
Sang sutradara sekaligus penulis skenario, Agus Gondrong sangat piawai dalam mengemas drama kolosal yang diikuti 320 orang ini. Selama sebulan ,Agus Gondrong turut andil dalam proses pembentukan karakter peran dalam seluruh segmen dari drama kolosal ini. Dari penunjukkan pemeran ,penentuan peran, hingga pengaturan seluruh pemeran dari drama kolosal ini, benar-benar diperhitungkan secara matang. Dibutuhkan kejelian sekaligus kesabaran dalam menggembleng suatu drama kolosal yang diikuti ratusan orang, dan Agus Gondrong mampu membuktikannya.
Â