Hasil serapan gabah dan beras dievaluasi hari ini di ruang pertemuan Makodim 0809/Kediri. Evaluasi ini sendiri dipimpin langsung Dandim Kediri, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han) dan Kasdim Kediri, Mayor Inf Joni Morwantoto, rabu (17/05/2017)
“Terhitung bulan januari sampai bulan april lalu, secara matematis bila dibandingkan bulan januari sampai bulan april tahun 2016 lalu, memang ada peningkatan, tetapi peningkatan itu masih saya anggap kurang. Karena potensi daerah yang luas lahan pertaniannya lebih luas, seharusnya lebih tinggi ketimbang yang luas lahan pertaniannya memiliki luas dibawahnya. Logikanya semakin luas lahan pertanian maka semakin besar produktifitas pertaniannya,†kata Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han)
Mayor Inf Joni Morwantoto menambahkan, daerah-daerah yang dimaksud Dandim Kediri yang memiliki luas lahan ialah daerah-daerah yang ada di Kabupaten Kediri, sedangkan daerah-daerah yang ada di wilayah Kota Kediri, bisa dimaklumi, karena lahan pertaniannya tidak seluas yang ada di Kabupaten Kediri. Prioritas tetap pada gabah dan padi dari petani lokal untuk dikontribusikan ke Bulog, seperti di Pare, Gurah, papar, Purwoasri, Gampengrejo, Ngadiluwih dan Kandat, yang lahan pertaniannya sangat mendominasi ditanami padi.
“Untuk lahan pertanian di Kecamatan Kunjang, relatif naik, cuma beberapa lahan pertanian ada yang mengalami pasang surut, itupun bukan karena kurang maksimalnya hasil produktifitas pertanian, tetapi ada beberapa titik yang terkena hama wereng,†kata Danramil Kunjang, Kapten Inf Sunarjo saat menyampaikan pandangannya.
“Di Grogol ,memang mengalami penurunan di beberapa titik, tetapi penurunan itu bukan tanpa sebab, karena lahan pertanian di titik-titik itu, terkena dampak banjir akibat curah hujan yang terlalu tinggi, hasilnya, banyak lahan yang kurang maksimal menghasilkan gabah atau beras,†kata Danramil Grogol, Kapten Inf Suliyono.