Illustrasi. (foto: shutterstock)
Â
SEMAKIN besar profit yang direguk, semakin besar pula kapasitas penyimpanan iPhone yang dibeli.
Ini karena perbedaan biaya produksi antar varian iPhone tak seberapa besar dibandingkan selisih harga jual akhirnya.
Ambillah contoh iPhone dengan kapasitas 16 GB dan 64 GB.
Laporan firma riset pasar IHS, Senin (28/3/2016) menyebutkan, beda biaya produksi kedua varian di atas hanya sebesar 12 dollar AS atau tak lebih dari Rp 160 ribu.
Angka ini melambangkan selisih harga chip flash memori 16 GB dan 64 GB, satu-satunya komponen yang berbeda untuk varian-varian iPhone dalam satu model yang sama.
Di pasaran, Apple menjual iPhone 16 GB dan 64 GB dengan gap cukup besar, mencapai 100 dollar AS atau berkali-kali lipat dari perbedaan ongkos produksi yang sebenarnya.
Uang sebesar 88 dollar AS atau lebih dari Rp 1 juta pun masuk ke kantong Apple sebagai profit murni tiap kali konsumen memilih versi 64 GB dibanding 16 GB.
Bagaimana dengan model 128 GB?
Margin untung yang diperoleh Apple bahkan lebih besar lagi karena selisih biaya produksi varian 16 GB dengan 128 GB cuma sekitar 20 dollar AS.
Harga jual iPhone 128 GB 200 dollar AS lebih tinggi atau 10 x lipat selisih harga komponen chip memori.
Tak dimungkiri, selama ini sudah seringkali dikeluhkan oleh konsumen, Apple tetap tidak menyediakan slot Micro-SD juga kapasitas 32 GB pada iPhone.
Ya. setelah diselidiki, ternyata dua hal tersebut memang menjadi strategi Apple meraup untung.
Perangkat iPhone besutan Apple tersedia dalam sejumlah pilihan kapasitas media penyimpanan.
Jadi, terjawab sudah, varian yang dibeli konsumen menentukan besarnya untung yang diperoleh Apple.
Semisal kapasitas memori di varian dasar iPhone dinaikkan menjadi 32 GB, mungkin varian 64 GB dan 128 GB tak bakal selaku saat ini.
Calon pembeli tak punya pilihan lain untuk meningkatkan kapasitas internal storage.
iPhone hingga saat ini juga tidak dibekali kartu memori micro-SD seperti ponsel Android.
Opsi lain seperti cloud storage tak selalu praktis, itupun kalau tersedia.
Ya, strategi pricing seperti ini telah dilakukan bertahun-tahun oleh Apple dan terbukti sukses mendulang profit dari segmen iPhone.
Oleh karena itu, ponsel pintar tersebut menyumbang pendapatan terbesar bagi Apple, dengan kontribusi hampir 70 persen per kuartal I 2016, jauh lebih besar dibanding kategori lain seperti komputer Mac atau iPad.
Untuk menjaga besarnya profit dari iPhone, Apple mempertahankan eksistensi varian 16 GB meskipun konsumen telah berulangkali mengeluhkan kecilnya kapasitas memori yang tersedia.
Memang, iPhone 16 GB tetap bisa digunakan. Tetapi pengalaman memakainya akan tidak nyaman karena ponsel bakal lekas terisi penuh oleh berbagai file (video, musik, foto, dsb.) dan aplikasi.
Disinilah letak peran iPhone 16 GB, yakni untuk “memaksa†konsumen yang memiliki dana lebih agar memilih varian dengan kapasitas on-board storage lebih lega, yakni 64 GB atau 128 GB. (*)
Â
sumber: Business Insider
Â