JAKARTA, Plimbi – Hari Raya Idul Fitri 1436 H, memang masih sekitar 2 minggu lagi. Tapi sepertinya, para importir sapi tak mau ketinggalan. Beberapa kapal pembawa sapiu asal Australia pun mulai ramai berdatangan di pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.
Otoritas Pelabuhan Tanjung Intan mencatat, selama bulan Juni ini saja terdapat sedikitnya sudah ada 2 kapal laut pembawa sapi asal Australia yang sandar dan bongkar muat di Paluhan. Bahkan dikabarkan, masih ada 1 kapal lagi akan merapat dan bongkar muat di pelabuhan ini.
General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Intan, Djumadi, seperti dilansir website Pelindo III mengungkapkan, peningkatan kunjungan kapal bermuatan sapi ini sudah terjadi sejak bulan Mei lalu. Tapi menjelang lebaran, angkanya semakin bertambah.
Menurutnya, meskipun pada pertengahan bulan Mei lalu ada kegiatan eksekusi Napi di lapas Nusakambangan, tapi sepertinya tak mempengaruhi kedatangan kapal pembawa sapi impor asal Australia yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Intan. “Kedatangan kapal yang membawa sapi dari Australia ini tetap berjalan lancar,†jelas dia.
Djumadi menjelaskan, biasanya rata-rata tiap bulan hanya ada satu kunjungan kapal yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Intan. Tapi sejak bulan Mei, sudah kedatangan dua kunjungan kapal sapi, yaitu MV Devon Ekspress dan MV Finola yang mengangkut 4.614 ekor sapi.
Begitu juga pada bulan Juni, hingga pertengahan bulan sudah ada dua kapal sapi, yaitu MV Nine Eagle dan MV GL Lan Ciu yang mengangkut sebanyak 4.138 ekor sapi.
“Dapat dipastikan jumlah sapi asal Australia yang masuk ke Indonesia ini masih akan bertambah, seiring kedatangan satu kapal lagi yang juga membawa sapi-sapi impor asal Australia pada akhir JUni ini,†papar Djumadi.
Di memperkirakan, paqda bulan Juli nanti jumlah pengiriman sapi dari negeri Kanguru itu makin bertambah, seiring semakin dekatnya Hari Raya Idul fitri 1436 H.
Kepala Kantor Karantina Pertanian Kelas I Cilacap, Hom Hom mengungkapkan, seluruh sapi yang didatangkan tersebut merupakan sapi yang diimpor oleh PT Citra Agro Buana Semesta yang berpusat di Jawa Barat.
Sapi-sapi tersebut sebelumnya akan melalui proses karantina selama 14 hari di Cilacap, meliputi kegiatan pengamatan, pengasingan, perlakuan, pengambilan sampel darah kemudian pemeriksaan di laboratorium.
“Setelah dinyatakan sehat oleh Dokter Hewan Karantina, maka sapi-sapi tersebut langsung dibawa ke kandang penggemukan di Malangbong, Jawa Barat,†terang Hom Hom.
Selama ini, kata dia, kebijakan impor sapi bakalan telah diatur oleh pemerintah pusat dengan salah satu perusahaan ekspor impor yang ditunjuk adalah PT Citra Agro Buana Semesta. (**)