Tanggal 6 Januari 2016, publik dikejutkan dengan kematian pengusaha muda berusia 27 tahun, Wayan Mirna Salihin. Kematian Mirna cukup janggal, setelah minum kopi vietnam di Olivier Cafe, nyawa Mirna tidak dapat diselamatkan dalam perjalanan ke rumah sakit.
Dari hasil tes laboratorium, ditemukan zat sianida didalam lambung Mirna. Sianida merupakan zat beracun yang mematikan, zat ini sudah digunakan sejak ribuan tahun silam. Zat ini memiliki karakteristik tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga korban bisa jadi tidak menaruh curiga apapun ketika hendak mengkonsumsi minuman yang sudah terkontaminasi.
Sesaat setelah meminum kopi vietnam tersebut, Mirna langsung kejang – kejang, wanita berusia 27 tahun tersebut sempat dilarikan ke klinik, kemudian dilanjutkan dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Namun, nyawa Mirna tidak tertolong, Wanita tersebut sudah tidak bernyawa ketika sampai di Rumah sakit.
Menurut keterangan, Rabu 6 Januari 2016 Mirna datang ke Olivier Cafe, temannya sudah menunggu dan memesankan minuman untuk Mirna. Kemudian teman Mirna yang lain datang ke tempat tersebut, yang diketahui bernama Hani. Mirna diketahui tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan tidak memiliki riwayat penyakit. Dari keterangan suami korban yang dilansir Tempo, Mirna memang sedang meminum sejenis obat pelangsing.
Perjalanan sianida sebagai zat beracun memang cukup mengerikan, setelah memasuki tubuh korban, zat ini akan langsung masuk ke pembuluh darah. Tidak menunggu waktu lama untuk sampai ke jantung, setelah sianida masuk ke pembuluh darah. Sistem pembuluh darah dan jantung adalah dua organ yang pertama terganggu.
Otak akan menjadi sasaran selanjutnya dari sianida, tekanan darah dalam otak akan seketika naik. Naiknya tekanan darah dalam otak akan mengganggu fungsi saraf pusat atau sistem didalam otak.
Setelah merusak fungsi sistem saraf, organ selanjutnya yang menjadi sasaran sianida adalah organ endokrin (penghasil hormon). Perjalanan sianida akan mengendap didalam organ hati manusia.
Dalam jumlah kecil, sianida sebenarnya masih bisa dibuang oleh tubuh secara alamiah, namun jika jumlah sianida melebihi ambang batas, tubuh manusia tidak bisa mentolerir racun yang tidak berbau dan tidak berwarna tersebut.
Kita berharap, kasus Mirna segera menemui titik terang, dan pihak yang tidak bertanggung jawab segera terungkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
(foto: Detik)