Pada ronde sebelumnya di Belgia, Rio yang didukung oleh Pertamina mampu memaksimalkan potensi mobil tim Campos Racing meski berada dalam situasi yang sulit. Di race pertama, Rio hampir merebut posisi terdepan dari urutan start ke-11. Namun, kendala teknis membuat ia harus merelakan kemenangan yang sudah di depan mata. Untuk race kedua, Rio kembali menunjukkan kecepatannya dengan manuver-manuver brilian. Sayang, kerusakan pada bagian diffuser mobil akhirnya menghambat laju Rio.
Di sepanjang tujuh ronde GP2 Series yang telah digelar, Rio selalu menampilkan bakatterbaiknya hingga menarik perhatian sejumlah tim F1. Rio sekarang berada di urutan ketiga klasemen dan masih berpeluang meraih gelar juara umum GP2 Series 2015.
Sirkuit Monza dikenal luas sebagai salah satu sirkuit terbaik di dunia dan merupakan salah satu rumah spiritual untuk F1. Monza telah menjadi tuan rumah setiap Grand Prix Italia, kecuali satu kali, semenjak dimulainya Kejuaraan Dunia F1 pada tahun 1950.
Dengan panjang lintasan mencapai 5,793 km, Monza memiliki karakter cepat. Mobil GP2 pun dapat mencapai kecepatan di atas 330 km/jam pada empat titik trek. Kesempatan untuk menyalip banyak tersedia meski tanpa bantuan Drag Reduction System. Untuk semua sesi lomba akhir pekan ini, ban dengan kompon hard dan medium akan disediakan oleh Pirelli.
Kombinasi sejarah sirkuit dan antusiasme tifosi dari Italia, membuat atmosfir Monza tidak ada bandingannya di dalam kalender kejuaraan balap manapun. Rio sendiri akan mendapat tambahan motivasi di Monza dari sepuluh pemenang program "Pertamax Fastron Go to Europe". Mereka diundang langsung oleh Pertamina ke trek untuk memberi dukungan kepada harapan terbaik Indonesia menuju F1.
Â
Rio Haryanto:Â "Setiap trek memiliki tantangannya masing-masing. Monza memerlukan setelan mobil low downforce dan low drag demi mencapai kecepatan puncak tertinggi dan mencatat lap time terbaik. Adrenalin akan sangat terpacu ketika melaju kencang di trek lurus dan kemudian harus siap mengerem dengan keras tanpa mengunci roda atau kehilangan keseimbangan mobil. Melihat performa sebelumnya ketika bertanding tanpa kendala teknis, saya yakin peluang naik podium selalu terbuka lebar tahun ini. Semoga saya dapat kembali mengumandangkan 'Indonesia Raya' di Italia."