Lagi dan lagi potret buruk nya pendidikan di Indonesia kembali terungkap. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggerebek wisuda sarjana dari kampus yang sudah nonaktif. Wisuda bodong yang berlangsung di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, itu diikuti oleh lebih dari 1.000 orang.
"Wisuda ini digerebek karena kampusnya melakukan proses pembelajaran yang tidak benar. Kampus sudah nonaktif, tapi melakukan wisuda," kata Menristek Dikti M Nasir, Minggu (20/9/2015) malam.
Penggerebekan itu dilakukan pada Sabtu (19/9) kemarin di Universitas Terbuka Convention Center, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Namun, wisuda itu bukan dilaksanakan oleh Universitas Terbuka (UT).
"Itu tempatnya saja yang di UT, bukan wisudanya UT," ucap Nasir.Â
Kampus yang menyelenggarakan wisuda bodong itu adalah Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Ketiganya berada di bawah satu yayasan yaitu Yayasan Aldiana Nusantara.Â
"Yayasannya sudah mengakui hal itu," ujarnya.
Menurut Nasir, panitia berubah-ubah dalam menyampaikan jumlah peserta wisuda. Awalnya menyebut 600 orang, namun kemudian bertambah jadi 800 orang. Kementerian Ristek Dikti sendiri yakin jumlahnya lebih banyak daripada itu.
"Kemarin jumlahnya 1.235 orang, tapi kenyataannya lebih dari itu. Bisa sampai 1.500 orang (peserta wisuda). Wisuda bodonglah ini. Kok mau-maunya ya mereka ini," ungkap Nasir.
Dengan kejadian tersebut makin menguatkan bahwa pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan bangsa. Oknum oknum yang memilih jalur pintas agar mendapat ijazah tanpa sebuah proses pembelajaran membuat bangsa ini menjadi bangsa yang terkorup, bangsa yang bodoh dan bangsa yang tertinggal.
Jika pemerintah tidak serius membenahi sektor pendidikan dan menguatkan hukum, maka Negara ini akan makin terpuruk terlebih dengan keadaan ekonomi yang masih seperti sekarang ini.
Banyak nya pengangguran membuat banyak orang ingin mendapat ijazah yang tinggi dengan jalur pintas guna mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Sehingga hal ini membuat pendidikan di bangsa ini menjadi tidak maju, dan membuat orang orang makin malas untuk belajar. Bangsa yang malas akan melahirkan kemiskinan.