Tahun ini, Valentino Rossi meraih hasil yang cukup mencengangkan jika dibandingkan dengan raihannya di tahun-tahun lalu. Dengan raihan point sebanyak 179 yang diperoleh setelah menjalani setengah musim MotoGp tahun ini, Rossi berhak menduduki posisi pimpinan klasemen sejauh ini. Pesaing Rossi yang paling dekat dengan selisih poin hanya 13 yaitu Jorge Lorenzo, yang merupakan rekan setimnya di Movistar Yamaha.
Tahun 2013, setelah menjalani musim buruk bersama tim pabrikan asal Italia, Ducati, Rossi memutuskan untuk kembali lagi ke pangkuan Yamaha untuk bertandem dengan Jorge Lorenzo. Sewaktu Rossi memperkuat tim ducati, raihan Rossi bisa dibilang sangat jauh dari harapan, selama dua musim berturut-turut Rossi hanya berhasil mengumpulkan tiga podium, satu podium saat mengawali musim dan dua podium berhasil diraihnya musim berikutnya. Mengawali musim baru dengan tim Yamaha di tahun 2013 raihan performa Rossi mulai menunjukkan titik terang meskipun tidak sebagus performanya ketika dia dalam kejayaan bersama Yamaha di era 2000-an.
Tahun 2014, Valentino Rossi memutuskan untuk mengganti kepala chief mekaniknya yang selama ini menemaninya sejak dari tim Honda yaitu Jeremy Burgess. Burgess digantikan oleh kepala mekanik asal Italia Silvano Galbusera. Kerjasama Rossi dan Galbusera mulai menunjukkan titik terang dengan diraihnya lebih banyak podium di musim MotoGp 2014. Akhirnya, Rossi berhasil menjadi runner up musim balap tahun 2014 unggul dari rivalnya di Yamaha Jorge Lorenzo.
Rossi merasa kesulitan dan memerlukan waktu lama untuk bisa performa gemilangnya tahun ini. Dia merasa tidak bisa pada level 100 %, masih kehilangan kemampuannya yang 10%, “Sejak awal saya merasa sangat nyaman bisa kembali ke satu level (setelah kembali ke Yamaha), mungkin 90 persen," demikian ungkap Rossi. "Namun, saya butuh waktu untuk memulihkan yang 10 persen, setelah dua tahun dengan banyak kesulitan dan motor yang berbeda. Itu merupakan bagian yang sulit, untuk bisa mencapai 100 persen." Tambahnya.
Valentino Rossi sendiri sempat merasa kurang percaya diri di awal bergabung kembali dengan Yamaha, “Semua pebalap, ketika tidak bisa mencapai apa yang diharapkan, akan langusng berpikir bahwa kamu tidak bisa memacu motor hingga batas maksimal lagi. Dan dalam kasus saya, saya sudah tua. Lalu muncul pikiran bahwa pebalap lain memang lebih cepat dan saya tidak bisa,"
Dengan raihan poin sebanyak 179 dan memimpin klasemen sementara pembalap, Rossi berpeluang merebut gelar juara dunia MotoGp yang kedelapan selama karirnya di seri premium grand prix. Pesaing Rossi yang berpotensi untuk menjegal dirinya meraih gelar musim ini adalah Jorge Lorenzo yang merupakan rekan setimnya di Yamaha. Paruh musim pertama telah selesai dilaksanakan, MotoGp akan kembali dihelat mulai 09 Agustus 2015 setelah menjalani sesi break tengah musim.
Dalam karirnya menjalani balapan, berikut raihan poin Rossi setelah menjalani setengah musim balapan sejak tahun 2000:
2015: 179 poin, ke1, YamahaÂ
2014: 141 poin, ke-3, YamahaÂ
2013: 117 poin, ke-4, YamahaÂ
2012: 82 poin, ke-6, Ducati
2011: 98 poin, ke-4, DucatiÂ
2010: 90 poin, ke-5**, YamahaÂ
2009: 176 poin, ke-1, Yamaha*Â
2008: 167 poin, ke-2, Yamaha*Â
2007: 164 poin, ke-2, YamahaÂ
2006: 118 poin, ke-3, YamahaÂ
2005: 211 poin, ke-1, Yamaha*Â
2004: 164 poin, ke-1, Yamaha*Â
2003: 187 poin, ke-1, Honda*Â
2002: 220 poin, ke-1, Honda*Â
2001: 170 poin, ke-1, Honda*Â
2000: 92 poin, ke-5, Honda
* Menjadi juara dunia
** Absen pada empat balapan karena patah kaki
Sumber: crash