Teknologi semakin melesat, ide-ide inovatif terus bermunculan dan dikembangkan. Salah satunya pada desain keyboard, dari yang konvensional, transparan, flexible, hingga virtual.
Perbedaan yang paling menonjol dari berbagai inovasi-inovasi keyboard adalah pada tombolnya, entah menggunakan tombol fisik maupun tombol virtual.
Penggunaan keyboard dengan tombol fisik yang masih digunakan sampai sekarang untuk desktop PC maupun laptop sepertinya belum tergantikan oleh keyboard virtual atau tanpa tombol fisik.
Keyboard dengan tombol fisik tetap menjadi idola sebagai input device paling nyaman digunakan untuk kegiatan mengetik dibandingkan dengan menggunakan keyboard virtual yang seharusnya lebih modern dan futuristik.
Mengapa demikian?
Setidaknya keyboard dengan tombol fisik menawarkan tiga hal yang tidak kita dapatkan pada tombol virtual: sensitivitas input yang terkontrol, 'penglihatan' melalui jemari, dan umpan balik taktil dari tombol. Ketiga hal ini sangat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang yang kesehariannya harus berinteraksi dengan keyboard.
Rupanya pihak Apple juga meyadari hal ini, sehingga akhirnya merancang sebuah desain haptic keyboard dan kemudian mematenkannya. Tujuan dari desain ini adalah rancangan keyboard modern yang datar alias tanpa tombol fisik, namun tetap memberikan sensitivitas input dan umpan balik taktil bagi penggunanya.
Desain yang diberi nama "Configurable Force-Sensitive Input Structure for Electronic Devices" ini akhirnya resmi dipatenkan pada tanggal 7 April 2016 yang lalu setelah sebelumnya didaftarkan pada bulan September 2015.
Prinsip kerja keyboard ini adalah kombinasi dari tiga layer: metal contact layer, yaitu bagian permukaan keyboard sebagai area input, sense layer yang berada di bawah metal contact layer sebagai detektor dan pemberi perasaan umpan balik haptic, dan drive layer pada lapisan paling bawah.
Â
Berdasarkan patennya, sense layer dan drive layer akan mendeteksi kekuatan sentuhan dan interaksi lainnya pada contact layer oleh pengguna, setelah kedua sensor menyelaraskan dan memastikan tombol mana yang ditekan, penampang keyboard akan segera memberikan tanggapan berupa umpan balik haptic kepada pengguna.
Penerapan umpan balik haptic ini sebenarnya sudah ada pada virtual-virtual keyboard yang bisa kita temukan di Sistem Operasi komputer maupun smartphone. Berbeda dengan umpan balik taktil yang memberikan sensasi nyata pada jemari kita, umpan balik haptic akan memberikan sensasi melalui audio visual (suara dan kedipan cahaya).
Kabarnya, inovasi ini akan segera dibenamkan pada produk MacBooknya Apple, meski tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan pada layar monitor All in One PC dan gadget lainnya.
Selain memangkas ketebalan laptop, apalagi untuk jenis ultrabook, konsep desain ini memang memiliki banyak kelebihan. Di antaranya adalah menutup kerentanan tombol dari kerusakan fisik misalnya terlepas, menjadikannya lebih efesien untuk tujuan perangkat yang anti debu dan anti air, hingga menghilangkan potensi lecetnya layar yang dilipat karena gesekan dengan tombol-tombol keyboard fisik.
ÂNamun, jangan lupakan juga kebiasaan 'melihat' dengan jari yang telah bertahun-tahun kita latih ketika mengetik melalui tombol fisik. Sepertinya, perasaan indra peraba kita yang dibantu oleh sekat nyata antar tiap tombol akan menjadi PR tersendiri bagi desain ini jika memang benar-benar berencana menggusur penggunaan keyboard dengan tombol fisik di masa yang akan datang.
Lagipula, All Touch Haptic Keyboard yang dipatenkan Apple ini hanyalah sebuah rancangan desain saja. Kita tahu bahwa ada banyak sekali cetak biru dari produk hardware, software, bahkan yang masih berbentuk ide abstrak oleh berbagai perusahaan, tidak hanya Apple, yang telah resmi dipatenkan namun urung diluncurkan ke publik, bahkan belum jelas akan dikerjakan dan dikembangkan atau tidak.
So, ide Anda hari ini bisa jadi gebrakan sensasional di masa depan. Jangan takut untuk berimajinasi dan jangan batasi kreativitas Anda. :)
Sumber berita: Digitaltrends