1

megawati bicara soal seni aksara, sejarah, dan budaya bangsa

9 Sep 2015 01:06 3405 Hits 0 Comments
megawati bicara soal seni aksara, sejarah, dan budaya bangsa

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri pameran seni karya Edi Susanto bertajuk 'JavaScript'. Dalam kesempatan itu Megawati mengungkapkan rasa sedih karena karya seni naskah kuno kurang diminati di negeri sendiri.

"Tepat di hari Aksara Internasional ini, saya sudah dapat menduga sejak awal apakah pameran seni ini akan disambut oleh anak-anak muda?" kata presiden kelima RI itu dalam pidatonya di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (8/9/2015)

Megawati mengatakan, saat tiba di acar itu, dia melihat yang datang merupakan para seniman, peminat seni dan kolektor dari ragam seni. "Ini menjadi sebuah kesenjangan bagi para seniman dan penikmat karya seni. Mengapa justru Indonesia yang kaya raya budaya dan seni, justru kurang diminati oleh bangsanya sendiri," papar Megawati.

Megawati juga menceritakan bagaimana pandangan orang terhadap dirinya yang sangat tertarik dengan karya seni. Di mana orang-orang lebih mengenalnya sebagai politisi. 

"Kadang orang melihat saya aneh, seoarang politisi kenapa masuk ke perkumpulan ini. Justru sebenarnya saya datang dari keluarga seniman yang juga memiliki koleksi terbesar dan terbagus dari koleksi seniman-seniman Indonesia dan mancanegara," lanjutnya.

"Ketika saya melihat sebuah zaman, yang disebut politik orde baru muncul, maka mulai luntur dan susutnya orang-orang yang mencoba mencintai budaya bangsanya," tambahnya.

Putri Sang Proklamator RI Soekarno ini mengatakan, saat ini dinamika seni sudah mulai berkembang kembali. Dia melihat adanya pergolakan pemikiran serta pengamatan yang luar biasa yang disampaikan melalui seni, termasuk karya seni Edi Susanto. Bahkan Megawati berharap nantinya Edi bisa menjadi seorang maestro.

"Saya sedang mencoba membaca isi hati Dik Edi. Karyanya yang disampaikan dalam sebuah apa ya? Sampai bingung saya menyebutnya lukisan, ataukah aksara yang dilukiskan, ditorehkan sehingga saya dapat mengikuti dan meyakini ada ruang bagi dia sebagai perupa pasti. Suatu saat nanti menjadi seorang maestro," lanjut Mega dalam pidatonya.

"Bukan terlalu menyanjung, tapi memang saya bisa merabanya, karena sejak kecil saya sudah sering berkumpul dan ikut berbincang dengan ayah saya bersama para seniman. Seperti Abdullah, ataupun Afandi mereka termasuk seorang pejuang, karena memiliki jiwa-jiwa pejuang melalui lukisannya.

Semoga pemuda - pemudi generasi penerus bangsa sadar dan mau mencintai sejarah bangsa ini baik sejarah pahlawan ataupun sejarah budaya, karena siapa lagi kalau bukan kita yang menghargai budaya kita ini? bagaimana negara lain menghargai budaya kita sedangkan kita tidak memperdulikan sejarah dan budaya kita sendiri, semoga ini menjadi renungan untuk bangsa dan untuk kemajuan bangsa ini." harapnya.

Tags

About The Author

robby 38
Ordinary

robby

opo wae sing ono ing alam iki sejatine iku ilmu
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel