Dulu Ciamis selalu identik dengan wisata pantai Pangandaran. Tapi kini lain cerita. Pasalnya, Pangandaran telah “menjelma†menjadi kabupaten yang mandiri, terpisah dari Ciamis. Perpisahan ini membuat Ciamis kehilangan pesona wisatanya di mata para wisatawan.Â
Namun, jangan kecewa! Ciamis sebenarnya punya tempat wisata lain. Salah satu yang menarik adalah Situ Panjalu atau Situ Lengkong.
Kebetulan, Pada 5 Mei 2016, saya dan suami datang ke Ciamis, ke kampung halaman suami. Esoknya, Jumat 6 Mei 2016, saya diajak suami ke Situ Panjalu.
Situ Panjalu atau Situ Lengkong ini berada di kawasan desa Panjalu, kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Tempat wisata ini memiliki luas 64 hektar dan posisinya berada pada 700 meter di atas permukaan air laut
Saya cari di berbagai sumber, Situ Lengkong ini ternyata memiliki kedalaman sekitar 4 sampai 5 meter. Cukup dalam dan itu membuat saya sedikit agak takut ketika berkunjung ke tempat wisata ini dan naik perahu melintasi danaunya.Â
Tapi, suasana sejuk khas daerah pegunungan membuat saya merasa adem dan nyaman berada di tempat ini. Maklum, keseharian dan aktivitas saya di Bandung kerap kali membuat saya pusing dengan polusi dan macet.Â
Waktu saya berkunjung ke Situ Panjalu, saya datang bersama suami saya yang kebetulan lahir dan sempat sekolah disini. Dia mengajak saya ke situ ini untuk menikmati indahnya air di danau.Â
Jujur saja, saya cukup kagum dengan luasnya Situ Lengkong ini. Waktu itu, saya ingat datang bersama Suami sekitar Pukul 10.00 pagi. Saat datang ke lokasi, saya melihat ada rombongan yang datang ke tempat wisata ini.Â
Waktu saya tanya ke suami saya, kenapa banyak rombongan? Saya bilang kalau Situ Panjalu selain tempat wisata juga jadi tempat kuburan. Â Ia mengatakan kalau di tempat ini ada kuburan yang sering didatangi. Tetapi ia lupa kuburan siapa yang sering dikunjungi.Â
Waktu pertama datang, saya tidak melihat posisi kuburan ada dimana. Setelah ditelisik dan nanya lagi ke suami, ia bilang kalau kuburan itu ada di tengah pulau yang ada di danau ini.Â
Yah, Situ Panjalu ini memiliki sebuah pulau kecil (bukan pulau buatan yah) di tengah-tengahnya, mirip seperti Danau Toba. Pulau tersebut dipenuhi dengan pohon yang rindang dan lebat.Â
Di pulau tersebut juga terdapat banyak kelelawar yang  menurut suami saya akan berterbangan ke berbagai arah  saat sore hari atau menjelang matahari terbenam. Lalu akan kembali ke pulau kecil tersebut saat sebelum menjelang pagi.Â
Pulau kecil di tengah Situ Panjalu sering disebut sebagai Nusa Gede. DI Nusa Gede ini, selain terdapat pohon yang rindang, terdapat pula sebuah gerbang yang jadi tempat masuk para peziarah.Â
Saya bisa melihat dengan jelas gerbang yang dimaksud karena gerbangnya menghadap kawasan tempat berdatangnya para wisatawan.Â
Oh yah, untuk menuju Nusa Gede, para peziarah harus naik perahu yang disediakan oleh pengelola situ. Naik perahu yang berjalan dengan mesin ini tidaklah gratis. Perahu ini mampu menampung sampai 15 orang lebih dengan harga Rp 250 ribu. Jika rombongan hanya 10 orang kebawah, maka harga perahu menjadi Rp 150 ribu rupiah.Â
Perahu ini selain bisa digunakan sebagai moda transportasi menuju Nusa Gede, juga digunakan sebgai fasilitator bagi para wisatawa yang ingin berkeliling Situ atau memutari Nusa Gede.Â
Mengingat saya dan suami datang hanya berdua, kami tidak naik perahu tersebut. Kami memilih naik perahu kecil yang hanya bisa dinaiki oleh dua orang. Perahu tersebut adalah perahu angsa yang hanya berjalan dengan cara mengayuh bagian pedalnya.
Untuk naik perahu angsa ini, kami harus mengeluarkan kocek Rp 50 ribu.Â
Dengan senang hati, kami menjalankan perahu ini. Kami sempat berpapasan dengan rombongan yang naik perahu lain.Â
Saya sangat menikmati indah dan luasnya danau di Situ Panjalu ini. Sayangnya, saya dan suami tidak memutar. Kami hanya mengayuh sampai hampir setengahnya. Mengingat jika dilanjutkan akan terlalu jauh, kami memilih untuk kembali ke bagian sisi.Â
Meskipun begitu, kami cukup menikmati berwisata ke Situ Panjalu ini.Â
Setelah dari Situ Panjalu, tadinya Suami mau mengajak saya ke tempat wisata lain yang ada di Ciamis dan tidak jauh dari Situ Panjalu, yakni Curug Tujuh. Tetapi karena jauh dan kami kelelahan, kami batalkan niat untuk datang ke Curug Tujuh.Â
Nah kan ternyata Ciamis punya banyak tempat Wisata.Â
Sebagai penutup, perlu diketahui kalau di Situ Panjalu ini punya tradisi yang terus dijaga yakni Upacara Adat Nyangku. Suami saya belum pernah datang menghadiri upacara adat ini jadi belum bisa menceritakan detail terkait upacara tersebut.Â
Selain itu, menurut suami saya ada legenda tentang Situ Panjalu ini lho. Kabarnya air yang menggenang di Situ Panjalu itu merupakan tumpahan air zam zam yang di bawa Prabu Sanghyang Borosngora, salah seorang raja di Kerajaan Panjalu.Â
Foto : Koleksi Pribadi
Â
Â