Isu santer terkini yang berubah menjadi hot topik diberbagai media sosial, dinetralisir dengan cara persuasif, seperti halnya yang dilakukan Danramil Ngadiluwih, Kapten Inf Supriyadi saat bulan Ramadhan berlangsung. Masjid Al Huda Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, dijadikan sarana komunikasi berbasis “face to faceâ€, antara TNI dengan masyarakat yang diwakili oleh perangkat desa se Kecamatan Ngadiluwih, senin (05/06/2017).
Â
“Perlu diketahui, di Cina dalam kurun 8 tahun terakhir, ratusan biksu pendeta, pastor dan ulama muslim, dijebloskan ke penjara, dengan tuduhan yang tidak masuk akal dan janggal, karena begitulah komunisme bila berkuasa di suatu negeri, segala sesuatunya bisa terputar balik dari fakta. Penutupan tempat ibadah terus terjadi dan berlangsung hanya dalam tempo 6 tahun terakhir, itupun ditambah lagi segala bentuk simbol keagamaan ,dilarang keras berada di negeri tirai bambu ini,†kata Kapten Inf Supriyadi.
Â
Camat Ngadiluwih, Drs. Lalu Hadi Kusumo ,juga ikut mendampingi Danramil Ngadiluwih memberikan sedikit tausiyah kebangsaan, usai K.H. Moh. Yusuf dari Kecamatan Wates, memberikan siraman rohani. Tausiyah yang diberikan Kapten Inf Supriyadi ini, sebenarnya bukan acara sesungguhnya, melainkan menumpang kegiatan pengajian rutin khusus perangkat desa yang digilir dari desa ke desa tiap bulannya.
Â
“Jadi sudah sangat jelas, bahwa komunis tidak cocok dengan kultur kehidupan bangsa ini, apalagi nilai-nilai religi di Indonesia, sangat dijunjung tinggi, demikian juga simbol-simbol keagamaan, ditambah lagi keanekaragaman sosial budaya yang mayoritas cenderung berdampingan dengan sisi religi ,baik dari sudut pandang manapun, mutlak dan absolut, komunisme bukan solusi dan alternatif bagi bangsa ini,†pungkas Kapten Inf Supriyadi.
Â