JAKARTA, Plimbi - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menurunkan timnya untuk melakukan ekspedisi pantuan persiapan infrastruktur jalan jelang angkutan mudik Idul Fitri 2105. Sejumlah jalan yang rusak dan berlubang yang terjadi di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa mulai diperbaiki dan ditargetkan sekitar satu minggu sebelum hari H Lebaran sudah selesai perbaikan untuk kelancaran pemudik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah membentuk beberapa tim untuk meninjau kesiapan jalur lebaran. Salah satu tim, dipimpin oleh Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah Direktorat Jenderal Bina Marga, Subagyo yang ditugasi untuk meninjau jalur Yogjakarta - Solo - Madiun - Mojokerto- Surabaya - Pasuruan – Banyuwangi.
Berdasarkan laporan Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (21/6) merujuk hasil ekspedisi tim di lapangan, sepanjang jalur Yogyakarta sampai Surabaya, saat ini jalan dalam kondisi baik dan siap untuk dilalui pemudik. Hanya ada beberapa titik titik pengerjaan saluran drainase yg berada di jalan Arteri Utara serta masih ada beberapa pekerjaan, namun masih bisa dilalui pemudik.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga memberikan arahan kepada Satker (satuan Kerja) pengerjaan proyek yang terkait pekerjaannya belum selesai, untuk segera di selesaikan. Namun diakui, di wilayah Jateng dan Jatim,  masih terdapat berbagai kendala yang di hadapi seperti galian kabel PLN yang mengganggu di lajur jalan, seperti di  Ngawi Mantingan yang dapat membahayakan kenegaraan yang akan dilalui pemudik.
Sebelumnya (19/6),  di kari ke 2 tinjauan jalur lebaran Pantura Jawa, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W. Husaini melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang, bergerak menuju ruas jalan Slawi –Wangon dimana di ruas tersebut terdapat tanjakan Ciregol yang beberapa waktu lalu tanahnya sempat  amblas. Dari sini tim bergerak menuju Majenang dan menyusuri jalur Selatan Jawa Barat hingga kembali ke Jakarta.
Di lokasi pembangunan jalan tol Pejagan – Pemalang yang ditargetkan dapat dilewati sebagai jalan alternatif memecah kemacetan di Pantura, Hediyanto menargetkan kepada kontraktor agar dapat mengupayakan jalan tersebut dapat dilewati pada H-8 yaitu 10 Juli 2015. “ Pada 10 Juli, kita upayakan sudah dapat digunakan sampai Brebes, dengan kondisi jalan kerikil tapi sudah dipadatkan dengan kecepatan 30-40 km/jam, jalan tersebut sebagai tambahan tapi bisa menampung kendaraan cukup banyak,†tutur Hediyanto.
Ditambahkan, sebagai upaya maksimal untuk melayani mudik dan mengurangi kepadatan di Pantura, upaya terbaik akan diberikan dengan menggunakan lahan yang ada untuk dapat digunakan. Pernyataannya tersebut dikatakan, menanggapi beberapa bidang lahan yang belum tercapai kesepakatan untuk dibebaskan lahannya. “Demi membantu masyarakat untuk mudik, kita akan menyewa dulu lahan tersebut, jangan sampai mau dibayarkan lahannya tidak sepakat dan nyewa pun tidak diperkenankan, duan minggu saja dan nanti kita akan kembalikan. Tapi mudah-mudahan tercapai kesepakatan untuk dibeli lahannya,†tambah Hediyanto.
Pada lokasi pembangunan jalan tol ruas Pejagan-Pemalang untuk Seksi I yaitu dari Pejagan sampai Brebes, masih terdapat sekitar 7 bidang lahan yang tidak menemui kesepakatan harga. Sementara itu di lokasi tanah amblas di Ciregol, Brebes Jawa Tengah, yang merupakan salah satu jalan utama arus mudik yang menghubungkan Brebes ke Purwokerto, jalan eksistingnya sudah bisa dilalului untuk arus mudik dan arus balik.
Hediyanto mengatakan,  pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Perhutani yang saat ini telah mengizinkan untuk melakukan pemotongan tebing. Untuk nantinya dibuatkan jalan alternatif di samping jalan eksisting sebagai upaya antisipasi apabila terjadi longsor maupun tanah amblas. “Di sisinya, kita akan punya jalan alternatif apabila terjadi longsor, ini akan diberi tambahan dan akan semakin tinggi, diharapkan H-10 sudah dapat dilewati, walaupun bukan aspal, tapi tanjakan sudah bisa dilewati masyarakat apabila terjadi bencana lagi,†tutur Hediyanto.
PPK Pelaksanaan Jalan Slawi-Bumiayu-Wangon Farman Ali, yang menangani tanjakan Ciregol, mengatakan penanganan Ciregol adalah dengan dilakukan penguatan tebing dengan struktur sheet pile dan timbunan tanah di KM 115+900, pembuatan jalan alternative sepanjang 540 meter dilokasi KM 115+240 sampai dengan 115+780 dengan memotong tebing (galian tanah di perbukitan). “Konstruksi sheet pile sudah terpasang dan timbunan tanah ditargetkan selesai bulan Oktober 2015. Jalan alternative sepanjang 540 meter ditargetkan bisa open traffic pada H-10 meskipun perkerasan badan jalan hanya berupa lapis pondasi agregat kelas A,†tambah Farman.
Sedangkan jalur selatan, Hediyanto mengatakan untuk jalur selatan Jawa Tengah saat ini sudah di tambal dan tidak ada lubang yang terbuka, sementara di Jawa Barat masih relatif aman meskipun di salah satu titik di ruas Nagrek-Bandung masih dilaksanakan pembetonan.
PPK Pelaksanaan Jalan Nasional Ciamis Banjar-Batas Jateng dan Banjar-Kalipucang-Pangandaran-Cimerak-KalapaGenep Irwan mengatakan ruas jalan Ciamis – Batas Jateng sampai saat ini dalam kondisi relatif baik. Namun di lokasi KM.Bdg 143+800 sampai dengan Km. Bdg. 144+100 sepanjang 300 meter terdapat kerusakan berupa penurunan atau amblasan badan jalan yang tidak mengganggu arus lalu lintas. “Pada tahun anggaran 2015 ini sudah dialokasikan dengan paket rekonstruksi atau peningkatan struktur jalan, namun dalam menghadapi kesiapan jalur mudik tahun ini, dilokasi tersebut belum dilaksanakan penanganan karena dikhawatirkan malah akan menimbulkan kemacetan. Mengatasi kerusakan semantara menjelang lebaran dilaksanakan penanganan berupa leveling dengan hotmix,†ujarnya. (AC)
Â