Short Message Service (SMS) atau pesan singkat yang mampu membantu banyak orang untuk berkomunikasi jarak jauh. Yang juga menjadi landasan untuk berinovasi bagi aplikasi-aplikasi chat yang popular di masa kini. Bisa kah anda bayangkan apa jadinya dunia teknologi jika SMS tidak ditemukan?
Industri teknologi khususnya industri mobile berduka. Bapak pencetus SMS, Matti Makkonen, tutup usia pada 26 Juni 2015 lalu di usia 63 tahun karena penyakit yang dideritanya.
Makkonen lahir di Suomussalmi, Finlandia. Ia lulus sebagai insinyur listrik dari perguruan tinggi teknik Oulu pada tahun 1976. Selanjutnya, ia bekerja di Telecoms dan lembaga Postal (PTL) sebagai insinyur sistem, mengembangkan layanan komunikasi nirkabel untuk jaringan mobile NMT (1976-1983). Dia juga wakil presiden PTL 1984-1988 dan pada saat yang sama secara aktif terlibat dalam pengembangan GSM-teknologi sampai 1988. Dia menjadi presiden dari unit komunikasi mobile pada tahun 1989, yang telah diubah namanya Telecom Finlandia. Dia juga menjabat sebagai wakil presiden dari Mobile Communications Grup selama 1995-2000.
Pada tahun 2000, ia secara singkat menjadi anggota presiden dan dewan Mobile Unit Operator Internet dari perusahaan, yang pada saat itu telah berganti nama Sonera.
Pada November 2000, Makkonen bergabung Nokia Networks Layanan Profesional sebagai direktur unit. Ia kemudian menjadi CEO Finnet Oy atas 1 Februari 2003, posisi yang ia pegang hingga 31 Oktober 2005.
Pada awal tahun 2006, Makkonen menjabat sebagai anggota dewan dan konsultan untuk Tieto-X dan PR Evia.
Makkonen dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Beliau selalu menyebut bahwa SMS tidak ditemukan oleh dirinya seorang. Peran Nokia yang mempopulerkan teknologi SMS pertama kali dianggap sebagai penyebab kesuksesan Matti Makknonen dalam industri teknologi.
Sebagai engineer di tiga perusahaan besar, yaitu Tele Finland, Nokia, dan Finnet Oy, banyak orang yang merasa kehilangan akan sosok inovator dengan bakat dan pemikiran penuh inovasi dari Matti Makknonen.
Walaupun SMS dewasa ini sudah kurang populer karena hadirnya aplikasi-aplikasi instant messaging, tapi SMS juga bisa digunakan untuk alternatif jika koneksi internet tidak bisa digunakan. Dan perlu diingat, instant messaging pun lahir karena adanya SMS.