Neysi Perez. (foto: dailymail)
Â
- Neysi Perez, 16, awalnya dinyatakan meninggal setelah pingsan di rumahnya
- Remaja putri ini sudah menikah, sedang hamil 3 bulan, dimakamkan mengenakan gaun pengantinnya
- Suaminya minta tolong petugas makam setelah mendengar sang istri 'berteriak minta tolong' dari dalam peti mati
- Rekaman menunjukkan keluarga menghancurkan makam beton, tapi Neysi tidak memiliki tanda-tanda kehidupan
HONDURAS -- "Saat mengunjungi makam, saya meletakkan tangan di pusara istri saya, tiba-tiba dengar suara. Saya yakin itu suara istri saya menjerit minta tolong dari dalam makam. Itu sehari setelah kami memakamkannya. Saya enggak bisa percaya itu. Ya, memang saya sangat terpukul dengan kepergiannya. Belahan jiwaku pergi begitu cepat," ujar Rudy Gonzales kepada televisi Primer Impacto.
Sehari setelah pemakaman Neysi Perez, sang suami Rudy Gonzales mengunjungi makam istrinya.
Saat berkunjung ia mendengar suara benturan dan jeritan dari dalam makam beton tersebut.
Dalam rekaman yang menyebar luas di youtube tampak keluarga berusaha sekuat tenaga untuk membongkar makam tersebut menggunakan palu besar lalu membuka peti mati untuk mengeluarkan Neysi Perez.
Neysi adalah seorang wanita yang tengah hamil tiga bulan dan baru berusia 16 tahun.
Heboh, Neysi yang bangkit dari kematian dan bangun kembali serta berteriak minta tolong sehari setelah ia dinyatakan meninggal dan dikuburkan oleh keluarganya cepat menyebar hingga menjadi pemberitaan.
Dilansir dari Daily Mail, sebuah video menunjukkan beberapa anggota keluarga berusaha membongkar kembali makam Neysi.
Salah satu kerabat yang berusaha mengeluarkan jasad Neysi menemukan bahwa kaca peti mati itu rusak dan jari-jari saudaranya itu memar.
Sayangnya setelah berbagai upaya dilakukan gadis itu tetap tidak selamat dan ia kembali dimakamkan di makam yang sama.
Ihwal penyebab kematian Neysi Perez asal La Endtrada, bagian barat Honduras yang tengah hamil tiga bulan dilaporkan jatuh tak sadarkan diri setelah terbangun malam hari untuk pergi ke toilet.
Toilet itu berada di luar rumahnya.
Diyakini ia terjatuh karena panik setelah mendengar suara ledakan tembakan.
Saat terjatuh dan tidak sadarkan diri mulutnya mengeluarkan busa.
Ketika itu, keluarga percaya putri mereka mengalami hal ini karena kerasukan roh jahat.
Kerabat Neysi Perez menceritakan bagaimana pemuka agama lokal berusaha mengeluarkan roh jahat keluar dari tubuh Neysi Perez.
Wanita ini kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal setelah tiga jam tenaga medis coba menyelamatkannya.
Neysi Perez kemudian dimakamkan dengan mengenakan baju pengantin yang dipakainya saat menikah.
Usai pemakaman Neysi, petugas pemakaman mengatakan ia juga sempat mendengar suara-suara yang datang dari pemakaman.
Namun kala itu dia meyakinkan dirinya bahwa suara itu berasal dari tempat lain.
Si petugas pemakaman tak pernah membayangkan bawa ada seseorang yang hidup di dalam sana.
"Kaget saja. Sore itu suami gadis yang dimakamkan kemarin, datang lalu minta tolong untuk mengeluarkan istrinya yang sudah dimakamkan. Dia meyakinkan saya kalau istrinya itu masih hidup. Percaya enggak percaya. Dia histeris lalu semua keluarga datang dan menerobos ke pemakaman meneriakkan namanya," papar petugas pemakaman.
Setelah berhasil dikeluarkan Neysi Perez kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula.
Meskipun petugas medis sudah berusaha untuk menyelamatkannya, gadis itu dinyatakan meninggal dan kembali dimakamkan di tempat yang sama.
"Kami sudah melakukan berbagai rangkaian tes tapi gadis itu sudah meninggal. Mereka kemudian kembali membawanya dengan peti mati ke pemakaman," ujar Dr Claudia Lopez.
Apa yang terjadi dan menyebabkan kematian Neysi, secara medis dokter percaya kemungkinan Neysi mengalami serangan panik yang cukup parah dan membuat aktivitas jantungnya berhenti sementara.
Hipotesis lain adalah remaja itu mengalami serangan cataplexy. Dimana fungsi otot tiba-tiba berhenti.
Biasanya dipicu karena stimulus emosional yang kuat seperti stres atau takut.
Neysi mungkin kemudian meninggal karena kekurangan oksigen setelah terbangun di dalam peti mati yang tertutup.
Sepupu gadis itu, Carolina Perez mengatakan saat mengangkat tubuh saudaranya ia meletakkan tangannya di tubuh Neysi dan merasakan tubuh saudaranya itu masih hangat.
Menurutnya, ada goresan di dahi dan jari-jari Neysi tampak memar. Carolina berpikir, kemungkinan Neysi seperti berusaha untuk keluar dari dalam peti hingga tanpa disadari hal itu melukai dirinya sendiri.
Ibu Neysi Perez, Maria Gutierrez percaya bahwa putrinya dikubur hidup-hidup dan menyalahkan petugas medis yang terlalu cepat menyatakan putrinya meninggal.
"Tubuhnya masih hangat seperti orang hidup. Dia tidak terlihat seperti meninggal. Bahkan sehari setelah dimakamkan tubuhnya masih normal. Mayatnya tidak mau dan ia tampak seperti tidur nyenyak. Itu tidak mungkin jika ia sudah meninggal berjam-jam. Saya pikir kami akan mendapatkan anak kami kembali," katanya. (*)
Â
Â
Â