Upaya peningkatan produktifitas pertanian ,terutama tanaman padi, terus dilakukan sebagaimana saat ini dilangsungkan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) di lahan pertanian yang ada di Kelurahan Semampir Kota Kediri. Dalam kegiatan pertanian tersebut, Babinsa Kelurahan Semampir, Serka Samsuri turut mendampingi Ita S. dan Winarsih, keduanya dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Kediri, Mantri Pertanian Kecamatan Kota, Syamsul A. dan Bandiran selaku POPT Kecamatan Kota, selasa (11/07/2017)
Â
Dilokasi SLPTT, Winarsih menjelaskan, ciri ciri tanaman padi yang diserang hama wereng batang cokelat adalah warnanya berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan tanaman padi menjadi kering dan mati, perkembangan akar merana dan bagian bawah tanaman yang terserang menjadi terlapisi oleh jamur. Hama wereng batang coklat hidup pada pangkal batang padi. Binatang ini mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur, Nimfa dan Imago. Saat menjadi nimfa dan imago inilah wereng batang coklat menghisap cairan dari batang padi.
Â
Berbeda dengan Syamsul A. yang menjelaskan seputar pengendalian hama tikus, menurutnya, dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang. Gropyokan massal dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
Â
SLPTT ini melibatkan 3 kelompok tani yang berasal dari Kelurahan Semampir, Kelurahan Balowerti dan Kelurahan Dandangan. Selain berbagai teori yang disampaikan langsung kepada para petani, praktek dilapangan juga dilakukan untuk memadukan antara teori dengan praktek.
Â
Â