Untuk Samsung Electronics dan 270.000 karyawannya di seluruh dunia, 2013 adalah tahun terbaik. Satu dari setiap tiga smartphone yang terjual adalah merek dari Samsung Electronics, dengan pengiriman lebih dari 300 juta perangkat, perusahaan asal Korea Selatan yang paling terkenal di panggung dunia merayakan keberhasilannya, dan para karyawan merayakan bonus tahunannya yang total berjumlah $740 juta.
Telah menjual lebih banyak smartphone daripada perusahaan lain, Samsung diatur untuk mengkapalkan smartphone lebih banyak di tahun ini. Penjualan smartphone akan melompat lebih dari 20 persen menjadi hampir 400 juta unit, menurut Counterpoint Technology Market Research. Tapi itu mungkin tidak akan masuk ke dalam rekor penjualan Samsung Electronics lagi pada tahun ini dan ini adalah skenario yang diantisipasi oleh investor yang diikuti dengan harga saham Samsung turun 17 persen sejak awal 2013.
Laba Samsung Menurun
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, laba bersih kuartal Samsung turun dari kuartal sebelumnya, hasil terbaru pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa pembuat smartphone Galaxy mengatakan laba bersih untuk periode Oktober-Desember turun 11 persen dari kuartal ketiga menjadi 7,3 triliun won ($6.8 miliar).
Bisnis mobile, yang umumnya menyumbang sekitar 70 persen dari pendapatan Samsung, membukukan laba terkecil dalam setahun setelah penjualan menurun sedikit dari tiga bulan sebelumnya. TV, produk andalan Samsung, juga mengecewakan.
Samsung mengisyaratkan bahwa penurunan laba mungkin tidak bersifat sementara. "Ini akan menjadi tantangan bagi kami untuk meningkatkan pendapatan kami di kuartal pertama," timpal Robert Yi, kepala hubungan investor.
Pemegang saham telah terus-menerus cemas bahwa kas Samsung akan menjadi kurang menguntungkan karena penjualan telah mencapai kejenuhan dalam negara-negara maju dan ponsel premium tidak menjual di negara-negara berkembang. Analis memperkirakan bahwa divisi mobile Samsung akan mengalami sedikit penurunan laba pada tahun 2014, menambah kekhawatiran investor bahwa perusahaan telah menjadi terlalu bergantung pada smartphone. Penjualan smartphone Samsung tidak akan tumbuh banyak di Eropa Barat atau Amerika Utara dan sebagian besar pertumbuhan penjualan akan datang dari Afrika, Eropa Timur dan India di mana harga rata-rata smartphone lebih rendah, kata Thomas Kang, seorang direktur di Counterpoint. Satu harapan bagi para pemegang saham adalah bahwa bisnis chip Samsung, yang memasok perusahaan seperti saingannya, Apple Inc, dapat mengambil beberapa keuntungan.
Pada panggilan konferensi pendapatannya, seorang eksekutif Samsung mengatakan perusahaan mengharapkan pengiriman smartphone meningkat 4 sampai 6 persen selama tiga bulan pertama 2014, sementara penjualan tablet akan tumbuh kurang dari 5 persen dari kuartal sebelumnya.
Belajar dari Keterpurukan Nokia
Para analis mengatakan Samsung kemungkinan akan mengungkap sebuah iterasi baru dari smartphone Galaxy bulan depan di Barcelona. Perusahaan juga meluncurkan tablet baru di Consumer Electronics Show di Las Vegas, berharap untuk mempersempit gap pangsa pasar tablet dengan Apple.
Tapi jatuhnya Nokia sebagai pembuat ponsel top di dunia juga merupakan pengingat bahwa tidak ada perusahaan teknologi yang bisa tinggal di atas selamanya. Sebuah sumber utama kekhawatiran bagi Samsung adalah China. Perusahaan-perusahaan Cina yang menjual TV dan ponsel dengan cepat mengejar dengan produk yang lebih murah dan dengan peningkatan kualitas.
Persaingan dari Perusahaan Cina
Perusahaan-perusahaan Cina seperti Lenovo, Skyworth dan Huawei dapat menyaingi perusahaan-perusahaan Korea Selatan lebih cepat dari yang diharapkan, kata Son Jae-kwon, penulis “Disruptors,” sebuah buku tentang perusahaan teknologi Silicon Valley. "Orang-orang tidak mengharapkan inovasi datang dari Cina, tapi sekarang berbeda," kata Son. Dia membandingkan smartphone dan TV dari China yang berinovasi dengan pengiriman cepat produk murah dan solid untuk perusahaan pakaian seperti Zara dan H&M.
Persaingan di pasar smartphone Cina akan menjadi "agak lebih intens," kata seorang eksekutif Samsung senior, Kim Hyunjoon, seperti Apple yang telah mulai menjual iPhone melalui China Mobile Ltd yang memiliki 750 juta pelanggan. Tapi Kim mengatakan Samsung melihat peluang bisnis di Cina mengarah pada smartphone. "Dengan penyebaran layanan nirkabel LTE, akan ada lebih banyak permintaan untuk perangkat High-end” tambahnya. Namun untuk pasar TV, pabrikan China masih tertinggal dalam penjualan TV secara keseluruhan dari Samsung. Samsung memproduksi lebih ultra-HD TV dengan biaya lebih murah yang dikenal sebagai 4K.
Samsung juga mencari terobosan dalam bisnisnya dengan “smart home” di mana perangkat mobile, lemari es, TV, dan AC dapat terkoneksi satu sama lain. Dalam pidato tahun barunya, chairman Samsung Lee Kun-hee mendesak karyawan untuk "berubah sekali lagi" dan untuk membuang strategi bisnis dari lima atau 10 tahun yang lalu. [PY]