Bagi sebagian orang, mencuci bisa menjadi pekerjaan yang membosankan bahkan melelahkan dan membuang waktu. Akan tetapi, mencuci pakaian adalah pekerjaan yang tak terelakkan karena setiap orang membutuhkan pakaian bersih, sementara setiap pakaian akan menjadi kotor setiap kali pemakaian. Artinya pula, semakin banyak pakaian yang dikenakan, semakin besar pula tumpukan cucian yang harus dibereskan. Maka dari itu, tidak heran jika ada orang yang berandai-andai kalau pakaian di dunia ini bisa bersih sendiri tanpa dicuci.
Namun demikian, manusia adalah makhluk cerdas yang senantiasa mencoba mencari solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Dan rupanya, sebuah celah jalan keluar untuk masalah pakaian yang bisa bersih sendiri itu mulai terbuka.
Mingce Long, seorang peneliti dari Tiongkok telah berhasil membuat material kain yang mampu membersihkan sendiri permukaan dan seratnya dari bakteri dan noda. Long dibantu oleh asistennya Deyong Wu, keduanya peneliti dari Shanghai Jiao Tong University, Tiongkok.
Rahasia kemampuan material kain ajaib ini adalah zat titanium dioksida. Zat ini adalah zat alami yang biasanya ditemukan di alam dalam bentuk rutile atau anatase. Setelah diolah, zat ini bisa ditemukan dalam berbagai macam produk seperti kosmetik, tip-ex, cat, pasta gigi, permen, krim, obat, dan sebagainya. Fungsi dasarnya adalah zat pemberi warna putih.
Titanium dioksida mampu membersihkan bakteri dan noda dengan sifat fotokatalisnya. Sifat fotokatalis adalah kemampuan suatu zat untuk mencetuskan reaksi kimia dengan bantuan sinar ultarviolet. Dengan melapisi serat kain dengan titanium dioksida, kain dapat membersihkan sendiri tanpa dicuci namun dengan dijemur.
Kendala pertama yang ditemui dengan teknik tersebut adalah lambat atau kurang efektifnya proses pembersihan-sendiri kain. Oleh karena itu, selanjutnya Long dan Wu menambahkan senyawa iodida perak yang lazim digunakan dalam fotografi. Partikel iodida perak mampu meningkatkan kemampuan membersihkan sendiri kain tersebut jika dijemur di bawah sinar matahari.
Namun begitu, material kain ajaib ini mungkin masih belum layak untuk diproduksi massal dan dimanfaatkan untuk konsumen luas. Mereka masih ingin memastikan keamanan bahan ini untuk kesehatan manusia. Berdasarkan penelitian yang lain, meskipun titanium dioksida telah digunakan dalam beberapa macam makanan, riset terbaru memperlihatkan bahwa titanium dioksida dapat menimbulkan gangguan kesehatan jika masuk ke dalam jaringan paru-paru. Oleh karena itu, sebelum para peneliti ini menemukan solusi yang lebih aman, material kain ini belum bisa dimanfaatkan lebih luas.
Semoga kain ini bisa segera disempurnakan dan lebih aman. Dengan begitu, mimpi manusia untuk mengenakan pakaian yang bisa bersih sendiri, bisa terwujud segera.