Harapan akan selalu ada dan Tuhan pasti akan selalu mendengarkan doa dari hamba yang teraniaya, begitulah yang terjadi saat ini. Tentu masih segar diingatan kepala kita bagaima seorang pengungsi Suriah yang menggendong anaknya tersungkur setelah dijegal oleh kameramen perempuan asal Hungaria, kini Pengungsi bernama Osama Abdul Mohsen yang menggendong putranya bernama Zaid tersebut medapatkan lembaran baru dalam fase hidupnya yang getir setelah video tentang penjegalan itu memicu kemarahan dunia internasional.
Ketegangan yang terjadi di Suriah menyebabkan setidaknya 4.1 juta rakyat Suriah angkat kaki dari tanah air mereka karena perang yang berkecamuk selama empat tahun terakhir, dan PBB mencatat setidaknya ada 300 ribu pengungsi tiba di Eropa. Dan dalam upaya menemukan harapan baru, tercatat lebih dari 2.500 pengungsi tewas dalam perjalan menuju benua biru, sebagian besar dari mereka tewas saat berupaya melitasi Laut Tengah.
Mohsen dan Zaid korban perang Suriah yang dijegal oleh wartawan perempuan Hongaria mendapatkan tawaran suaka serta pekerjaan sebagai pelatih sekolah sepak bola Getafe, dekat Madrid, setelah kisah hidupnya memicu simpati dunia, kabar tersebut dilansir dari Reuters, Kamis (17/9).
Namun Getafe tidak hanya bersimpati dengan kejadian memilukan yang terjadi di perbatasan Hungaria beberapa waktu lalu, karena latar belakang Monsen juga mendukung pihak Getafe untuk merekrutnya, sebelumnya ia pernah menjadi pelatih tim divisi satu Al-Foutwa di Suriah, dan saat ini dikabarkan pihak klub sudah mengirimkan penerjemah berbasa Arab, Mohemed Labrouzi untuk membawa Mohsen dan putranya dengan kereta menuju Madrid.
“Saat kisah Mohsen dipublikasikan di surat kabar, kami merasa prihatin dengan itu,†kata presiden Getafe, Miguel Angel Galan pada surat kabar Spanyol, El Pais.
Wali Kota Getafe, Sara Hernandez pun menyambut bahagia kedatangan Mohsen ke kotanya.†Kami akan bekerja dengan Getafe FC, sehingga sang ayah dapat bekerja di sana karena dia memiliki pengalaman di bidang itu. ini adalah salah satu langkah untuk memperlihatkan solidaritas kota Getafe,†kata Sara dalam konferensi pers.
Tidak hanya memberikan pekerjaan bagi Mohsen, Getafe dikabarkan juga akan membantu membayar tagihan penginapan dan bersama pemerintah daerah akan bekerja sama untuk mencari keberadaan istri dan seluruh keluarganya, yang saat ini masih berada di Turki, untuk kembali bertemu dengannya.
“Sebelum bekerja, saya ingin mengumpulkan keluarga saya, karena sekarang kita semua berpencar dan saya hanya ingin melihat kita bersama-sama kembali serta mencoba untuk hidup bahagia di sini,†kata Mohsen, karena ia bepergian bersama dengan Zaid dan satu anaknya Mohammed yang berusia 18 tahun.
Saat ini pulihan ribu orang masih terperangkap dalam krisis migrasi terburuk di Eropa dalam beberapa dekade. Di Hungaria, beberapa pekan lalu polisi antu huru hara menembakkan meriam air dan gas air mata kepada imigran yang ingin melintas ke Eropa.
Imigran Suriah yang saat ini berada di Turki dan masih berushaa mencapai Eropa melalui Yunani sebelum cuaca musim dingin yang buruk membuat perjalanan mereka lebih berbahaya.
“Saya berharap (pengungsi dalam situasi seperti kami) menemukan solusi. Saya berada di sana dan saya berharap mereka dapat menemukan jalan keluar sesegera mungkin. Saya tahu apa yang mereka lalui, itu akan sangat sulit.†ujar Mohsen menambahkan.
Â
Â