Â
RACING4.NET - 18 Februari 2016 - Media Inggris, planetf1.com, formulaspy.com, gp-hub.com - Editorial - Berkomentar tentang upaya-upaya akhir Rio Haryanto untuk bisa menempati kursi ke-2 di team Balap MANOR F1, pebalap Will Stevens yang baru saja mundur dari persaingan merebut kursi di team Manor malah menyatakan optimisnya bahwa Manajemen Team Manor F1 akan menyerahkan secara penuh kursi ke-2 di team kepada RIO HARYANTO. Itu berdasarkan pengamatan langsungnya dari minat besar manajemen Manor F1 kepada Rio, terbukti dari berkali-kali Manor F1 memberikan toleransi yang luar biasa soal waktu pembayaran biaya balap kepada team papan bawah yang menargetkan masuk papan tengah di musim ini. "Menurut saya bisa dimengerti jika Manor F1 akan segera mengumumkan Rio sebagai pendamping Pascal Wehrlein di dalam beberapa hari lagi jelang test mobil dengan mesin Mercedes 22 Februari mendatang", ungkap Stevens.
Namun di sisi lain manajemen Rio Haryanto dalam 2 hari terakhir justru berkehendak agar Rio tetap bisa tampil full-1 musim. Kepada media nasional, Piers Hunnisett malah menyampaikan jika tidak membalap untuk 1 musim, maka dirinya sebagai manajemen akan menolaknya dan lebih baik memberikan kursi untuk pembalap lain. Wajar sebagai manager berpendapat demikian, tapi pada akhirnya tidak juga demikian dengan kehendak sebenarnya dari Rio Haryanto dan pecinta balap di Indonesia. Satu sisi ALL OR NOTHING...Sisi lainnya MENGAPA TIDAK. Selain Manor F1 yang menawarkan kursi ke-2 hingga ada 3 pebalap dengan ruang lingkup balap di 3 region sirkuit F1 dunia, media internasional pun sibuk mendukungnya dan banyak media lainnya sibuk hembuskan nafas-nafas positif agar Rio mengambil kesempatan paling langka dalam hidupnya ini dan juga sangat langka bagi motorsport Indonesia yang jauh dari memiliki panggung F1.
Seperti kata media nasional lain, menjadi rajin berdoa setiap malam antara tidur malam dan waktu dinihari memang kini intens digeluti oleh Rio untuk 'keperluan F1' ini, namun sebenarnya keikhlasan diri mengabdi kepada motorsport nasional dan membawa nama harum bangsa Indonesia juga menjadi konsekuensi dan berkah bagi seorang RIO serta semoga pemerintah Indonesia pun mendapat hidayah dan terus mendukung RIO Haryanto untuk masuk ke kancah puncak balapan mobil F1 yang dinginkan juga oleh semua pebalap dunia. Mungkin Pemerintah Indonesia tidak memprogramkan Ke-Humas-an Pariwisata Nasional atau apapun potensi lain yang bersifat tingkat tinggi seperti di kancah F1 ini. Tapi bukan berarti kesempatan itu tertutup sama sekali. Jelas dukungan tetap ada.  Hanya tinggal Take IT or Leave IT saja. Iklhas-lah dan terus Ikhlas, RIO...Keep Tawadlu...