Mantan Kalda Jabar dan Kabareskrim Era Presiden Soesilo Bambang Yudoyono sepertinya menikmati menjadi petani. Setelah ia dikriminalisasi dan dipenjara selama 3,5 taun ia tampak hidup sederhana dengan menjadi Petani. Ia tampak berada di sawah, kebun, dan pasar seorang diri. Kadang mengunjungi rekan-rekannya sesama petani.
Siapa dia? Tentu kita mengenal sosok Susno Duadji. Sosok yang pernah menjadi sumber kontroversi saat mengeluarkan pernyataan Cicak VS Buaya pada era kepemimpinan KPK Busyro Muqoddas bahkan pernah mengkriminalisasikan dua anggota KPK Bibit Waluyo dan Chandra M. Hamzah.
Sempat masuk Partai Bulan Bintang dan mencalonkan diri menjadi anggota DPR namun kandas dengan kasus yang membelitkan, yaitu soal korupsi pengamanan Pilkada Jawa Barat.
Kini jauh dari hingar bingar politik dan eskalasi hukum di Indonesia, Susno sepertinya menikmati menjadi petani. Ia sendiri menggarap sawah hasil warisan orang tuanya sendiri. Setidaknya begitulah pengakuannya yang ia tulis melalui status facebooknya seperti dapat dilihat dari akunnya https://web.facebook.com/susno.duadji.391.
Dalam akunnya tersebut ia juga bercerita kenapa kegiatan-kegiatannya perlu dipublikasikan. Ia merasa bahwa pemerintah harus merasakan bagaimana nasib para petani sehingga tidak gampang mengimpor beras. Persoalan yang dihadapinya benar-benar nyata. Bagaimana ongkos produksi tinggi sementara harga gabah sangat murah. Sedangkan pemerintah sangat gampang mengimpor beras sehingga harga gabah bertambah murah.
Berikut salah satu staus facebooknya yang cukup panjang dari Susno Duadji, ia beri judul âMENGAPA SAYA SERING PUBLISH TTG PERTANIAN ??"
"persoalan yang sy publish pada medsos selalu berkisar pada permasalahan pertanian (sawah, kebun, peternakan, perikanan) dan persoalan rakyat kecil ; pedagang lasar tradisional, pedagang kaki lima, lapak, dan pedagang asongan. Dan hal ini bukan baru saya lakukan sekarang untuk cari popularitas murahan, tidak !! Saya tiga kali ditangkap dan dijebloskan dlm tahanan sudah cukup untuk ngetop, he,,,, guyon.com
Back ground kehidupan saya memang dilingkungan itu ; saya terlahir sbg anak ke 2 dari 8 bersaudara 61 tahun yg lalu, ibu dan bapak sy adalah murni petani, kemudian ibu alih profesi membuka warung sembako, bapak bertani dan menjadi sopir, kemudian ketika saya duduk di bangku SMA bapak terpilih sbg Pasirah, yg memimpin Marga (Satuan Masy Adat), yg untuk memenuhi ekonomi rumah tangga tetap bertani dan dagang.
Saya sngt ingin kuliah di F Pertanian krn darah petani sdh mengalir di tubuh sy, ditambah wkt iru thn 1974 penyuluh pertanian begitu gagahnya naik spd motor trail yg merupakan barang langka dan mewah, so pasti banyak gadis desa tertarik.
Cita-cita tsb tidak kesampaian krn adik saya masih 6 org lerlu biaya sekolah sementara kk saya kuliah di Palembang, akhirnya sy mencari sekolah yg gak bayar, syukur kalau dapat uang makan, dan sy mencoba mendaftar Akabri Pol alhamdulillah diterima.
Sya tertarik dng pertanian krn pertanian menghidupi ratusan juta rakyat Ind yg merupakan negara agraris, pertanian adalah tulang punggung negara kita, pertanian sejalan dng ekonomi kerakyatan.
Saya tertarik mempunlish pedagang kaki lima, pasar tradisional, lapak, sopir angkut, dan asongan krn jenis ini adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan yg menyerap puluhan juta tenaga kerja yg tidak rentan thd resesi ekonomi, tidak manja meminta fasilitas, tdk minta pinjaman modal dari bank yg Milyar, mereka hanya minta supaya tidak digusur dan syukur kalau fasilitas bangunan yg layak. Mereka juga memberi masokan pada negra dan menjadi kawah candera dimuka pebisnis sukses.
Jenis pertanian, pedagang tradisional ini kurang mendapat perhatian, mereka mengjerit karena harga hasil pertanian anjelok, menjerut krn sering digusur fasilitas berdagang yg tidak layak.
Kenapa saya yg mempublish ??
Kalau petani dan pedagang tradisional yg mempublish mungkin mereka tidak tau caranya, dan mungkin tidak ada yg mau baca, maka sy coba untuk mempublish ; toh itu jg persoalan saya dan sanak famili saya dan juga persoalan bangsa kita.
Tak ada tujuan lain, walau ada yg mengkaitkan dng Pilkada Sumsel yg msh dua tahun lbh, sama sekali tidak ada, saya tidak punya partai, saya jg sdh menikmati masa pensiun, toh memperjuangkan rakyat tidak hrs menjadi pejabat.
Alhamdulillah banyak media yg mau mengangkat persoalan rakyat ke rana publik, tapi sayang justeru yg ditonjolkan adalah pribadi saya, bukan jeritan petani dan ledagang tradisional yg kami suarakan.
