foto : https://www.eresep.com/images/resepedia/thumbnails/lontong-balap-suroboyo_336x336.jpg
Arek Suroboyo tentu hafal betul dengan rasa makanan ini, bahkan mungkin sudah paham cara membuatnya atau sudah menjadi langganan tetap para pelakon dagang kuliner khas kota pahlawan ini. Rasanya sedap, gurih, manis, pedas dan berkuah, selain itu campuran sehat terdiri dari kecambah, lontong, tahu, tauge dan lentho yang disiram dengan kuah khas itu juga mengenyangkan. Lentho sendiri merupakan makanan berbentuk bulat kecil yang di dalamnya ada kacangnya. Tampilan lengkap plus bawang goreng, kecap, sambal, dan sate kerang sebagai pelengkapnya sangat menggugah selera.
Lontong Balap namanya, unik dan tentu punya cerita. Konon menurut sejarahnya, makanan tradisional ini dijual dengan cara dipikul mengelilingi kota. Gentong-gentong yang digunakan untuk mengangkut makanan ini cukup berat karena dibuat dari tanah liat (dulu disebut Kemaron), yaitu tanah liat yang dibakar hingga berwarna merah bata.
Pada jaman dahulu mereka menjajakannya ke pasar dengan memikul kemaron tersebut. Karena banyaknya penjual Lontong Balap dan terbatasnya kapasitas pasar, kemudian mereka cepat - cepat untuk mengambil tempat yang ada di pasar untuk berjualan. Dari perjalanan mereka yang terkesan balapan itulah kemudian diasumsikan seperti orang yang sedang balapan (dalam bahasa Indonesia: berpacu). Jadi, sejak saat itu orang-orang sering menyebutnya sebagai Lontong Balap.
Meski sudah semakin banyak pilihan makanan di era digital sekarang, Lontong Balap tetap menjadi salah satu makanan yang sangat diminati oleh masyarakat atau para wisatawan yang datang. Di Surabaya sendiri banyak warung makan yang menjajakan makanan ini, dari gerobak hingga depot. Jadi, silahkan mampir dan coba sendiri rasanya.