Dari sudut pandang seorang arsitek, kereta super cepat terkenal dari Jepang itu adalah sebuah karya seni.
Dan sekarang, dalam sebuah karya seni tersebut akan terbenam kumpulan karya seni lainnya.
Kok bisa?
Baru-baru ini di Jepang, sebuah Shinkansen (kereta cepat Jepang) mengalami pengecatan ulang dimana tema dari shinkansen yang di cat ulang itu adalah “Pameran Berjalanâ€.
Pihak operator dari East Japan Railway (JR East) menjuluki kereta tersebut dengan nama “apresiasi seni tercepat di duniaâ€. Itu baru julukannya saja belum namanya. Untuk namanya sendiri, Shinkansen yang juga merupakan pameran berjalan ini diberi nama “Genbi†atau yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Keindahan Kontemporer.â€
Untuk rute dari kereta ini sendiri, East Japan Railway mengungkapkan bahwa Shinkansen ini akan beroperasi pada jalur Joetsu yang menghubungkan dua stasiun Niigata dan Echigo Yuzawa di prefektur Niiga.
Dari keseluruhan gerbong yang terdapat pada Shinkansen ini, tujuh diantaranya akan dijadikan sebagai tempat untuk memamerkan benda-benda seni, baik itu lukisan, patung-patung hasil ukiran ataupun benda seni lainnya.
Untuk para seniman yang berkontribusi pada pameran bergerak ini pun terbilang cukup banyak dan mempunyai nama di dunia seni. Seniman-seniman tersebut antara lain, Nao Matsumoto, Yusuke Komuta, Kentaro Kobuke, paramodel, Naoki Ishikawa, Haruaka Kojin dan Brian Alfred.
Terlepas dari berbagai atraksi seni yang ada di dalam keretan ini, tentunya jika setiap gerbong isinya benda seni semua, akan terasa sangat bosan. Apalagi kalau benda seni yang dipamerkan adalah sebuah lukisan makanan. Mungkin yang melihatnya bukan memandangi lukisan tersebut karena keindahannya, tapi karena kelaparan.
Demi mengantisipasi hal seperti itu, pihak manajemen Shinkansen Genbi menyediakan sebuah kafe di salah satu gerbongnya dimana para pelanggannya dapat mengisi perut sambil menikmati keindahan benda-benda seni yang akan dipamerkan di dalam gerbong kafe tersebut.
Namun, jangan senang dulu. Karena di dalam kafe tersebut makanan yang disediakan terbilang mahal, apalagi makanan-makanan manis yang dibuat dari tepung andalan Niigata, harganya bisa mencapai puluhan ribu perbuahnya.
Hal lain yang membuat Shinkanse ini berbeda dengan Shinkansen lain adalah keseluruhan gerbongnya yang tanpa kaca. Kaca-kaca tersebut diganti dengan foto-foto yang memang mencerminkan bahwa Shinkansen ini adalah sebuah pameran berjalan.
Foto-foto yang terpasang pada setiap gerbongnya adalah foto-foto yang diambil oleh salah seorang fotografer kawakan Jepang bernama Mika Ninagawa.
Dilansir oleh IT Media yang mengutip pernyataan dari JR East, kereta ini direncanakan untuk beroperasi di musim semi tahun 2016 mendatang di Jepang.
Â
via IT Media Japan