Tontonan hiburan sekaligus pelestarian budaya leluhur, digelar dihalaman perusahaan berplat merah (BUMD) PG Pesantren, dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini juga menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Dari deretan kursi tamu undangan, Eko Budi Junarto, selaku GM PG Pesantren, Menjer Marpaung selaku MP PG Pesantren, Pabung Kodim Kediri, Mayor Inf Puguh Jatmiko, Danramil Pesantren, Kapten Arm Nur Solikin ,Kapolsek Pesantren, Kompol Sucipto dan Camat Pesantren, Eko Lukmono Hadi, sabtu (06/05/2017) Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini, mengambil lakon "Parikesit Dadi Ratu" bersama Ki Dalang Didik Wibisono, dan dalam sambutannya Mayor Inf Puguh Jatmiko mengatakan "Tradisi leluhur sangat penting dilestarikan, itu adalah bagian dari identitas kita, budaya kita, tidak tepat kalau kita abaikan. Saya apresiasi positif kepada pihak PG Pesantren, yang tiap tahun selalu menggelar pagelaran wayang kulit, berarti PG Pesantren juga turut melestarikan budaya leluhur. Pagelaran wayang kulit ini selain menjadi sarana pelestarian budaya, juga menjadi hiburan bagi masyarakat." Inti cerita berdasarkan bocoran Ki Dalang Didik Wibisono, Raden Parikesit merupakan putera dari Raden Angkawijaya dengan Dewi Utari. Parikesit dilahirkan sesudah perang Baratayudha. Dia Benar-benar sangat disayangi oleh ke lima Pandawa. Pada saat ia bayi selalu di cari oleh Aswatama, untuk dibunuh lantaran Parikesitlah yang dimasa akan datang bakal menguasai negeri Hastinapura. Namun dengan tidak disengaja, Parikesit menendang panah yang di taruh buat menjaganya dan seketika mengenai Aswatama. Tersungkurlah Aswatama hingga menemui ajal terakhirnya. Lalu, Parikesit bertahta sebagai raja di Hastinapura, bernama Prabu Kresnadipayana. Sedangkan filosofi yang bisa diambil dari cerita ini ialah ,Parikesit memperoleh kehormatan berbentuk Kekuasaan serta "Power" tidaklah dia yang menginginkan apalagi berambisi untuk merebutnya. Sistem naik tahta Parikesit diawali jauh sebelum saat dia dilahirkan di muka bumi. Dalam cerita carangan pewayangan, sekurang-kurangnya diawali dari kerja keras ,serta perjuangan berat Abimanyu saat masih menjadi perjaka untuk memperoleh wahyu JayaNingrat yang merupakan anugerah dari Yang Maha Tunggal melalui beberapa dewa di kayangan.
Parikesit Dadi Ratu Awali Buka Giling PG Pesantren
Tradisi leluhur sangat penting dilestarikan, itu adalah bagian dari identitas kita, budaya kita, tidak tepat kalau kita abaikan. Saya apresiasi positif kepada pihak PG Pesantren, yang tiap tahun selalu menggelar pagelaran wayang kulit, berarti PG Pesantren juga turut melestarikan budaya leluhur. Pagelaran wayang kulit ini selain menjadi sarana pelestarian budaya, juga menjadi hiburan bagi masyarakat.