Bahkan saking kurang informasi ttg sy ada media yg mengarang berita dng membuat seolah keterangan saya, dan mengcopy paste google , tapi sayang yg dipotong ujung nya saja ; ,,,,, bhw Susno duadji mantan Kabareskrim yg dipidana,,, dan dipenjara,,,bla,,,bla,,
Shg saya ini disamakan dng narapidana kuroptor yg suka ngerampok duit negara,,,, dst. Tidak !! Jenis makhluk itu adalah musuh besar saya, siapapun dia yg harus sy musnahkan apapun resikonya !
Tidak ditulis mengapa Susno diperkarakan,,,, tidak ditulis perkara gede yg saya ungkap sampai mempertaruhkan jabatan,,, dan dapat berakibat jiwa melayang !,
Hayo tulis donk back ground perkara saya !!!
Sudah lah,,, itu masala lalu , memory kolektif masyarakat Ind msh segar, rakyat sdh cerdas.
Tak perlu berkutat pd masa lalu , kita hrs optimis memandang masa depan.
Apakah sy bertani seperti buruh tani ???
Ya tidak !,,
Saya ini Ketua Umum TP Sriwijaya yg sedang giat mengkapanyekan ekonomi kerakyatan, sejak masih dinas keluarga saya sudah bisnis koq !, bisnis kami halal, bayar kewajiban, skr dikendalikan oleh anak-anak, sy hanya spti konsultan gitulah.
Apa saya tinggal di desa ??
Lebih banyak di desa dari pada di kota, krn alamnya segar, jauh dari kebisingan, dan tak terhindar dari kegaduhan. Sy ke Jkt kalau sdh kangen ketiga cucu lelaki yg gagah, berani dan lucu !!
Mari kita suarakan suara rakyat kecil ; petani, pedagang tradisional, buruh, dll.
Kita bangun ekonomi kerakyatan yg kuat.
Trm ksh media yg mau menyuarakan jeritan rakyat ! â
Pada status terbarunya, atau tanggal 28 Mei, Susno menulis tentang cara bertahan hidup dari sanak saudarnya, ia beri judul statusnya tersebut: â BEGINILAH CARA SANAK SDR SY PETANI MENYIASATI UNTUK BERTAHAN HIDUPâ
âPetani kehidupannya sng tergantung dari hasil cocok tanam dlm istilah kren ,, komuditas pertanian. Apabilalah harga komuditas pertanian anjelok jelas kerugian yg akan diderita, adakalanya beban hutang menumpuk,,, siklus anjeloknya komuditas pertanian ini sering dan rutini di alami petani di kampung saya, dan tentunya di Sumatera Selatan dan Indonesia umumnya, tapi adakalanya dibalik anjeloknya harga satu komuditas pertanian bersamaan dengan itu ada harga komuditas pertanian tertentu yg naik tajam.
Komuditas lertanian di kampung saya di dempo selatan, antara lain ; padi/ beras, kopi, cokelat, karet, sawit, cabi, tomat, sayuran (kubis, sawi), cengkeh, pala, buah-buahan, ubi kayu (ubi kayu biasa, ubi kayu racun), jagung, kacang, kedelai, dll
Sebagai petani krn sdh terlalu sering disengsarakan oleh anjeloknya harga hasil pertanian, maka sanak saudara ku memvariasi-kan jenis tanaman, misal pd kahan yg sama ; kopi dipadukan dng sahang, karet dengan kopi, dll. Adakalanya lahan dibagi ; satu petak jagung, satu petak padi, satu petak singkong, atau cabi dan kacang. Tapi persoalan utama adalah >> Semakin sempitnya lahan krn lahan sudah habis dipakai pemodal besar, letani berdasi yg tingga, di kkta besar bekerja di ruangan ber ac. Sanak saudara ku banyak yg tergusur ke propinsi lain menjadi buruh tani, atau buruh kasar ( boleh dichek di dusun ku)
Saat ini harga karet terjun bebas ke angka rp 5 ribu,tapi harga sahang lumayan rp 80 ribuan per kg, singkong racun mudah ditanam harganya saat ini lumayan untuk dapat senyum.
Saya akan posting photo variasi jenis tanaman komuditas pertanian di dusun kami, mungkin ada manfaatnya untuk sesama petani >>> tapi saya yakin posting photo ini yg akan diblow up pihak tertentu dng alasan penciteraan, dll, tapi sak bodoh teing lah,,, yg penting aku tetal menulis demi rakyat kecil di mana aku dilahirkan dan dibesarkan, itulah dunia ku.
Apa yg saya posting ini murni terdapat di kebun saya yg tidak terlalu luas, tentunya tidak saya kerjakan sendiri krn tanaman ini sdh sekian tahun yg lalu, kebun ini dikerja samakan dng sanak saudara ku yg tinggal di dusun ku. Sesekali saya pulang ya saya bertani juga, sbb di dusun kami ; aneh dan malu rasa nya kalau balik dusun koq nganggur, kakak kandung saya yg mantan wakil bupati, adik saya mantan anggita dprd juga full bertani ke kebun dan ke sawah, itu tidak aneh ! yg aneh kalau nganggur ; tidur makan saja. sy ke kebun atau ke sawah ya kerja jugaa ,,, setidaknya untuk memberi semangat dan mensupport ponakan, tetangga, dll bahwa bertani itu tidak kalah terhormatnya dng lrofesi lain.
Semoga apa yg saya publish /posting ini ada manfaatnya, krn hanya ini yg dapat saya lakukan, sy tdk punya wewenang apapun, tdk punya kekuasaan apapun, dan tdk punya tujuan tersembunyi.â
ÂÂ